Senin, 28 Januari 2013

Belajar Baca Yukk!!!


 Eta huruf A .. tingali huruf A .. tunjuk huruf A …eta huruf A
Eta huruf B .. tingali huruf B .. tunjuk huruf B …eta huruf B
Eta huruf C .. tingali huruf C .. tunjuk huruf C …eta huruf C
            Suara nyanyian peserta PBA ( Pemberantasan Buta Aksara ) membahana di teras rumah Mak Isah. Lagu karangan tim PBA blok lapangan yang disadur dari salah satu lagu bahasa Inggris yang diajarkan oleh Pak Amru memang menjadi hiburan khusus sekaligus pembelajaran bagi mereka. Mbak Darni mencontohkan lagu itu dengan penuh semangat sambil menunjuk ke kertas kumpulan huruf alfabet. Sengaja kami mentranslete lagu itu dalam bahasa Sunda dengan alas an supaya bisa lebih masuk ke kepala mereka, juga karena beberapa dari mereka tidakterlalu bisa berbahasa Indonesia.
            Masih terbayang dalam ingatan sewaktu pertama kali aku dan Sani melakukan survey pertama dari rumah ke rumah di daerah lapangan untuk mengetahui siapa saja yang buta aksara di daerah tersebut. Dengan berbekal bahasa Sunda yang sangat minim kami mencoba mengetuk pintu demi pintu. Sebagian besar warga di daerah tersebut ternyata kurang bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang membuat kami cukup kewalahan. Proses survey selalu dilengkapi dengan kalimat “ Maaf bu, abdi teh teu tiyasa bahasa Sunda .“ Hanya itu yang kami pahami. Walaupun begitu keadaannya , dengan menggunakan bahasa tubuh dan bahasa campur aduk tak karuan, Alhamdulillah semuanya bisa berjalan dengan lancer.
            Aku begitu bahagia melihat peserta PBA yang begitu semangat. Usia tak menjadi kendala bagi mereka untuk terus menimba ilmu. Aku jadi malu sendiri, dengan usiaku yang masih terbilang muda ini terkadang aku malas – malasan untuk belajar. Sekitar 10 orang –an selalu hadir di rumah Mak Isah, tempat pembelajaran PBA setiap sorenya. Tak tampak wajah lelah di raut muka ibu – ibu dan bapak walaupun  mereka telah seharian bekerja di sawah.  Pada awal pertemuan yang dilakukan secara klasikal, setelah dievaluasi ternyata ada 3 kriteria yang bisa dikelompokkan. Kelompok pertama yang benar-benar tidak bisa sama sekali, kelompok kedua yang bisa sedikit – sedikit dan kelompok ketiga yang sudah lumayan lancer menulis dan membaca. Demi keefektifan proses pembelajaran, kami  membagi tugas berdasarkan ketiga criteria tersebut di pertemuan berikutnya. Kami menggunakan berbagai macam media pembelajaran seperti karton yang berisikan huruf alphabet, flash card ataupun bacaan. Berbagai usaha kami lakukan untuk membuat proses pembelajaran semenarik mungkin supaya mudah ditangkap oleh mereka.
            Permainan menyusun huruf, menyanyi dan berbagai macam tepukan melengkapi kegiatan kami setiap harinya.  Bukan hal yang mudah memang untuk mengajarkan orang yang sudah tua. Perlu kesabaran yang besar karena mereka akan begitu cepat melupakan apa yang telah ,diajarkan. Terlebih orang – orang lanjut usia yang belum mengenal huruf sama sekali. Tetapi melihat perjuangan mereka yang pantang menyerah membuat kami juga terus bersemangat membagikan ilmu kami. Semoga semangat belajar mereka tak berhenti walaupun kami sudah tak ada di Tambleg.

BACA JUGA :

2 komentar: