Sabtu, 25 Mei 2013

Panggilan itu ...

Keinginan yang senantiasa hadir dalam kehidupan kita merupakan panggilan Tuhan kepada hambaNya, Karena Tuhan lah Yang meletakkan keinginan itu di dalam diri kita, tiada lain dan jelas keinginan itu yang baik. Sepantasnyalah sikap kita sebagai hamba yang baik adalah memenuhi panggilanNya.
Namun sayangnya tidak jarang kita menolak panggilanNya, merespon keinginan itu dengan sederet kalimat pertama; "mana mungkin ?" atau "apa bisa ?", merupakan penolakan kita terhadap panggilanNya. Padahal Tuhan sudah menganjurkan kita untuk tidak berputus asa terhadap rahmatNya bahkan jangan pernah berprasangka buruk kepadaNya. Karenanya jangan pernah kita membatasi panggilan Tuhan, sudah sifatNya Maha Berkehendak terhadap siapa dan apapun.
Jika diibaratkan; Keinginan itu adalah sebuah 'buku tugas' dengan jumlah halaman tertentu, maka lembar-lembar buku itu adalah tugas-tugas harian yang mestinya kita lakukan. Tugas-tugas harian yang sederhana, hanya perlu dilakukan perhari dengan sepenuh hati.
Bukalah halaman pertama 'buku tugas' kita dengan niat yang baik, kemudian Tuhan akan segera merespon dengan pertanyaan "what next ?" Kita lanjutkan ke halaman selanjutnya dengan tugas kita berikutnya berupa doa. Tuhan pun akan bertanya lagi "what next ?" Kita sambut dengan tugas berikutnya; "do the best what we can do, right here right now". Itulah tugas harian kita disamping memohon ampun, bersyukur dan bersabar penuh harap kepadaNya. Begitu selanjutnya, lembar per lembar.
Jangan pernah menduga-duga, apalagi mencampuri urusan Tuhan. Tuhan akan memberikan jalan dari yang tidak diduga-duga dan boleh jadi dugaan kita lebih kecil dari rencanaNya. Ingatlah selalu bahwa Tuhan beserta prasangka hambaNya, Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Sehingga tidak perlu juga kita persoalkan jumlah halaman 'buku tugas' kita, karena Tuhan tahu sebatas mana kemampuan kita.
Sebuah 'buku tugas' bukan selesai ketika seluruh lembar halamannya sudah kita buka dan baca. Tugas kita selesai ketika kita menyelesaikan lembaran tugas hari ini, cukup dan selesai. Karena kita tidak pernah tahu esok atau lusa apakah kita masih hidup untuk menyelesaikan seluruh lembar halaman yang tersisa. Jadi pastikan, selesaikan tugas hari ini dengan sebaik yang kita mampu lakukan hari ini, boleh jadi ini hari terakhir kita hidup. Tetapi jangan khawatir; setelah kita upayakan tugas dengan kemampuan terbaik, dengan rahmatNya Tuhan lah Yang akan menyempurnakan seluruh tugas kita.
Kita hanya perlu konsisten melakukan lembaran tugas harian dengan sebaik-baiknya. Tentu saja, semakin baik dan cepat kita melaksanakannya, semakin cepat pula sebuah 'buku tugas' selesai. Jika sebuah 'buku tugas' selesai dengan kualitas penyelesaian terbaik, maka Tuhan akan memanggil kita dengan 'buku tugas' baru yang jauh lebih bernilai dalam pandanganNya. Artinya jika kita selalu mau meningkatkan kualitas, kita semestinya lebih baik dari kemarin dan esok semestinya lebih baik dari hari ini.
Ukuran kualitas penyelesaian tugas-tugas kita adalah dampak manfaatnya. Semakin besar dampak manfaat yang dihasilkan, semakin baik kualitas kita. Dan dengan kasihNya, Tuhan selalu memberikan hadiah berupa kebahagiaan sebesar kualitas yang kita hasilkan. Jadi, tingkatkan saja ukuran kualitas, pasti kebahagiaan seukuran itu pula menghampiri kita.
Jauhi kebiasaan buruk, menilai kualitas orang lain dengan ukuran 'buku tugas' nya. Tuhan sudah menciptakan kita untuk berbeda, namun dengan cara itu pula Tuhan memberikan rahmatNya. Akhirnya, mari kita selesaikan semua tugas-tugas kita dengan cara terbaik dan semakin baik. Walaupun isi 'buku tugas' kita hanya untuk menyelamatkan seekor nyamuk.

sumber : copas dari sebuah email alumni mindfocus

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar