Rabu, 19 Juni 2013

Leadership starts with Self-Leadership



by : Erbe Sentanu

Pemimpin yang baik itu Penurut yang baik
Seperti Kepemimpinan, Kepenurutan itu ilmu dan pelajaran
Ingin jadi pemimpin?
Mulailah belajar jadi penurut
Pemimpin dan Penurut yang baik itu satu paket komplit yang seimbang
Tidak ada penurut, tidak ada pemimpin 
Penurut yg baik itu berilmu dan berhati besar 
Kalau kita punya banyak penurut yang baik, 
kita punya banyak pemimpin yang baik
Penurut itu ilmunya cuma satu: Menuruti kehendakNYA
Pemimpin harus ingat tugas dari Tuhan  

Senin, 17 Juni 2013

Masa Itu




Masa – masa itu aku selalu ingin bersembunyi di dalam lemari. Mengapa lemari? Entah aku tak tahu pula alasan yang tepat, mungkin karena tempatku berdiam saat itu tepat di depan sebuah meja belajar dengan lemari kecil tempat menyimpan buku di bawahnya. Hanya itu tempat diriku merasa aman menurutku. Tempat dimana aku tak dapat ditemukan oleh siapapun juga. Tempat di mana aku dapat bersembunyi dari suara – suara tak berdasar yang menghantuiku dan menusuk – nusuk jantungku. Bahkan di masa itu, sendiri rasanya lebih melegakan daripada harus beramai – ramai bersama orang lain. Puluhan orang atau ratusan ribu orang yang berdiam disana tak mampu membuatku merasa terhibur. Malah membuatku semakin terpuruk.  Saat itulah aku merasa aku begitu lemah, dengan alasan yang tak mudah diterima oleh akal. Aku begitu lemah karenaku … ya karenaku… bukan karena sesuatu apapun di dunia ini. Karena aku yang membuat lemah, karena aku yang membuatku terpuruk, karena aku yang membuatku stress, dan karena aku pula yang membuaatku frustasi. Jangan Tanya mengapa aku berani – beraninya melakukan hal itu kepada diriku sendiri. Bahkan sebenarnya aku pun tak mau hal tersebut terjadi padaku, tetapi aku selalu berhasil mengelabuiku, mengelabui hatiku, mengelabui segala pikiran, logika dan akalku. Aku yang itu sungguh aku pun begitu membencinya bukan hanya orang lain. Mereka pasti tak percaya tetapi itulah kenyataan yang terjadi. Seperti tak terkontrol, hal itu tentunya begitu merugikanku, tetapi aku sendiri tak berhasil mencegahku. Ada satu lagi tempat yang juga kuandalkan selain lemari tempatku bersembunyi. Sebuah ruangan dengan cermin disekelilingnya. Di situlah beberapa kali dalam tiap jamnya aku berdiri, memandangi diriku sendiri dari tiap sudutnya, menatap kosong, tanpa sedikitpun senyum yang ada di depanku. Hanya pikiran yang melayang – laying entah kemana aku pun tak tahu, berusaha mencoba mencari lubang untuk jalan keluar, untuk melepaskan semuanya, untuk merasa bebas, untuk melarikan diri dari semua masalah itu. Tetapi kenyataannya semuanya hanya ada di dalam pikiranku saja. Semua hanya imajinasi indah yang semu ada di pikiran, berharap pula ada mesin waktu yang mengembalikanku ke masa lain di mana aku berada di tempat yang tak seharusnya aku berada. Tetapi semuanya hanya ilusi, kenyataannya saat itu aku berada di tempat itu, berusaha mencari jalan keluar yang entah hanya diriku sendiri yang tahu. Sayangnya aku pun tak tahu. Bagaikan berada dalam penjara menandai kenyataan tiap harinya menanti adanya penolong yang membawaku keluar. Hmm sungguh masa itu … dimana aku belajar banyak hal, mengenai diriku sendiri, belajar mengenal diriku sendiri, belajar mengetahui kekurangan sendiri, yang sayangnya semakin membuatku membenci diri sendiri. Tetapi itu dulu … di masa itu ….masa yang akan kuingat selalu … tetapi aku berharap tidak ….

