Sabtu, 31 Oktober 2015

October. End.

          Tak terasa penghujung Oktober pun tiba. Apakah kau rasakan semua berlangsung terlalu cepat? Banyak hal yang telah terjadi. Menangis, tertawa, resah, bahagia ..semua menjadi kumpulan episode kehidupan yang bisa menjadi pelajaran ke depannya. Kita tak pernah tau kapan langkah kita akan terhenti. Bisa jadi nanti, besok, minggu depan, bulan depan atau beberapa tahun lagi. Sudahkah kita mempersiapkannya? Sayang sekali..terkadang kita tertipu oleh waktu. Sayang sekali..ketika kita menengok ke belakang, di usia yang semakin jauh dari muda belum ada apapun yang sudah kita lakukan. Sayang sekali..terlalu sibuk kita dengan diri sendiri belum sempat untuk berbagi. Sayang sekali..diri pun dibiarkan begitu saja tanpa sadar hati dan pikiran yang kotor penuh dengan tabiat. Sayang sekali...

          Belum terlambat. Selagi nafas masih berhembus dan jantung masih berdetak masih ada yang bisa kita lakukan. Sekotor apapun hati kita, seburuk apapun diri kita , masih ada yang dapat kita lakukan untuk perbaikan diri. Sekecil apapun itu pastilah sangat berarti. Jangan merasa tua untuk itu. Jangan merasa rendah diri untuk berjuang, apalagi sampai putus asa. Paling tidak ketika masa kita terputus kita telah dan sedang memperjuangkannya.

           Adanya momen awal dan akhir bulan sebenarnya adalah hal yang baik untuk kita melakukan muhasabah diri, instropeksi untuk perbaikan diri yang lebih jauh.   Hari ini adalah akhir bulan Oktober, kita dapat kembali berkaca, melihat berbagai keburukan diri mana yang dapat diperbaiki. Mana pula kebaikan yang sudah dilakukan untuk terus dipertahankan ataupun ditingkatkan. Biarkan hati dan pikiranmu yang menilai semuanya. Akhir - akhir ini saya kerap berpikir mengenai " Proyek Hidup", rencana terstruktur untuk memperbaiki bagian dirimu yang rusak, membangun hidupmu kembali hingga menjadi kokoh tak mudah goyah. Proyek hidup akan mengarahkanmu, mengingatkanmu selalu kalau kamu mulai salah arah, jauh dari tujuan. Ayo buat proyek hidupmu!! Semangat membangun dirimu !!

(Dalam masa berkontemplasi tentang itu dan  segera akan menuangnya :) )

Kamis, 29 Oktober 2015

Awardee LPDP PK 40 - Kemilau Nusantara-

          Alhamdulillah..Luar biasa..Allahu Akbar..Dalam hidup, saya acapkali diberi kesempatan untuk  bertemu orang - orang yang begitu luar biasa . Inspiratif, memotivasi sampai pada tahapan membuat saya iri akan berbagai kemampuan dan prestasi mereka. Terakhir kali saya bertemu dengan para sahabat di program Sekolah Guru Indonesia yang hampir mengubah  seluruh hidup dan pemikiran saya. Para pendidik dengan idealisme tinggi untuk bermanfaat bagi sesama membuat saya terkagum dibuatnya. Kemudian pengalaman berikutnya yang tak kalah seru yaitu ketika bertemu dengan sesama awardee LPDP dalam PK angkatan 40. Mereka orang - orang terpilih yang sangat luar biasa, cerdas, calon pemimpin bangsa masa depan Indonesia dengan berbagai skill yang sangat potensial membangun negeri. 

          Saya sendiri tak tahu mengapa saya seberuntung itu untuk dapat bertemu dengan orang - orang inspiratif di sekeliling saya. Terkadang saya merasa tak pantas karena sungguh saya bisa jadi orang yang paling biasa di antara mereka. Tetapu selalu ada pelajaran di dalam setiap kehidupan. Allah mungkin ingin mengajarkan sesuatu, bertemu dengan orang - orang hebat untuk membuat saya termotivasi untuk belajar menjadi hebat seperti mereka. Banyak yang harus dipelajari. Banyak yang harus diperbaiki. Alhamdulillah wasyukurilah terima kasih atas kesempatan indah dalam hidup saya Wahai Ya Rabb. Terima kasih juga kepada orang - orang hebat yang telah bertemu dan menginspirasi saya dalam hidup. Semoga saya bisa menjadi sehebat kalian ^_^

