Gersang telah cukup lama menyapa. Kering dan panas beradu bersama debu, menemani hari yang sepi. Rasa - rasanya sudah hampir lupaku pada tetesan itu. Berkah - berkah Illahi yang jatuh ke bumi. Sudah lama. Benarkah aku tak bermimpi? Kujumpainya di pengujung malam. Walau hanya suara berbisik yang tak sanggup kupandang. Terlalu hina, mengabaikan semuanya. Benarkah tak hingga dosa menahan setiap langkah yang ada. Bahkan bergerak pun payah. Akal terus berjalan mengikuti indra pendengaran. Harusnya ya..harusnya..tetapi nyatanya tak demikian. Lumuran debu rupanya erat menempel. Bisikan itu pun merayu. Perlu peyucian, sepertinya. Kesempatan itu hilang. Dan detik ini tetesan itu kembali hadir. Bukan di luar melainkan di dalam. Bukan lagi keberkahan melainkan kesalahan. Kesalahan sebagai pembungkus, tetapi tetap indah isi dan dalamnya, selalu, membuatku terbangun. Sebuah hal yang membuka pikiran. Cukup berat tapi tak cukup kuat, deras. Oh kini tau rasanya. Inilah sebuah pelajaran? Sebuah episode, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena ada Sang Maha Pengasih lagi Penyayang.
Kamis, 30 Oktober 2014
Selasa, 28 Oktober 2014
Fenomena Jurusan Kedokteran
Minggu, 26 Oktober 2014
Muhasabah 1 Muharram
"Renungan umur kita".1 hari di sisi Tuhanmu (akhirat) adalah spt 1000 th menurut perhitunganmu. (QS 22: 47). "Ternyata cuma 1,5 jam saja umur kita hidup di dunia ini". Mari kita lihat berdasarkan Al Qur'an.1 hari akhirat = 1000 tahun.3 jam akhirat = 125 tahun.1,5 jam akhirat = 62,5 tahun.Jika umur manusia rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanyalah 1,5 jam saja. Pantaslah kita selalu diingatkan "masalah waktu" (QS : 103:1) Ternyata hanya " satu setengah jam saja" yg akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di Surga atau Neraka. (QS 35:15, 4:170).Cuma "satu setengah jam saja" cobaan hidup, maka bersabarlah (QS 74:7, 52:48, 39:10).Demikian juga hanya "satu setengah jam saja" kita harus menahan nafsu dan mengganti dengan sunnah-Nya. (QS 12:53, 33:38)."Satu Setengah Jam" sebuah perjuangan yg teramat singkat dan Allah akan mengganti surga Ridha Allah. (QS 9:72, 98:8, 4:114).Maka berjuanglah untuk mencari bekal perjalanan panjang nanti (QS 59:18, 42:20, 3:148, 28:77).Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sungguh2 mengetahui" (QS 23:114)
Copas from wa
Minggu, 15 Juni 2014
Fenomena CHSI
Sinetron Catatan Hati Seorang Istri yang ditayangkan di salah satu stasiun tv swasta di Indonesia tiba tiba mengingatkanku pada salah satu buku yang tersimpan di sudut lemari kaca tempat buku - bukuku berada. Dengan judul yang sama, sinetron ini memang diadaptasi dari buku kumpulan kisah nyata karya Asma Nadia. Cukup membaca buku ini sekali saja membuatku enggan untuk membacanya lagi. Bukannya tak bagus, buku ini justru mengungkapkan realita tak menyenangkan yang banyak terjadi di masyarakat yang mungkin kurang diketahui kaum awam. Ketika sebagian besar buku sekarang ini mengompori masyarakat untuk segera berumah tangga, justru dalam buku yang berisi kumpulan kisah nyata mengenai berbagai masalah dalam rumah tangga ini membuat kita berpikir dua kali untuk menikah. Mengingat tak hanya hal menyenangkan saja yang akan menikah tetapi lebih banyak kemungkinan banyaknya badai masalah yang akan menimpa. Emosi itu muncul ketika membaca bukunya ataupun menonton sinetronnya. Membuat kita berpikir, kenapa kaum laki - laki itu seperti itu. Tega sekali. Tak ada yang bisa dipercaya. Sama saja semua, dan berbagai komentar negatif lainnya
Memang buku ini banyak menonjolkan keburukan - keburukan kaum adam. Jadi parno sendiri. Kisah KDRT, perselingkuhan, perceraian dan lain lain, sungguh mengerikan bagiku, lebih horror dari film horror sekalipun. Sebuah kisah yang paling aku dan seorang sahabatku ingat yaitu kisah "Sponge Bob". Lelaki yang tampak baik dan sempurna, rajin ibadahnya dengan ilmu agama yang bisa dikatakan baik ternyata diam diam melakukan perselingkuhan di belakang. Sungguh tak ada yang menyangka. Membuat emosi dan hatiku ikut sakit membayangkannya, walaupun bukan aku sendiri yang merasakannya sendiri. Sedih..hixx..Dan kenyataannya semua itu adalah cerita asli. Tak menjamin bukan, apa yang ada di depan bisa jadi berbeda dengan yang ada di belakang. Baik kelihatannya tetapi buruk kenyataannya. Tetapi tetap aku merekomendasikan buku ini sebagai referensi untuk dibaca para wanita supaya dapat mengambil pelajaran dan siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di luar sana.
Sabtu, 14 Juni 2014
Syukurilah Sahabat!!
Di ujung fajar yang tengah menyingsing, aku masih duduk berdua bersamanya, sahabat diri. Diam. Tak ada satupun dari kami berdua yang bersuara. Hanya ada bisikan angin yang terkadang menjatuhkan satu persatu dedaunan dari singgasananya. "Aku iri, "akhirnya sahabatku mulai mengeluarkan suaranya, bersamaan dengan suara jangkrik yang tak henti - hentinya berbunyi. "Iri?" Aku tak mengerti. Terlintas beribu pertanyaan di benakku. "Mereka begitu cantik," lanjutnya, mengeluarkan sepotong kalimat yang lagi lagi membuatku mesti berpikir. "Siapa??Kau pun cantik" kataku. "Tak secantik mereka," dia menghela napas panjang, menunduk sambil memainkan jemarinya. Pikirannya tampak melayang layang entah kemana. "Aku pun tak cantik tapi tak jadi masalah kan. Hatimulah yang akan menentukan segalanya," ujarku menasihati. " Tetap saja..kenapa aku tak secantik mereka??!!"dia berteriak keras menumpahkan segala emosinya. Sahabatku yang malang, sedang dilanda kegelisahan akibat kekurangsyukurannya sendiri "Apa masalahmu sebenarnya?"tanyaku ingin tau. Dia berkata lemas, "tak ada yang menyukaiku.." Aku tak mengerti apa yang dipikirkannya, tetapi sepertinya aku mulai mengerti arah pembicaraannya. "Apakah sesempit itu penilaianmu? Kecantikan bukanlah hanya pada apa yang tampak di pelupuk mata. Keindahan akhlak dan keteguhan iman lah yang utama,"nasihatku. Dia tertegun sejenak dan berpikir. "Sama saja, " katanya" teori. Nyatanya banyak hal yang tak mengerti akan hal itu. Keterbatasan indera penglihatan saja yang mereka pakai. Dan hampit semua manusia begitu. Sama saja tak ada bedanya." "Apa gunanya mengurusi mereka,"kataku sewot" apakah kamu rela waktumu terbuang untuk memikirkan manusia yang tak memiliki mata hati?" Dia tertegun. " Sungguh kawann.."lanjutku" Kesederhanaan dan ke"biasa"an mu yang justru akan menjadi cahaya dan magnet ketulusan abadi yang tak dimiliki oleh siapapun. Terkadang orang-orang menjadi buta oleh mata sendiri, lupa akan mata lain yang seharusnya justru dibuka untuk penentu segala keputusan. Bersyukurlah dan rasakan ketulusan hati orang - orang di sekelilingmu dengan mata hatimu. Tak mau hidup bersama orang "buta" kan??". Kami pun terdiam lama. Dia sibuk dengan kontemplasinya dan aku dengan kontemplasiku. Akhirnya dia pun tersenyum, " yaa.. aku beruntung, " katanya" Allah menganugerahkan kekuranganku sebagai penentu ketulusan hakiki. Aku tak mau hidup bersama orang "buta" dengan pikiran sempit yang hanya menilaiku dari lahiriahku saja. Terima kasih sahabat," ujarnya tampak lega. Ohh sahabatku..singsingkan kekhawatiranmu. suatu hari kau akan menemukannya, orang tulus itu, yang dapat menggunakan mata hatinya dengan baik, aku yakin itu. Aku pun tersenyum bersamanya. Dan di hadapan kami sang surya mulai meninggi dan menyaksikan kami dengan pancaran kehangatannya .
Selasa, 27 Mei 2014
Perbedaan Gejala Maag dan Masuk Angin
Apa perbedaan antara penyakit maag dan masuk angin? Pertanyaan tersebut akhir - akhir ini memenuhi pikiranku. Bagaimana tidak, sempat beberapa kali aku mengalami gejala - gejala yang aku ketahui merupakan gejala penyakit maag atau masuk angin. Aku katakan atau karena sepengetahuanku gejalanya kurang lebih mirip, seperti hilangnya nafsu makan, mual, terkadang sampai muntah. Hanya itulah yang kutahu. Terkadang aku jadi bingung memilih obat yang mana yang tepat untuk kuminum. Entah mengapa aku sering masuk angin. Mungkin karena aku tinggal di daerah yang berhawa dingin atau mungkin juga karena daya tahan tubuhku yang lemah. Kalau maag..pastilah karena memang pola makanku yang tak beraturan. Kadang makan sekali sehari, dua kali sehari, atau tiga kali sehari. Waktunya pun tak menentu. Kadang sarapan jam 10 pagi kadang juga makan malam jam 11 malam. Tak jarang aku mengabaikan jeritan perutku, " Tolong..beri aku makannn.." . Aku tak peduli.Aku malah memilih untuk tidur. Inilah akibatnya. Don't try this at home. Bagi yang anak kos pasti pernah merasakan bagaimana malasnya keluar cari makan ataupun makan sendirian tanpa ditemani siapapun. Hixxx..miriss..
Akhirnya aku mencoba mendiskusikan masalah ini dengan para sahabatku. "Bisa jadi itu gejala hamil. Gejalanya juga sama," kata seorang sahabat. Ngawurrrr...suami aja belom ada malah menuduh aku hamil. Hihi.. Akhirnya setelah berdiskusi panjang dengan mereka diperoleh beberapa kesimpulan mengenai gejala maag dan masuk angin :
Persamaan :
sama - sama mual, hilang nafsu makan, sering bersendawa, terkadang sampai muntah
Perbedaan :
Masuk angin
- biasanya diikuti diare
- sering kentut
- perut kembung
- gak enak hampir di seluruh badan
- biasanya setelah muntah sudah terasa lebih enak
Maag :
- tidak diikuti diare
- perut keras
- hanya bagian pencernaan yang bermasalah, nyeri dan panas di bagian lambung
- mual berkepanjangan, perut diisi ataupun tidak tetap mual. Tersiksa dah pokoknya, seperti makan buah simalakama.
Begitulah sedikit informasi dari saya berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil diskusi. Jangan lupa jagalah kesehatan ya kawan, karena kesehatan adalah nikmat yang seringkali dilalaikan oleh manusia ( petuah untuk diriku pribadi khususnya ). Semoga bermanfaat ^_^
Jumat, 23 Mei 2014
Selamat Amar !!!!! ^_^
Alhamdulillah..hari ini aku mendapatkan sebuah berita gembira dari salah seorang siswaku dulu di SD Muhammadiyah Belitung, Amar Ma'ruf, yang dinyatakan lolos sebagai salah satu penerima manfaat beasiswa sekolah SMART ekselensia di Bogor. Perlu diketahui sekolah SMP - SMA berakslerasi ( 5 tahun) ini merupakan sekolah di bawah naungan yayasan Dompet Dhuafa yang memberikan beasiswa penuh untuk anak - anak dhuafa yang berprestasi. Waktu masih mengajar di Belitung aku mendaftarkan siswaku Amar karena melihat potensi yang dimilikinya. Sungguh sayang rasanya melihat anak - anak pintar kurang mampu yang sebenarnya bisa menjadi orang luar biasa akhirnya malah tak menjadi apa apa, jika tak difasilitasi dengan pendidikan yang optimal. Melihat kecerdasannya secara akademis dan kecintaannya dengan ilmu agama Islam membuat aku berpikir bahwa sekolah ini akan cocok sekali dengannya. Proses seleksinya cukup panjang. Mulai dari tes administrasi, pelajaran, psikotes, interview dan survei rumah. Tetapi aku tetap yakin dia akan diterima melihat potensinya yang besar. Jika dilihat lagi ke belakang, ternyata prosesnya tak begitu mudah. Awalnya di tes pelajaran aku masih dapat menghandle membantu panitianya mengurusi pelaksanaan tesnya, karena panitia cabang Babel ada di Bangka yang lumayan jauh dari Belitung. Tetapi di tes-tes berikutnya aku hanya dapat membantu dari jauh karena masa tugasku di sana telah berakhir dan aku tak tau bagaimana harus mengurusinya. Alhamdulillah wali kelas 6, Bu Nunung mau membantu untuk mengurusi berbagai tahapan seleksi lainnya ( terima kasih bu Nunung :D ). Karena harus psikotes dan wawancara di Palembang yang cukup jauh, dengan modal yang pas pasan menjadi cerita tersendiri bagaimana arti sebuah perjuangan. Alhamdulillah, segala upaya dan doa pun akhirnya membawa kebahagiaan. Begitu gembira mendengar salah satu siswaku bisa terpilih di antara puluhan atau mungkin ratusan peserta yang mendaftar. Terima kasih ya Allah telah mendengar doa kami. Akhirnya aku hanya bisa mengucapkan..Selamat Amar!!semoga bisa menjadi generasi penerus bangsa yang saleh, cerdas dan berakhlak mulia. Jadilah pembawa kebaikan sesuai nama yang kau emban. Perjuanganmu masih panjang. Ibu selalu mendoakan Amar dari jauh. Keep spirit !!!! ^_^
Kamis, 22 Mei 2014
Pengalaman Ikut Workshop STIFIN
Hasil tes STIFIN pun keluar. Hasilnya hmm...kak Farida sensing. Cocok sekali. Tipe orang rajin, pekerja keras dan perfeksionis. Calon orang kaya katanya hehe. Sedangkan aku malah tak terduga. Awalnya aku kira aku thinking soalnya aku anak eksak yang sering memakai otak kiriku. Cuek dan kadang tak peduli. Ternyata salah, keluarlah hasil "feeling ekstrovert" di sertifikatku dengan profesi yang cocok trainer, motivator, psikolog, conselour dsb. Sempat kaget sih. Jauh bener. Apalagi ada embel2 ekstrovert. Aku kan orang introvert, menurutku. Ternyata bakat genetik mengatakan lain. Entahlah karena lingkungan atau apa yang membuat berbeda. Tetapi kalau perasa memang benar sih, ini yang banyak orang tak tau, i'am just not expressive ^_^ . Yang jelas saya tak tegaan dan penyayang haha #pede.
Seru sih workshopnya, ilmu kita jadi bertambah. Berguna untuk anak2 muda yang bingung hidupnya mau diarahkan kemana dan para orang tua yang punya anak kecil untuk diketahui bakatnya dari dini supaya optimal dan tak salah jurusan. Bukannya promosi hanya sekedar sharing. Dengan mengetahui apa passion kita maka kita akan lebih menikmati hidup. Percayalah. Biarlah kita kita saja kaum yang sudah lanjut yang salah jurusan. Ayo kita mulai mengoptimalkan bakat2 generasi penerus kita supaya menjadi expert di bidangnya masing masing.