Pendidikan Untuk Apa?



Setiap tahunnya orang berbondong – bondong mendaftarkan anaknya  masuk ke dalam lembaga pendidikan bernama sekolah, tentunya bukan tanpa alasan. Pemerintah memang mengharuskan program wajib belajar tersebut yang diharuskan bagi seluruh warga Negara yang  memenuhi syarat. Tak sedikit pula orang yang pontang – panting dengan idealisme tinggi berjuang memasuki universitas yang diinginkannya, menghadapi puluhan ribu orang dengan pemikiran dan keinginan yang sama. Tetapi sayangnya tidak semua orang memiliki kesadaran semacam itu. Sewaktu masih kecil mungkin kita masih belum mengerti tentang apa pentingnya pendidikan, untuk apa kita harus rela bangun pagi – pagi untuk pergi ke tempat yang dinamakan sekolah itu. Yang kita tahu hanyalah karena kita sudah 6 tahun dan sudah waktunya masuk sekolah dasar, jadi kita hanya mengikuti alur masyarakat pada umumnya dan yang pasti mengikuti kata orang tua. Begitu pula ketika memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu tingkat menengah, dengan usia yang sudah beranjak hampir remaja, perlahan – lahan kita sudah menjadi sedikit mengerti tetapi masih belum paham benar mengenai pentingnya arti program yang diwajibkan pemerintah tersebut. Alasan seperti   mencapai cita – cita setinggi langit merupakan idealisme anak – anak yang dengan lancar diucapkannya tanpa mereka sendiri  mengerti akan esensinya. 

Momen Pelepasan Siswa - Siswi SD Muhamadiyah Tanjungpandan Belitung

Alhamdulillah ....puas rasanya aku telah menyelesaikan salah satu kegiatan yang sudah kurencanakan  ini. Walaupun sempat tak yakin apakah akan berjalan atau tidak, dengan penuh perjuangan akhirnya berlangsung juga acara pelepasan siswa - siswi kelas 6 di tempat penempatanku berada.  Angkatan ini adalah angkatan pertama yang diluluskan jadi merupakan momen yang cukup sakral dan perlu diabadikan. Inilah beberapa gambar yang sudah kuambil sebagai kenang - kenangan setelah setiap harinya berjuang melatih siswa - siswi dengan potensi yang luar biasa tersebut . Kita liat yukkk....

Paduan Suara Anak Kelas 4 + Ayu ( Kelas 5 ) sebagai dirigen


Pose Dulu Bersama Siswa - Siswi Sebelum Acara Dimulai

Siswa - Siswi Kelas 6 yang Telah Diluluskan

Mahfuz dan Maya ( Kelas 5 ) sebagai Pembaca Tilawatil Qur'an

Amar Ma'ruf si Dai Cilik yang Bercita - cita Menjadi Ustadz

Lucunya Siswa - Siswi Kelas 1 & 2 dalam Tarian I Love U Full

Tarian Sajojo oleh Anak - Anak Kelas 4 & 5 ( terinspirasi teman2 SGI )

Tarian Rindu Muhammadku oleh Siswa - Siswi Kelas 3
Semoga lain kali dapat membuat event yang lebih baik dan lebih menarik dari ini. Semangat!!!! ^_____^

Kemeriahan Pesta Pelepasan Siswa – Siswi SD Muhamadiyah Tanjungpandan Angkatan Pertama



Tanjunpandan, Belitung – Sabtu, 15 Juni 2013 lalu, SD Muhamadiyah Tanjungpandan  yang terletak di kawasan Jl. KH Ahmad Dahlan, Aik Rayak, Tanjung Pandan , menggelar acara pelepasan untuk 13 orang siswa - siswi kelas enam yang diluluskan . Momen ini merupakan salah satu momen yang cukup bersejarah dalam catatan yayasan Muhamadiyah Belitung, karena setelah berjalan selama enam tahun sejak berdirinya  pada tahun 2007 tahun lalu, tahun ini adalah angkatan pertama yang akan diluluskan.  “ Hal ini merupakan peristiwa yang sangat langka sehingga sudah sepatutnya dirayakan, “ ujar Bu Eva, Ketua Komite Sekolah. Acara ini dihadiri oleh wali – wali murid kelas 6, perwakilan pengurus yayasan Muhamadiyah Belitung dan perwakilan dari dinas pendidikan Belitung, Bapak Harsandi. Acara dimeriahkan pula oleh aksi pentas seni siswa – siswi SD Muhamadiyah mulai dari dai cilik, paduan suara, tarian - tarian, dan pembacaan puisi yang mengundang dercak kagum para penonton. “ Sebenarnya banyak bakat – bakat dari anak – anak kita masih terpendam, di sinilah kita bisa melihatnya, “ kata Ibu Yusi, guru Sekolah Guru Indonesia yang ditempatkan mengajar di sekolah ini, “ Ke depannya tentunya kita harus dapat lebih mengembangkan potensi mereka lagi. “ Acara yang sederhana namun sarat makna ini begitu mengena pada peserta. Terlihat beberapa siswa, guru dan wali murid menangis ketika siswa – siswi kelas 6 bersama – sama menyanyikan lagu “ Guruku Tersayang “ seraya memberikan bunga kepada guru dan orang tua sebagai tanda cinta dan terima kasih mereka. Hal tersebut membawa suasana keharuan yang mendalam pada semua yang hadir.
            Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, tentunya sekolah – sekolah yang bernafaskan nilai – nilai agama sangat dibutuhkan, untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki dasar keimanan, ketaqwaan dan akhlak yang mulia. Hal tersebut sejalan dengan visi di sekolah ini.  “ Masih jelas dalam ingatan saat pertama  kali Pak Warsono, Ketua Yayasan Muhamadiyah Belitung datang ke tempat saya enam tahun yang lalu  memberikan penawaran menjadi kepala sekolah pertama di SD yang akan berdiri ini, “ Bapak Rahili Idin, Kepala Sekolah SD Muhamadiyah Tanjungpandan menceritakan  ,” Banyak orang yang meragukan apakah akan ada murid yang mendaftar atau tidak. Walaupun begitu, saya tetap optimis dan menerima dengan baik tawaran tersebut. “  Kepercayaan diri beliau membuahkan hasil yang tak sia – sia,  yang mulanya sekolah hanya terdiri dari beberapa tenaga kependidikan dan  belasan murid , setelah enam tahun berjalan, saat ini  bekembang menjadi 11 orang tenaga kependidikan dan 102 murid. Hal tersebut merupakan  perkembangan yang begitu luar biasa untuk  SD Muhamadiyah Tanjungpandan. Untuk ke depannya, tentunya semua berharap, sebagai salah satu sekolah yang memegang nilai – nilai luhur ke-Islaman, sekolah ini bisa menjadi semakin baik, maju dan berkembang. 

Minggu, 09 Juni 2013

PJI (undefined)



Kudongakkan wajahku ke angkasa raya
Kulihat pula keberadaanku di sana 
 kurasakan ketakharusan itu ada
 Kepantasan yang seharusnya bernyawa
apakah sejatinya terjadi
                Merasa berlumur dosa atas  semua
jika tempat berpijak ini tak selayaknya
                Bagaikan semut kecil yang bersembunyi
di antara sekawanan gajah bergading runcing
yang bergerak kian kemari
 Sang semut pun merasa tak berdaya
Perlahan tetapi pasti
menggerogoti dirinya sendiri
 menelurkan racun yang mematikan
Satu kosong dua kosong ataupun seratus kosong
Semuanya ekuivalen tanpa kontradiksi
                Tak selayaknya itu benar adanya
             Ubahlah hati demi pergantian masa