Minggu, 26 Mei 2013

Happy Birthday Mom

Today I just wanna say ........


to one of a great woman ... one of the inspiring person that i ever had...She is totally perfect woman. I think there is no anything which can't be done by her. A clever person, a good housewife, a great leader .. really multitalented...hmm sometimes make me think, although we are so close, why do i cant be like her. Yeah .. maybe i have to learn more about it. A special thanks i want to say to her, who give me a chance to be present in her life. A big sorry cause of  many problems which is very annoying that i had  done and my bad behavior that can't be excused.

Happy birthday MOM ...i wish all of the best for you.  I hope someday i can be make you are happy and be a person who is as good as you.

Tiga huruf teruntai kata
Sederhananya berjuta makna
Menebar kasih penuh pesona
Senyum tersungging berbuah surga
Memori berbalut indah kenangan
Saat kecilku dibuai olehnya
Tangisan pecah tanpa upaya
Dekapan hangat masih terasa
Ketulusan hati menabur bahagia
Pengorbanan jiwa beserta raga
Tanpa pamrih tanpa harapan
Segala daya dijalaninya
Demi kita rasa kebahagiaan
Oh ibu
Pengorbananmu sungguh mulia
Kebaikanmu sungguh tak terhingga
Kesalahanku melampaui semua
Harapan maaf tiada terkira
Entah apa yang dapat kuperbuat
Sebagai tanda balasan jasa
Teriring doa setiap saat
Supaya kita selalu bersama

5 Kampus dengan Jurusan Matematika Terbaik di Indonesia

KOMPAS.com Berminat masuk jurusan Matematika? Selamat. Belakangan ini, jurusan Matematika menjadi salah satu jurusan yang paling diminati, termasuk di Tanah Air. Banyak kampus di Indonesia yang menyediakan jurusan Matematika.

QS World University Rankings by Subject 2013 merilis daftar lima kampus dengan jurusan Matematika terbaik di Indonesia. Kampus-kampus apa saja?

Sebagai perguruan tinggi eksakta yang tersohor di Tanah Air, Institut Teknologi Bandung (ITB) dikukuhkan di peringkat pertama. Hanya saja, ITB tak menembus peringkat 200 besar dunia untuk kategori jurusan ini.

Sementara itu, Universitas Muhammadiyah Malang masuk daftar lima besar. Sebenarnya, di kampus ini bidang studi Matematika secara spesifik berada di program studi pendidikan Matematika di bawah naungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Berikut daftar lengkap lma besar kampus dengan jurusan Matematika terbaik di Indonesia:

1. Institut Teknologi Bandung
2. Universitas Gadjah Mada
3. Universitas Airlangga
4. Universitas Indonesia
5. Universitas Muhammadiyah Malang

Di Asia, lima perguruan tinggi dengan jurusan Matematika terbaik adalah National University of Singapore (NUS), The University of Tokyo, The Chinese University of Hongkong, Kyoto University, dan City University of Hongkong. NUS masuk dalam daftar 10 besar peringkat ini.

Sementara itu, di urutan teratas masing-masing University of Cambridge di Inggris, Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat, Harvard University di AS, University of California Berkeley di AS, dan University of Oxford di Inggris.

Dalam melakukan pemeringkatan, QS World Ranking menggunakan indikator reputasi akademik, kualitas sumber daya manusia, jumlah tingginya kutipan yang dipakai peneliti, indeks H yang digunakan untuk mengukur produktivitas dan dampak dari sebuah karya ilmiah para peneliti dan sarjananya, serta kekuatan spesialisasi pada disiplin ilmunya.

sumber :
http://lipsus.kompas.com/trenKuliah/read/2013/05/15/12023619/5.Kampus.dengan.Jurusan.Matematika.Terbaik.di.Indonesia

Sabtu, 25 Mei 2013

Panggilan itu ...

Keinginan yang senantiasa hadir dalam kehidupan kita merupakan panggilan Tuhan kepada hambaNya, Karena Tuhan lah Yang meletakkan keinginan itu di dalam diri kita, tiada lain dan jelas keinginan itu yang baik. Sepantasnyalah sikap kita sebagai hamba yang baik adalah memenuhi panggilanNya.
Namun sayangnya tidak jarang kita menolak panggilanNya, merespon keinginan itu dengan sederet kalimat pertama; "mana mungkin ?" atau "apa bisa ?", merupakan penolakan kita terhadap panggilanNya. Padahal Tuhan sudah menganjurkan kita untuk tidak berputus asa terhadap rahmatNya bahkan jangan pernah berprasangka buruk kepadaNya. Karenanya jangan pernah kita membatasi panggilan Tuhan, sudah sifatNya Maha Berkehendak terhadap siapa dan apapun.
Jika diibaratkan; Keinginan itu adalah sebuah 'buku tugas' dengan jumlah halaman tertentu, maka lembar-lembar buku itu adalah tugas-tugas harian yang mestinya kita lakukan. Tugas-tugas harian yang sederhana, hanya perlu dilakukan perhari dengan sepenuh hati.
Bukalah halaman pertama 'buku tugas' kita dengan niat yang baik, kemudian Tuhan akan segera merespon dengan pertanyaan "what next ?" Kita lanjutkan ke halaman selanjutnya dengan tugas kita berikutnya berupa doa. Tuhan pun akan bertanya lagi "what next ?" Kita sambut dengan tugas berikutnya; "do the best what we can do, right here right now". Itulah tugas harian kita disamping memohon ampun, bersyukur dan bersabar penuh harap kepadaNya. Begitu selanjutnya, lembar per lembar.
Jangan pernah menduga-duga, apalagi mencampuri urusan Tuhan. Tuhan akan memberikan jalan dari yang tidak diduga-duga dan boleh jadi dugaan kita lebih kecil dari rencanaNya. Ingatlah selalu bahwa Tuhan beserta prasangka hambaNya, Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Sehingga tidak perlu juga kita persoalkan jumlah halaman 'buku tugas' kita, karena Tuhan tahu sebatas mana kemampuan kita.
Sebuah 'buku tugas' bukan selesai ketika seluruh lembar halamannya sudah kita buka dan baca. Tugas kita selesai ketika kita menyelesaikan lembaran tugas hari ini, cukup dan selesai. Karena kita tidak pernah tahu esok atau lusa apakah kita masih hidup untuk menyelesaikan seluruh lembar halaman yang tersisa. Jadi pastikan, selesaikan tugas hari ini dengan sebaik yang kita mampu lakukan hari ini, boleh jadi ini hari terakhir kita hidup. Tetapi jangan khawatir; setelah kita upayakan tugas dengan kemampuan terbaik, dengan rahmatNya Tuhan lah Yang akan menyempurnakan seluruh tugas kita.
Kita hanya perlu konsisten melakukan lembaran tugas harian dengan sebaik-baiknya. Tentu saja, semakin baik dan cepat kita melaksanakannya, semakin cepat pula sebuah 'buku tugas' selesai. Jika sebuah 'buku tugas' selesai dengan kualitas penyelesaian terbaik, maka Tuhan akan memanggil kita dengan 'buku tugas' baru yang jauh lebih bernilai dalam pandanganNya. Artinya jika kita selalu mau meningkatkan kualitas, kita semestinya lebih baik dari kemarin dan esok semestinya lebih baik dari hari ini.
Ukuran kualitas penyelesaian tugas-tugas kita adalah dampak manfaatnya. Semakin besar dampak manfaat yang dihasilkan, semakin baik kualitas kita. Dan dengan kasihNya, Tuhan selalu memberikan hadiah berupa kebahagiaan sebesar kualitas yang kita hasilkan. Jadi, tingkatkan saja ukuran kualitas, pasti kebahagiaan seukuran itu pula menghampiri kita.
Jauhi kebiasaan buruk, menilai kualitas orang lain dengan ukuran 'buku tugas' nya. Tuhan sudah menciptakan kita untuk berbeda, namun dengan cara itu pula Tuhan memberikan rahmatNya. Akhirnya, mari kita selesaikan semua tugas-tugas kita dengan cara terbaik dan semakin baik. Walaupun isi 'buku tugas' kita hanya untuk menyelamatkan seekor nyamuk.

sumber : copas dari sebuah email alumni mindfocus

Jumat, 24 Mei 2013

Langganan Juara Olimpiade Internasional, Made Tantrawan Lulus Cumlaude

         Berita yang begitu amazing menurutku mengingat perjuangan  tujuh tahun yang lalu, jatuh bangun hanya sekedar supaya tidak mendapatkan nilai C ataupun tidak depresi menjelang ujian. Ajaibb....salutt...brilian.... entah apa yang bisa menggambarkan kecerdasan salah seorang adik angkatan ini. Hwehehe ^_^

