Sabtu, 26 Oktober 2013

Matematika, Siapa Takut ?



Ekspress Belitong, Kamis 24 Oktober 2013

Matematika bukanlah ilmu baru dalam kehidupan. Ilmu ini sudah ada ribuan tahun yang lalu setelah ditemukan oleh para pendahulu untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan. Baik disadari ataupun tidak, ilmu berhitung ini sangatlah dekat dengan kehidupan manusia pada umumnya. Di  segala aspek kehidupan, sebagian besar masalah membutuhkan matematika dalam penyelesaiannya. Bidang ekonomi, sosial, teknologi semua tak dapat lepas dengan bidang ilmu ini. Tak heran jika ada yang berpendapat bahwa matematika adalah ratunya ilmu. Dengan alasan itulah, pelajaran ini menjadi pelajaran inti di sekolah dan dipelajari  mulai dari tingkatan dasar sampai dengan tingkatan atas. Sayangnya, di lembaga pendidikan, contohnya sekolah, matematika bukan menjadi pelajaran yang haus dipelajari mengingat besarnya manfaat yang didapatkan, malahan sebagian besar siswa membencinya. Apa mata pelajaran yang paling sulit? Matematika. Apa mata pelajaran yang paling tidak  disukai? Matematika. Hal tersebut menjadi pertanyaan tersendiri yang sukar untuk dijelaskan alasannya.  Selalu matematika menjadi pelajaran yang identik dengan kesulitan luar biasa, ratusan rumus yang harus dihafal dan begitu sukar dipahami oleh akal pikiran. Tak heran mata pelajaran matematika seringkali menjadi pelajaran dengan nilai terendah dibandingkan dengan yang lainnya. Ada beberapa faktor yang bisa dijadikan penyebab pikiran – pikiran negatif sebagian siswa tersebut.
 Pertama adalah mindset atau pola pikir yang salah sejak awal. Bisa jadi karena pengaruh lingkungan yang menganggap matematika sebagai momok pelajaran yang membuat siswa belum – belum merasa ciut ataupun berpikiran negatif sebelum mencoba  Pikiran dan perasaan negative itu tentunya akan mempengaruhi dan membuat siswa benar – benar tidak bisa dalam mempelajarinya. Menyerah sebelum kalah, bisa diumpamakan seperti itu.  Pola pikir yang salah tersebut bisa juga diakibatkan pengalaman masa lalu yang buruk, pernah mendapat nilai yang jeblok kemudian menjadi alasan seumur hidup bahwa matematika itu susah, hal semacam itu rasanya tidak adil. Ketidakbisaan itu hal yang biasa, apalagi di awal – awal pembelajaran, diperlukan ketekunan, kerajinan dan usaha pantang menyerah untuk dapat bangkit menaklukan pelajaran yang dikatakan momok tersebut. Toh ilmu itu ada untuk membantu kita dalam kehidupan bukannya malah mempersulit kita. Faktor yang kedua yaitu pemahaman yang kurang. Hal yang paling lucu yaitu ketika orang menyatakan dirinya membenci matematika dengan alasan bahwa terlalu banyak rumus yang harus dihafal. Mereka menganggap bahwa  matematika hanyalah sekumpulan rumus – rumus yang dimasukkan ke dalam kepala kemudian digunakan untuk mengerjakan soal dan setelah itu selesai. Padahal  matematika pada dasarnya adalah pemahaman konsep dan penggunaan logika. Adanya pemahaman yang kuat terhadap konsep akan membuat semuanya begitu mudah. Rumus – rumus pun tak perlu dihafal. Hanya dibutuhkan pemahaman bagaimana konsepnya berjalan. Walaupun  siswa bisa menghapal rumus tanpa paham akan konsep yang dipelajari, akan membuat siswa hanya dapat mengerjakan sebagian kecil soal yang berhubungan, selebihnya ketika diberikan permasalahan yang berbeda, mereka akan bingung menyelesaikannya. Itulah alasan mengapa diperlukan pemahaman yang kuat mengenai  konsep – konsep yang ada.  Faktor yang ketiga yaitu kurangnya motivasi baik dari dalam maupun dari luar. Yang dimaksud dari dalam yaitu motivasi siswa itu sendiri untuk belajar. Bisa jadi karena dia malas, mudah putus asa, kurang tekun, kurang teliti, kurang memahami yang diajarkan ataupun menganggap sepele matematika karena menganggap pelajaran ini tak ada gunanya. Motivasi dari luar datang dari penggaruh lingkungan sekitar, orang tua, guru, teman ataupun yang lainnya yang seharusnya bisa lebih mendukung siswa untuk lebih memahami pelajaran ini, bukannya malah melemahkan mentalnya.  Apalagi guru matematika selama ini selalu digambarkan sebagai sosok seseorang yang killer, mengerikan, serius dan begitu pelit terhadap nilai yang diberikan. Tugas guru kemudian adalah berusaha memotivasi siswa untuk lebih mencintai pelajaran ini bukan malah menakut – nakuti ataupun melemahkan mentalnya.
Bidang ilmu ini  sebenarnya menyenangkan bagi yang paham, malah menjadi semacam permainan  dengan teka – teki permasalahan yang menarik untuk dapat diselesaikan, modalnya hanya logika yang berjalan sebagaimana konsep yang berlaku. Banyak manfaat yang sebenrnya dapat didapatkan dengan mempelajari matematika, tidak sekedar hanya dapat mengerjakan soal – soal ujian saja tetapi juga meningkatnya  kemampuan berlogika dan bernalar dengan baik, berpikir rasional, sistematis untuk menyelesaikan segala permasalahan dalam kehidupan sehari – hari. Kemampuan berhitung sederhana misalnya diperlukan semua orang untuk dapat melakukan proses jual beli atau berdagang, sederhananya kita memerlukan ilmu ini untuk menghitung uang. Selain itu masih banyak lagi, dalan pembuatan benda – benda teknologi maju seperti pesawat, kereta api, ataupun kendaraan lainnya harus diujicoba secara matematis menggunakan ilmu ini. Itulah  mengapa matematika merupakan ilmu yang begitu bermanfaat dan begitu dekat dengan kehidupaan. Pun dalam kehidupan sehari – hari materi ini begitu banyak dan luas manfaatnya. Matematika merupakan dasar ditemukannya berbagai macam teknologi yang mendukung kwmajuan suatu Negara di era globalisasi. Di dalam matematika terapan, matematika bisa dikaitkan dalam berbagi macam bidang lain dalam kehidupan, misalnya bidang ekonomi, keuangan, informasi teknologi, biologi dan lain – lain.  Berbagai macam profesi pun menanti ketika kita bisa menguasai ilmu ini, tak hanya  sebagai tenaga pengajar seperti guru ataupun dosen, kita bisa mempunyai profesi lain misal bekerja di perusahaan keuangan, asuransi, riset, teknologi, statistika, computer, analis data dan masih banyak lagi. Perlu disadari bahwa kemajuan pendidikan matematika di suatu negara juga selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi negara tersebut. Karena itu, para pendidik kita seyogyanya berusaha untuk menumbuhkan siswa kecintaan pada matematika yang secara tidak langsung menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi negara kita.

BACA JUGA :

2 komentar:

  1. aku paling takut sma mata pelajaran ini pas sekolah heheh

    BalasHapus
  2. sebagian orang memang bilang seperti itu. Hanya mindset yang harus dibenahi..bahwa di balik kesukarannya ternyata matematika itu asik lho :D

    BalasHapus