Rabu, 28 Oktober 2015

Susahnya Matematika K13

          Sempat berkecimpung di dunia pendidikan membuat banyak pengalaman dan ilmu baru yang saya dapatkan. Khususnya mengajar Matematika tingkat SMA yang cukup membuat otak berpikir keras, bukan hanya berpikir mengenai sulitnya soal - soal yang ada tetapi lebih daripada itu, bagaimana cara memberikan pemahaman pada siswa. Tak mudah membuat mereka mengerti, apalagi mindset buruk dari awal yang mengatakan bahwa matematika itu susah, momok, tak penting dan sebagainya. Betapa itu menjadi beban tersendiri bagi pengajar.
           Apalagi ketika saya pertama kali membaca silabus matematika Kurikulum 2013. Saya hanya dapat menggeleng - gelengkan kepala dan bertanya dalam hati, ini serius materi - materi yang diajarkan seperti ini tingkatannya. Entahlah, mungkin saya saja yang menganggap materi yang diberikan terlalu tinggi untuk anak - anak SMA. Pada kurikulum baru ini Matematika  sendiri dibagi menjadi 2 yaitu matematika wajib yang dipelajari seluruh siswa IPA dan IPS dan matematika  peminatan yang dipelajari khusus oleh siswa IPA. Selain itu,  ada beberapa materi - materi baru, misalnya saja uji hipotesis dan distribusi binomial untuk kelas XI yang saya sendiri baru mendapatkannya di masa kuliah. Ada pula materi induksi matematika, jumlahan riemann dan matematika keuangan  sebagai materi baru di kelas XII yang semuanya adalah materi yang saya dapatkan saat kuliah. Bahkan untuk matematika keuangan saja, saya semasa s1 belum pernah mengambil mata kuliah tersebut karena termasuk kuliah perminatan. Sekolah kok susah ya, curhat mereka.
          Saya entah mengapa merasa heran, mungkin saya yang belum tau motif dan tujuan diberikannya materi - materi baru tingkat universitas sehingga  dalam pikiran saya materi - materi tersebut terlalu tinggi dan tak perlu diberikan untuk anak SMA , kecuali bagi mereka yang memang benar - benar berniat mengambil jurusan matematika nantinya, bisa jadi itu  bermanfaat ke depannya. Sangat disayangkan kalau para siswa harus terbebani dengan banyaknya hal yang harus dipelajari namun tak ada satupun ilmu yang terserap dan tersisa. Semua nampak percuma. Ilmu - ilmu dasar saja yang diajarkan kemudian biarlah mereka yang mengembangkan ilmunya sendiri sesuai dengan minatnya bisa menjadi alternatif lebih baik yang dapat dipertimbangkan. Entahlah..tetapi untuk pelajaran matematika sendiri jujur saja saya lebih sreg menggunakan silabus KTSP daripada Kurikulum 2013. It's  just my opinion. Cmiiw.
         

Menulis Impian


 بسم الله الرحمن الرحيم                                                       
                      Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba sedikit berbagi  mengenai menulis target hidup. Sebenarnya topik ini sudah banyak dibahas di berbagai tulisan ataupun buku, contohnya di salah satu buku favorit saya "Tuhan Inilah Proposal Hidupku" karya Kakek Jamil Azzaini. Buku yang begitu menginspirasi yang mampu memberikan arahan dalam hidup. Saya rasa sahabat pembaca juga sudah banyak yang tau  jadi saya tak akan membahas panjang lebar mengenai teknisnya. Bagi yang memang belum pernah tau bisa hunting buku yang saya rekomendasikan tadi, sangat menginspirasi lho( bantu promosi :D ). Di sini saya mencoba sedikit membagi kisah saya pribadi mengenai bagaimana menulis target dapat membantu diri kita sendiri untuk mewujudkannya
.
          Setiap orang punya impian. Itu pasti. Tetapi tak semua orang punya impian yang tertulis. Apa sih perlunya menuliskan impian dan mengapa hal tersebut dianggap mampu untuk mewujudkan impian kita dengan lebih mudah? Menurut saya seperti ini, ketika kita menuliskan impian kita, apalagi dengan membacanya berulang kali untuk dievaluasi, maka secara tak langsung impian itu akan masuk dalam ranah alam bawah sadar kita yang kemudian akan membuat kita entah disadari atau tidak mulai mendekati si impian untuk diwujudkan ( baca juga buku rekomendasi : Quantum Ikhlas karya  Erbe Sentanu).  Ketika kita tak menuliskannya, bisa jadi di lain waktu karena keterbatasan  kita kemudian kita lupa dan kemudian menyesali keadaan ketika semuanya sudah terlambat dan tak ada waktu lagi untuk mewujudkannya. Say goodbye to dream. Tak mau itu terjadi kan

          Saya mengetahui pentingnya menulis impian ketika saya duduk di bangku SD. Saya sangat ingat ketika menjelang EBTANAS pada masa itu (zaman apaa tuhh :p)  kami para siswa dipanggil secara bergiliran ke ruang kepala sekolah. Waktunya saya masuk dan kepala sekolah saya pada masa itu, Bu Suci, memberikan potongan kertas kecil sekitar 10 cm x 10 cm untuk ditulis. Kemudian, beliau memberikan Al Qur'an dan menyuruh saya menulis sebuah ayat yaitu

         (Al-Baqarah):186 - Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

          Di bawah  tulisan ayat tersebut kemudian beliau menyuruh saya menuliskan nilai yang diinginkan untuk masing - masing mata pelajaran dan juga jumlah danem yang ingin dicapai ( kalau zaman sekarang orang menyebutnya total hasil UN). Kemudian Bu Suci menyuruh saya menyimpan kertas tersebut sampai masa ujian selesai.

          Jujur saja kemudian saya tak ingat lagi mengenai kertas keinginan tersebut sampai pada pengumuman kelulusan keluar dan Alhamdulillah ketika dilihat hasilnya sungguh mencengangkan.. tanpa disadari nilai yang ada mendekati apa yang saya telah tuliskan. Total danem yang didapat pun persis sama hanya beda koma. Allahu Akbar.

        Itulah salah satu pengalaman pertama saya tentang menulis impian. Kemudian  sejak kejadian tersebut saya jadi terbiasa untuk menuliskan apa yang saya ingin capai ( Terima kasih Bu Guru :) ) Sampai akhirnya saya bisa masuk di jurusan yang diinginkan, lulus  sesuai keinginan dan berbagai target lain yang Alhamdulillah tercapai. Saya percaya menulis impian punya andil dalam memudahkan pencapaian keinginan kita, selain dengan usaha keras dan doa juga tentunya. Try this!!!  Sekian. Semoga menginspirasi ^_^

Selasa, 27 Oktober 2015

Minimal Saldo di Bank Supaya Tidak Berkurang

Supaya saldo tidak berkurang, paling tidak jumlah bunga yang didapatkan di setiap bulannya harus sama dengan potongan yang dikeluarkan tiap bulan.  Hal tersebut tak dapat terjadi kalau saldo kita di bank nilainya cukup kecil ( anggap saja kurang dari 10 juta ). Karena nantinya jumlah potongan yang terjadi tiap bulannya akan melebihi jumlah bunga yang didapatkan sehingga yang terjadi adalah pengurangan saldo terus menerus. Setiap bank tentunya memiliki  jumlah saldo minimal yang berbeda – beda tergantung tingkat suku bungan dan besar potongannya.
Sebagai simulasi :
Bank X menetapkan biaya administrasi Rp 9000,- / bulan, suku bunga paling rendah 0,9% per tahun untuk saldo minimal 1 juta sampai dengan 50 juta.
Oleh karena itu diperoleh :
Bunga = ((0,9/100)/365) x saldo rata – rata harian x 30
9000 = ((0,9/100)/365) x saldo rata – rata harian x 30
Saldo rata – rata harian = 12.165.450 atau jika dibulatkan menjadi 12.200.000
Jadi rata – rata saldo mengendap harus di atas Rp 12.200.000,0

Perbandingan Angsuran antara Bank Syariah dan Bank Konvensional



Dalam hal ini, saya mengambil contoh perhitungan kredit rumah. Untuk perbedaan perhitungan yang didapatkan, pada KPR Syariah, bank syariah seolah-olah membeli dahulu rumah yang diinginkan konsumen kepada penjual (developer) lalu menjualnya ke konsumen tersebut dengan cara dicicil, dalam transaksi ini bank mengambil margin keuntungan yang jelas dan sejak awal disepakati bersama secara konsisten hingga kredit lunas. Misalnya bank membeli rumah seharga 100 juta, lalu mengambil keuntungan  10 juta, maka uang yang harus dicicil selama masa kredit adalah 110 juta setelah dikurangi uang muka yang telah dibayar sebelumnya Sistem angsuran dihitung berdasarkan perhitungan dan perkiraan pengaruh inflasi dimana keuntungan bank juga sudah dibicarakan sebelumnya antara bank dengan calon pemilik rumah.  Itulah yang menjadi dasar mengapa nilai angsuran pada bank syariah menjadi tetap sejak awal hingga kredit lunas. Berbeda dengan KPR di bank konvensional dimana yang di transaksikan adalah uang, dalam arti nasabah membeli rumah kepada developer menggunakan uang yang “Dipinjamkan” oleh bank. Lalu nasabah membayar uang yang dipinjamkan oleh bank tadi dengan cara dicicil ditambah dengan bunga yang diambil oleh bank yang hanya konsisten pada satu atau dua tahun pertama (tetap). Sedangkan di tahun berikutnya bisa berubah-ubah yang mengakibatkan nilai angsuran nasabah menjadi  turut berubah  mengikuti fluktuasi bunga pasar.
Bank konvensional terkadang mempunyai promosi fixed interest atau bunga tetap untuk penerima KPR. Promosi ini berlaku antara 3 – 5 tahun dimana penerima KPR akan mendapatkan cicilan bunga yang cukup rendah. Setelah itu harga akan kembali fluktuatif mengikuti suku bunga di pasar. Secara hitungan matematis, KPR syariah sebenarnya tidak berbeda jauh dalam jumlah cicilan bulanan KPR konvensioanal, walaupun umumnya sedikit lebih mahal.  Namun keuntungan menggunakan KPR syariah adalah jika suku bunga naik bergejolak, karena sudah sepakat mengenai harga jual dan keuntungan pertahun di awal perjanjian, nasabah selamanya akan mencicil sejumlah yang disepakati dari awal hingga berakhirnya masa jangka waktu kredit.
( dari berbagai sumber )