Kamis, 31 Januari 2013

Sebuah Amanah


Sekolah Guru Indonesia, siapa yang menyangka sebelumnya aku akan bergabung di dalamnya. Beberapa bulan yang lalu aku sama sekali tak tahu bahkan belum pernah mendengar mengenai program ini. Sampai suatu ketika aku sedang browsing di internet dan melihat iklannya terpampang di salah satu website, aku pun tertarik. Iseng – iseng mendaftar walaupun sebenarnya sudah terlambat dan tak menyangka akan dipanggil untuk menjalani serangkaian tes yang harus dilalui. Tetapi sepertinya memang inilah jalanku. Berbagai macam hambatan dan rintangan yang aku lalui tetap tak menurunkan keyakinanku untuk terus melanjutkan perjuanganku di tempat ini. Keyakinan yang aku juga tak mengerti entah dari mana asalnya. Bersumber dari hati nurani yang terdalam, mengesampingkan segala logika dan ego yang dimiliki. Aku hanya merasa bahwa di tempat inilah proses hidup mendekati tujuan hidupku akan tercapai.
            Apapun yang dikata orang lain, aku merasa bahwa pilihan inilah yang tepat untukku. Allah menakdirkan aku untuk banyak belajar di sini dan begitulah halnya. Ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini aku merasakan sesuatu yang berbeda. Lingkungan yang benar – benar baru, berbeda dengan sebelumnya. Entah mengapa aku yakini ini semua akan membuatku menjadi lebih baik. Aku bertemu dengan teman – teman baru di sini. Dua puluh Sembilan orang mahasiswa SGI 4 yang bagiku sungguh luar biasa. Terus terang sebenarnya aku merasa tidak ada apa – apanya dibanding mereka.  Mereka memiliki kemampuan, kemauan dan semangat besar yang selalu membuatku terkagum – kagum. Banyak hal yang kupelajari dari mereka. Kedekatan mereka dengan Allah, kecerdasan inelektual dan emosional mereka yang tinggi memberikan teladan padaku untuk dapat berbuat seperti mereka.  Lingkungan ini secara langsung dan tidak langsung menginspirasiku untuk bisa belajar dan berbuat dengan lebih baik lagi.
            Aku sadar, amanah yang kutanggung begitu besar ketika aku memutuskan untuk menjadikan SGI menjadi salah satu pilihan hidupku. Teringat pernyataan seorang staff SGI bahwa Sekolah Guru Indonesia itu dibiayai oleh biaya zakat dari Lembaga  Dompet Dhuafa, dan mengapa kami berada disini padahal kami bukan orang yang berhak menerima zakat, hal itu dikarenakan kami tergolong kaum jihad fisabilillah, salah satu kaum yang berjuang di jalan Allah dan berhak menerima zakat. Hal itulah yang memompa motiasiku untuk terus semangat berjuang dan menjalankan yang terbaik. Jangan sampai aku melalaikan amanah besar yang diberikan di tanganku apalagi sumbernya berasal dari dana yang ditujukan semata – mata hanya untuk Allah.
            Begitu banyak hal menarik dan inspiratif selama masa pendidikanku di SGI. SGI memberikan motivasi untuk membangkitkan jiwa guru dalam diri. Bukan hanya sekedar guru yang mengajar di kelas, tetapi guru yang dapat mengajar, mendidik dan memimpin. Kesadaran kami dikembalikan dengan pertanyaan mengapa ingin menjadi guru. Tentunya bukan hanya sekedar profesi untuk mencari uang belaka, tetapi dengan tujuan yang lebih mulia, keinginan untuk memberikan suatu manfaat kepada orang lain. Guru yang bisa menginspirasi banyak orang, guru yang mengajar dari hati, bukan hanya sekedar menggugurkan kewajibannya. Kami diajarkan bagaimana caranya mengajar dengan cara yang sebegitu menariknya, membuat siswa – siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar.  Kami juga diajarkan mengenai keadaan psikologi siswa yang tentunya begitu bermanfaat untuk lebih mendekatkan diri dengan mereka. Semua hal yang bermanfaat itu aku dapatkan hanya di SGI. Aku merasa bersyukur telah diberikan kesempatan untuk bergabung di Sekolah Guru Indonesia. Semoga semuanya dapat membuatku bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya.
SGI ….
Bangga Jadi Guru….
Guru Berkarakter…..
Menggenggam Indonesia….
********************
            

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar