Selasa, 27 Mei 2014

Perbedaan Gejala Maag dan Masuk Angin

Apa perbedaan antara penyakit maag dan masuk angin? Pertanyaan tersebut akhir - akhir ini memenuhi pikiranku. Bagaimana tidak, sempat beberapa kali aku mengalami gejala - gejala yang aku ketahui merupakan gejala penyakit maag atau masuk angin. Aku katakan atau karena sepengetahuanku gejalanya kurang lebih mirip, seperti hilangnya nafsu makan, mual, terkadang sampai muntah. Hanya itulah yang kutahu. Terkadang aku jadi bingung memilih obat yang mana yang tepat untuk kuminum. Entah mengapa aku sering masuk angin. Mungkin karena aku tinggal di daerah yang berhawa dingin atau mungkin juga karena daya tahan tubuhku yang lemah. Kalau maag..pastilah karena memang pola makanku yang tak beraturan. Kadang makan sekali sehari, dua kali sehari, atau tiga kali sehari. Waktunya pun tak menentu. Kadang sarapan jam 10 pagi kadang juga makan malam jam 11 malam. Tak jarang aku mengabaikan jeritan perutku, " Tolong..beri aku makannn.." . Aku tak peduli.Aku malah memilih untuk tidur. Inilah akibatnya. Don't try this at home. Bagi yang anak kos pasti pernah merasakan bagaimana malasnya keluar cari makan ataupun makan sendirian tanpa ditemani siapapun. Hixxx..miriss..
Akhirnya aku mencoba mendiskusikan masalah ini dengan para sahabatku. "Bisa jadi itu gejala hamil. Gejalanya juga sama," kata seorang sahabat. Ngawurrrr...suami aja belom ada malah menuduh aku hamil. Hihi.. Akhirnya setelah berdiskusi panjang dengan mereka diperoleh beberapa kesimpulan mengenai gejala maag dan masuk angin :
Persamaan  :
sama - sama mual, hilang nafsu makan, sering bersendawa, terkadang sampai muntah
Perbedaan :
Masuk angin
- biasanya diikuti diare
- sering kentut
- perut kembung
- gak enak hampir di seluruh badan
- biasanya setelah muntah sudah terasa lebih enak
Maag :
- tidak diikuti diare
- perut keras
- hanya bagian pencernaan yang bermasalah, nyeri dan panas di bagian lambung
- mual berkepanjangan, perut diisi ataupun tidak tetap mual. Tersiksa dah pokoknya, seperti makan buah simalakama.
Begitulah sedikit informasi dari saya berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil diskusi. Jangan lupa jagalah kesehatan ya kawan, karena kesehatan adalah nikmat yang seringkali dilalaikan oleh manusia ( petuah untuk diriku pribadi khususnya ). Semoga bermanfaat ^_^

Jumat, 23 Mei 2014

Selamat Amar !!!!! ^_^

Alhamdulillah..hari ini aku mendapatkan sebuah berita gembira dari salah seorang siswaku dulu di SD Muhammadiyah Belitung, Amar Ma'ruf, yang dinyatakan lolos sebagai salah satu penerima manfaat beasiswa sekolah SMART ekselensia di Bogor. Perlu diketahui sekolah SMP - SMA berakslerasi ( 5 tahun) ini merupakan sekolah di bawah naungan yayasan Dompet Dhuafa yang memberikan beasiswa penuh untuk anak - anak dhuafa yang berprestasi. Waktu masih mengajar di Belitung aku mendaftarkan siswaku Amar karena melihat potensi yang dimilikinya. Sungguh sayang rasanya melihat anak - anak pintar  kurang mampu yang sebenarnya bisa menjadi orang luar biasa akhirnya malah tak menjadi apa apa,  jika tak difasilitasi dengan pendidikan yang optimal. Melihat kecerdasannya secara akademis dan  kecintaannya dengan ilmu agama Islam membuat aku berpikir bahwa sekolah ini akan cocok sekali dengannya. Proses seleksinya cukup panjang. Mulai dari tes administrasi, pelajaran, psikotes, interview dan survei rumah. Tetapi aku tetap yakin dia akan diterima melihat potensinya yang besar.  Jika dilihat lagi ke belakang, ternyata prosesnya tak begitu mudah. Awalnya  di tes pelajaran aku masih dapat menghandle membantu panitianya mengurusi pelaksanaan tesnya, karena panitia cabang Babel ada di Bangka yang lumayan jauh dari Belitung. Tetapi di tes-tes berikutnya aku hanya dapat membantu dari jauh karena masa tugasku di sana telah berakhir dan aku tak tau bagaimana harus mengurusinya. Alhamdulillah wali kelas 6, Bu Nunung mau membantu untuk mengurusi berbagai tahapan seleksi lainnya ( terima kasih bu Nunung :D ). Karena harus psikotes dan wawancara di Palembang yang cukup jauh, dengan modal yang pas pasan menjadi cerita tersendiri bagaimana arti sebuah perjuangan. Alhamdulillah, segala upaya dan doa pun akhirnya membawa kebahagiaan. Begitu gembira mendengar salah satu siswaku bisa terpilih di antara puluhan atau mungkin ratusan peserta yang mendaftar. Terima kasih ya Allah telah mendengar doa kami. Akhirnya aku hanya bisa mengucapkan..Selamat Amar!!semoga bisa menjadi generasi penerus bangsa yang saleh, cerdas dan berakhlak mulia. Jadilah pembawa kebaikan sesuai nama yang kau emban. Perjuanganmu masih panjang. Ibu selalu mendoakan Amar dari jauh. Keep spirit !!!! ^_^

Kamis, 22 Mei 2014

Pengalaman Ikut Workshop STIFIN

Akibat kegandrunganku dengan buku On karya kakek Jamil Azzaini, tanggal 5 April lalu aku dan kak Farida dengan semangatnya ikut workshop STIFIN di gedung BPPT Jakarta, yang katanya sih berguna untuk mengetahui apa passion kita sebenarnya untuk mendapatkan hidup yang "gue banget." Jadi tes STIFIN itu tes menggunakan alat untuk menganalisis sidik jari kita, sehingga kita tahu bagian belahan otak mana yang dominan kita pakai terus menerus. Istilahnya bakat genetik  yang merupakan anugerah dari Tuhan kepada setiap makhluk-Nya. Untuk pembagian kecerdasannya sendiri ada 5 tipe yaitu sensing, insting, intuiting, feeling dan thinking. Setiap kecerdasan punya ciri khusus yang berbeda satu sama lain. Misalnya orang sensing itu tekun dan pekerja keras tapi pelit. Thinking itu pintar, logis, sistematis tapi dingin dan tak peka. Intuiting itu imajinasi tinggi, visioner tapi malas melaksanakan. Feeling itu perasa, empati tapi mudah tersinggung. Terakhir, insting yang unik karena merupakan gabungan keempat tipe kecerdasan lainnya. Sebenarnya semua orang punya kelima kecerdasan ini tetapi dominasinya berbeda beda dan bisa dilihat dari sidik jari. Terkadang kita mendapatkan hasil yang tak disangka sangka karena ternyata kepribadian asli kita jauh dari penampakan kita sehari hari. Bisa diakibatkan lingkungan yang kurang mendukung, salah asuh atau faktor eksternal lainnya. Tetapi tetap saja, yang asli tak dapat menipu sekuat apapun kita mengubahnya.
Hasil tes STIFIN pun keluar. Hasilnya hmm...kak Farida sensing. Cocok sekali. Tipe orang rajin, pekerja keras dan perfeksionis. Calon orang kaya katanya hehe. Sedangkan aku malah tak terduga. Awalnya aku kira aku thinking soalnya aku anak eksak yang sering memakai otak kiriku. Cuek dan kadang tak peduli. Ternyata salah, keluarlah hasil "feeling ekstrovert" di sertifikatku dengan profesi yang cocok trainer, motivator, psikolog, conselour dsb. Sempat kaget sih. Jauh bener. Apalagi ada embel2 ekstrovert. Aku kan orang introvert, menurutku. Ternyata bakat genetik mengatakan lain. Entahlah karena lingkungan atau apa yang membuat berbeda. Tetapi kalau perasa memang benar sih, ini yang banyak orang tak tau, i'am just not expressive ^_^ . Yang jelas saya tak tegaan dan penyayang haha #pede.
Seru sih workshopnya, ilmu kita jadi bertambah. Berguna untuk anak2 muda yang bingung hidupnya mau diarahkan kemana dan para orang tua yang punya anak kecil untuk diketahui bakatnya dari dini supaya optimal dan tak salah jurusan. Bukannya promosi hanya sekedar sharing. Dengan mengetahui apa passion kita maka kita akan lebih menikmati hidup. Percayalah. Biarlah kita kita saja kaum yang sudah lanjut yang salah jurusan. Ayo kita mulai mengoptimalkan bakat2 generasi penerus kita supaya menjadi expert di bidangnya masing masing.