      YOGYAKARTA - Sering menjadi langganan juara Olimpiade Matematika Internasional di Bulgaria dalam tiga tahun berturut-turut mengantarkan Made Tantrawan, 21 Tahun, menjadi satu-satunya lulusan yang lulus cumlaude dengan nilai IPK tertinggi 4,00 dalam acara wisuda 1.598 lulusan sarjana dan Ahli Madya di Universitas Gadjah Mada, Selasa (21/5).
      Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan I Wayan Berata dan Ni Ketut Kanten ini tidak menyangka jika ia bisa lulus dengan nilai IPK 4,00. Pasalnya ia mengaku sempat mendapat nilai B untuk salah satu mata kuliah. Beruntung, nilai B tersebut hanya mata kuliah pilihan. Sehingga bisa dihapus soalnya Made mengambil mata kuliah pilihan lebih banyak dari yang disyaratkan. "Setelah konsultasi dengan dosen pembimbing, akhirnya bisa dihapus,"kata pria asal Denpasar, Bali ini kepada wartawan, Rabu (22/5).
Selain meraih nilai IPK sempurna 4,00, Made juga lulus dalam tempo 3 tahun 4 bulan, lebih cepat dibanding dengan rata-rata lulusan sarjana yang diwisuda kemarin yang lulus dalam waktu 4 tahun 6 bulan. Apa rahasianya? dengan senyum mengembang, Made menuturkan dirinya tidak memiliki resep khusus kecuali datang kuliah tepat waktu dan selalu mendengarkan dosen saat mengajar agar materi yang disampaikan bisa dimengerti. "Di kelas saya hanya cukup paham dengan materi yang disampaikan. Saat ujian tinggal membaca saja materinya sekilas,"ungkapnya.

Apakah harus ada alasan untuk menangis ?



Kadangkala kita ingin menangis untuk meluapkan segala emosi yang ada di jiwa. Seseorang bertanya apakah boleh hanya dengan alasan keinginan. Pastilah Isaac Newton dengan hukum aksi reaksinya tak akan setuju mengenai hal itu. Adanya reaksi timbul karena adanya aksi, kalau hanya berlandaskan karena “ ingin “,  itu tak akan cukup kuat untuk dijadikan alasan dan hanya menimbulkan pertanyaan baru. Mengapa ingin saja tak boleh, aku pun tak tahu. Yahhh..bisa pula kita mengambil alasan lain, ingin mencuci bola mata yang jarang dibersihkan. Karena menangis adalah sebuah kebutuhan dan membersihkan bola mata akan menajamkan penglihatan kita. Apakah alasan tersebut bisa diterima dengan akal sehat manusia normal? Aku tak yakin itu bisa, tetapi paling tidak seingatku pada pelajaran ilmu pengetahuan alam pernyataan tersebut sangatlah ilmiah dan merupakan fakta yang tak bisa dipungkiri. Entah apakah ingatanku tentang hal tersebut masih bisa dipercaya atau tidak. Tetapi sepertinya alasan macam itu juga tidak bisa menjadi bukti yang kuat untuk membuat orang  lain percaya. Alasan itu selalu ada kan, kata mereka. Bahkan ketika kita melihat bayi menangis, itu adalah suatu pertanda karena dia sedang buang air, lapar, mengantuk ataupun pernyataan tak terucap lainnya. Ketika menonton film sedih kita menangis, itu pun wajar, mungkin saat itu hati kita sedang teriris – iris. Tetapi jika alasan yang diberikan hanyalah karena keinginan tak berdasar, apakah itu wajar. Saat itu terjadi mungkin ada alasan yang tak ingin dimunculkan karena suatu alasan yang lainnya, atau mungkin pula karena terlalu banyaknya alasan sampai bingung tak tahu manakah yang paling tepat menggambarkannya. Ataukah ada luapan emosi terpendam dari hati yang terdalam dan terkubur di dalam diri yang belum dapat tersalurkan seperti halnya gunung berapi yang ingin memuntahkan lavanya. Entah apakah satu dari alasan yang dikemukakan itu adalah benar. Bingung rasanya ketika diharuskan mencari jawaban yang tepat mengenai adanya alasan untuk menangis. Karena  ingin. Titik. Sampai di sini rasanya tak perlu ada pertanyaan lain. Karena jika diajukan pertanyaan pun aku sangat tidak paham mengenai hal tersebut. Sudahlah. Hanya biarkanlah air itu bermuara pada tempat yang tepat, sampai datang masanya air baru mengisinya.

Rabu, 22 Mei 2013

Pengalaman Pertamaku Mengajar



SD X ( anggap saja seperti itu ) … mungkin akan menjadi tempat yang tak terlupakan bagiku. Di sinilah tempat pertama kali mengajar bagiku yang sebelumnya tak memiliki pengalaman sama sekali. Yaa… minggu ini adalah minggu observasi. Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi di sekolah – sekolah sekitar sini. Kemudian dengan metode undian, ternyata kami dari kelompok Reformasi mendapatkan amanah bersama tim Pelangi untuk melakukan observasi di SD ini . Hmm… perasaanku campur aduk tak karuan. Karena tidak hanya melakukan penilaian saja di hari Rabu, tetapi kemudian di hari Kamis dan Jum’at kami ditugaskan pula untuk praktik mengajar di sekolah tersebut. Apakah aku sanggup, pikirku. Terbersit sedikit keraguan dalam benakku. Tetapi aku mencoba untuk menepis semuanya, menganggap ini adalah proses pembelajaran yang pastinya akan menjadi kenangan dan pengalaman berharga seumur hidup. Yeahhh…here I’am … Let’s start it ..

Rabu, 28 November 2012
Aku bersama timku, Reformasi dan tim Pelangi yang begitu kebetulannya merupakan sesama penghuni Paviliun 6 berjalan bersama – sama menuju TKP. SD X tak  begitu jauh dari asrama kami. Hanya dengan berjalan kaki kami dapat mencapai lokasi tak kurang dari 10 menit. Hmm …Dengan penuh semangat aku melangkahkan kakiku ke sekolah itu. Memasuki gang – gang kecil yang ada akhirnya aku dapat melihat dengan jelas plang bertuliskan SD X. Kami bersama Pak Amru mencoba menemui kepala sekolah yang bersangkutan untuk meminta izin. Sambil melihat lingkungan di sekitar aku mulai menilai, tidak terlalu luas dan yahh bisa dibilang lingkungannya kurang bersih dan kurang rapi menurutku. Tetapi, aku belum tahu pasti bagaimana kondisi siswanya. Setelah meminta izin pada guru yang mengajar di sana, kami mulai mencoba melakukan observasi kelas. Dengan melakukan pembagian tugas, kami memilih kelas yang akan kami masuki. Kebetulan aku bersama Uni Nova memutuskan untuk masuk di kelas 1A. Sepertinya akan menarik untuk mengetahui kondisi di kelas rendah. Aku memasuki ruangan yang sebelumnya aku tak mengira itu adalah sebuah ruangan kelas. Sebuah ruangan kecil di pojok yang menurutku begitu dipaksakan. Begitu sempit dan kurang ventilasi. Udara begitu panas walaupun kipas angin sudah dinyalakan. Pintu yang ditutup menambah pengap suasana kelas. Tetapi bagaimanapun juga pintu harus ditutup karena anak kelas satu terkadang masih begitu aktif untuk berlari – larian bahkan untuk ke luar kelas. Aku dan Uni Nova duduk di bangku belakang sambil memperhatikan si guru mengajar murid – muridnya. Hmm…ternyata tak mudah. Setengah mati ibu guru harus meneriakkan suaranya supaya tak kalah jauh diabanding siswa – siswa yang dengan semangatnya berteriak – teriak dan berlarian kesana kemari. Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Wow.. apakah aku sanggup menghadapi anak – anak seperti itu, pikirku. Walaupun tidak semuanya yang tidak bisa diatur. Ada juga yang diam memperhatikan, ada yang sibuk menggosip dan bermain, dan ada juga yang begitu aktifnya mengganggu temannya yang lain. Berbagai macam karakter yang berbeda yang akan menjadi pelajaran bagiku, karena pada dasarnya begitulah kenyataan di lapangan. Si bu guru begitu sibuknya menerangkan pelajaran tentang tata terib yang kemudian diikuti dengan siswa yang belajar membaca dan menuliskan kalimat – kalimat di papan. Lucunya karena aku duduk di belakang, terkadang siswa – siswa tersebut menoleh ke belakang melihatku penuh rasa ingin tahu dan ketika aku balik menatap mereka , mereka kembali menghadap depan. Hihihi…begitu lucunya mereka. Masih terlihat polos dan lugu. Aku mulai membayangkan, bagaimana mereka ya kalau sudah besar. Pastinya sudah tidak selucu sekarang. Yahh..masa – masa anak – anak. Terkadang aku ingin kembali ke masa itu, menikmati hidup yang seakan tanpa beban. Hanya bermain dan belajar, tanpa permasalahan.

Kalbu Berkata




 Ketika ayunan kaki berbalik arah ke belakang dan melihat sekeliling kemudian bertanya pada diri sendiri, apa yang dilakukan bayanganku waktu itu. Setapak demi setapak kuayunkan langkah menuju masa seakan megalitikum  yang terkadang membuatku begitu gusar, meratapi kenangan itu yang telah tertanam seperti paku yang tertancap di papan kebahagiaan. Sambil melihat kenyataan manusia pada umumnya, bagaimana otakku bisa berjalan melampaui apa yang seharusnya tak kulampaui. Entah mengapa aku tak tau, apa sebab musabab yang telah menjadi factor  berkembangnya ketakperluan yang merugikan itu. Perlahan ketika ku tersadar, usaha untuk mengubahnya pun begitu susah, entah  batuan beku, sedimen atau metamorfkah  yang mengganjalnya. Ada yang salah pastinya, karena setelah kumenimba akan percikan – percikan pengetahuan, semuanya tak patut terjadi. Siapa yang salah itu pun aku bertanya. Tetapi sebenarnya semua itu tak bermanfaat lagi karena angin itu sudah berhembus ke tempat yang tak tahu pastinya. Hanya saja mengapa ada banyak tumbuhan yang dirusaknya. Ketika setiap detik waktu kehidupan kemudian bertemu dan bertemu lagi, sejauh apapun aku berusaha berlindung dan dia tetap bisa menangkapku. Aku tak tahu lagi kemana harus berjalan, hanya Allah Yang Maha Esa harapan hidupku. Mengapa dia selalu menemukanku di tempat persembunyianku, tanyaku. Bahkan semua sudah tahu bagaimana jawaban pertanyaan yang begitu retoris dan tak membutuhkan jawaban macam itu. Seolah – olah menjauh, padahal selalu mengantonginya, membawanya kemana – mana dan dia tetap bersemayam kuat. Kucoba kucuci bersih semuanya tetapi tak kunjung hilang. Kucoba membuangnya dan membeli yang baru tetapi selalu saja ada yang menemukannya dan memberikannya untuku. Kenapa kamu membawanya untukku,, aku mulai kesal. Dia, kamu, mereka, mengapa mengembalikan benda tak berharga itu. Aku tak membutuhkannya. Itu hanya memperlambat langkahku dan membuat tubuhku semakin berat. Karena semua itu tak bisa dibuang ke tempat biasa, semuanya harus dimusnahkan dan hanya aku yang dapat  dengan bantuan Sang Maha Pencipta tentunya. Lelah terkadang selalu  berlari. Keringanan yang selalu mencari celah merasa terganggu. Apakah ada probabilitas yang muncul akan hilangnya ketidakinginan yang tiba  pada waktu yang tak pasti?Semuanya hanya menjadi hama yang berparasit ke dalam kalbu dan menghalangi cahaya itu datang membawa bendera kemerdekaan. Benarkah sesuatu itu telah membatu ? Ombak yang besar dan badai yang menghadang tak mampu menghancurkannya. Aku hanya berharap mereka dapat mengikisnya, walaupun itu perlahan seakan menunggu fosil itu ada sejak kepergiannya. Kesabaran ternyata sangat dibutuhkan. Lilin dari kejauhan itu aku harap adanya, yang membawa penerangan dalam kegelapan jiwa dan sukma.

Senin, 20 Mei 2013

Keikhlasan Teh Yan



Keikhlasan. Itulah sebuah kata yang paling pantas  untuk menggambarkan wanita paruh baya ini.  Seorang sosok wanita yang begitu luar biasa, dengan penuh kesabaran dan kesungguhan mau merawat orang – orang tua renta yang bahkan tidak memiliki tali ikatan darah dengannya. Teteh Yan Royani, itulah namanya.  Wanita berusia 44 tahun ini  adalah pengurus panti jompo milik yayasan Muhamadiyah Tanjung Pandan Belitung.  Asalnya dari Sukabumi, Jawa Barat, itulah alasan orang – orang biasa memanggilnya dengan sebutan “ teteh “ dalam bahasa Sunda yang merupakan sebutan untuk kakak perempuan. Asal mula dia datang di Belitung yaitu karena mengikuti pekerjaan suaminya. Kemudian sampai pada akhirnya  sekitar tahun 2007, dia ditawari sebuah pekerjaan yaitu mengurusi Panti Jompo milik yayasan Islam Muhamadiyah yang kemudian dia terima. “ Dulunya penghuni panti hanya ada satu orang. Seorang nenek yang sekarang sudah meninggal. Waktu itu saya belum tinggal di tempat ini seperti sekarang, saya hanya bekerja di siang hari dan pulang pergi dari rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter dari panti, “ ceritanya. Tetapi karena akhirnya dia berpisah dengan suami yang sebelumnya  pada tahun 2008, dia memutuskan untuk pindah, tinggal di panti tersebut sambil mengurusi orang – orang tua yang membutuhkan.
“ Dulunya awal – awal masih sedikit orang tua yang ada di sana, “ tambahnya “ tetapi saat ini jumlahnya begitu lumayan. Sampai mencapai 11 orang, yang terdiri dari 5 orang kakek dan 6 orang nenek. “ Sebagian besar dari orang – orang tua tersebut adalah orang – orang yang tidak memiliki keluarga, tidak memiliki istri / suami ataupun anak. Ada juga beberapa orang yang sebenarnya memiliki anak, tetapi karena terlampau sibuknya sehingga sepertinya tidak bisa mengurusi orang tuanya sendiri. Begitu miris memang melihat orang – orang tua yang tampaknya sudah begitu tak berdaya, malah tidak ada yang memberikan perhatian. Tak habis pikir pula ada anak – anak yang semacam itu di dunia ini. Memang ada beberapa orang kakek dan nenek yang sesekali dikunjungi orang tuanya tetapi ada juga yang sama sekali tidak pernah dikunjungi. Walaupun rumah keluarganya itu diketahui cukup dekat. Begitu tega orang – orang semacam itu.  Teh Yan banyak bercerita mengenai pengalamannya menjadi pengurus panti jompo.
Berbagai macam suka dan duka telah dilaluinya. “ Sukanya ya terkadang lucu melihat ulah kakek dan nenek yang seperti anak kecil, “ katanya sambil tersenyum. “ Dukanya tak kalah banyaknya. Dengan berbagai macam karakter kakek dan nenek yang tinggal di sini, terkadang beliau – beliau ini suka semaunya sendiri dan susah diatur. “ Hal itu cukup melatih kesabaran wanita yang punya seorang anak ini. Memang tidaklah mudah menghadapi orang – orang tua. Tak beda dengan merawat anak bayi. Ada yang saking tuanya sudah tidak berjalan lagi dan harus buang air di dalam ember. Mau tak mau Teh Yan yang membersihkan. Ada pula yang harus memakai pampers atau popok dan terkadang dibuang sembarangan sehingga kotorannya menempel di mana – mana. Ada yang kalau makan suka protes tidak mau ini dan itu ataupun saking cerewetnya menganggap Teh Yan sebagai pembantunya. Belum lagi mengurusi kakek dan nenek yang sedang sakit, karena namanya orang tua pastilah  sering sakit – sakitan. Yang terparah adalah kalau sudah ada yang meninggal, semuanya teh Yan yang mengurusinya. Terhitung sudah ada enam orang yang meninggal ketika dia bekerja di sana. Diperlukan jiwa dan mental yang kuat untuk melakukan itu semua.  Kalau tidak karena keikhlasan dan k arena kecintaannya pada orang tua, tidak mungkin seseorang mampu bertahan di sana. “ Gaji memang ada tetapi itu semua tak sebanding dengan pengorbanan yang dilakukan. Biarlah semuanya saya niatkan untuk ibadah. Insya Allah semoga menjadi amal baik yang bisa membantu di akhirat kelak, “ ujarnya ikhlas.
Karena sudah enam tahun berjalan, sebenarnya masa tugasnya habis pada Agustus tahun ini, tetapi menurut rapat pengurus yayasan, masa tugasnya akan ditambah sampai pada tahun 2017. Menanggapi hal tersebut, teh Yan cukup berbesar hati menerima. Kalau  memang dia dibutuhkan dia akan melaksanakan, kalaupun ada pengganti belum tentu juga orangnya sanggup memikul beban seperti itu.  Dia merasa kasihan dan tak sampai hati kalau nantinya orang – orang tua tersebut tidak ada yang mengurusi. Kecintaan pada orang – orang tua yang dia anggap orang tuanya sendiri inilah yang selalu memberikannya motivasi untuk berbuat yang terbaik. Begitu luar biasa pengorbanan teh Yan. Semoga banyak teh Yan -  teh Yan lain di luar sana yang dengan tulus ikhlas mau berkorban untuk orang lain.

Kebangkitan Nasional



          Hari Kebangkitan Nasional mengindikasikan adanya kemajuan dari sebuah keterpurukan yang telah terjadi dan menjadi pelajaran untuk kehidupan selanjutnya. Kata “ bangkit “ dapat berarti bangun, bisa jadi bangun setelah terjatuh atau bangun dari masa tidur yang berkepanjangan. Kebangkitan nasional yaitu masa dimulainya kembali perjuangan  bangsa Indonesia, setelah bertahun – tahun ditindas oleh para penjajah , yang dengan tidak manusiawinya menjajah bangsa lain demi kepentingan pribadi dan egoisme belaka. Kita mungkin bisa membayangkan pada masa – masa itu, sungguh perjuangan para pahlawan kita dalam membela bangsa ini dengan berkorban peluh bahkan nyawa sekalipun perlu kita teladani.  Mereka berjuang demi kebangkitan Negara kita, demi kesejahteraan dan kebahagiaan bersama. Sungguh jiwa nasionalisme dan patriotism yang begitu tinggi. Sejak didirikannya organisasi Budi Utomo yang mengawali adanya pergerakan di Indonesia, dan semuanya membawa Indonesia pada awal kemerdekaan Negara Indonesia . Penting bagi kita untuk meneladani para pendahulu kita, sikap rela berkorbannya berjuang demi kesejahteraan bersama.  Kemudian bukan berarti setelah Negara kita merdeka perjuangan kita sebagai bangsa Indonesia berhenti begitu saja. Justru inilah dimulainya awal perjuangan. Awal perjuangan untuk  mengisi kemerdekaan,  memajukan Negara yang sudah usah payah dikembalikan oleh para pahlawan dari tangan penjajah.   
          Tidak usah muluk – muluk memikirkan bagaimana caranya membangkitkan Negara kita,. Sederhanyanya kita mulai saja dari diri sendiri. Mari kita bercermin sejenak, melihat diri kita. Bayangan siapa yang terlihat di depan kita, itulah gambaran diri kita. Apakah dalam bayangan itu kita masih duduk diam tanpa berbuat apa – apa, ataukah dalam bayangan itu kita masih dalam masa hibernasi, tidur panjang seolah – olah tanpa tujuan. Sudahkah kita bangun, sudahkah kita bangkit. Tanyakan itu dalam diri kita masing - masing. Berbagai macam persoalan dalam diri yang menjadi bumbu dalam kehidupan, sudahkah kita hadapi dengan lapang dada dan bijaksana. Apakah kita berani menghadapi itu semua, ataukah kita hanya duduk termenung meratapi nasib sambil mengutuki diri sendiri. Bangkitlah kawan…setiap manusia pasti punya masalah, jangan beranggapan bahwa kamu adalah satu – satunya orang yang memiliki masalah terberat di dunia ini. Masih banyak orang – orang di sekitar yang memiliki masalah lebih dari padamu. Karena itu marilah kita bangkit mulai dari sekranag. Bangkitlah,… lihatlah jalan lurus ke depan, lihatlah pintu yang terbuka lebar di depan, lihatlah setitik cahaya yang menghantarkanmu pada harapan dimana semuanya akan dapat berjalan seperti yang kita inginkan. Tetaplah optimis menjalani hidup. Janganlah terus menerus berada di posisi yang sama, kemajuan itu tak akan didapatkan hanya dengan membayangkan. Maka berbuatlah, berdirilah, bangkitlah dengan penuh semangat dan keyakinan bahwa semuanya akan baik – baik saja. Semuanya terjadi demi kehidupan yang lebih baik yang akan terjadi pada kita. Percayalah akan hal itu. Jika setiap orang di Negara ini telah bangkit  maka terwujudlah kebangkitan nasional yang sesungguhnya. Kebangkitan nasional pasca kemerdekaan demi kemajuan bangsa dan Negara kita.

"SELAMAT HARI KEBANGKITAN NASIONAL"
^____^