Jumat, 24 Mei 2013

Apakah harus ada alasan untuk menangis ?



Kadangkala kita ingin menangis untuk meluapkan segala emosi yang ada di jiwa. Seseorang bertanya apakah boleh hanya dengan alasan keinginan. Pastilah Isaac Newton dengan hukum aksi reaksinya tak akan setuju mengenai hal itu. Adanya reaksi timbul karena adanya aksi, kalau hanya berlandaskan karena “ ingin “,  itu tak akan cukup kuat untuk dijadikan alasan dan hanya menimbulkan pertanyaan baru. Mengapa ingin saja tak boleh, aku pun tak tahu. Yahhh..bisa pula kita mengambil alasan lain, ingin mencuci bola mata yang jarang dibersihkan. Karena menangis adalah sebuah kebutuhan dan membersihkan bola mata akan menajamkan penglihatan kita. Apakah alasan tersebut bisa diterima dengan akal sehat manusia normal? Aku tak yakin itu bisa, tetapi paling tidak seingatku pada pelajaran ilmu pengetahuan alam pernyataan tersebut sangatlah ilmiah dan merupakan fakta yang tak bisa dipungkiri. Entah apakah ingatanku tentang hal tersebut masih bisa dipercaya atau tidak. Tetapi sepertinya alasan macam itu juga tidak bisa menjadi bukti yang kuat untuk membuat orang  lain percaya. Alasan itu selalu ada kan, kata mereka. Bahkan ketika kita melihat bayi menangis, itu adalah suatu pertanda karena dia sedang buang air, lapar, mengantuk ataupun pernyataan tak terucap lainnya. Ketika menonton film sedih kita menangis, itu pun wajar, mungkin saat itu hati kita sedang teriris – iris. Tetapi jika alasan yang diberikan hanyalah karena keinginan tak berdasar, apakah itu wajar. Saat itu terjadi mungkin ada alasan yang tak ingin dimunculkan karena suatu alasan yang lainnya, atau mungkin pula karena terlalu banyaknya alasan sampai bingung tak tahu manakah yang paling tepat menggambarkannya. Ataukah ada luapan emosi terpendam dari hati yang terdalam dan terkubur di dalam diri yang belum dapat tersalurkan seperti halnya gunung berapi yang ingin memuntahkan lavanya. Entah apakah satu dari alasan yang dikemukakan itu adalah benar. Bingung rasanya ketika diharuskan mencari jawaban yang tepat mengenai adanya alasan untuk menangis. Karena  ingin. Titik. Sampai di sini rasanya tak perlu ada pertanyaan lain. Karena jika diajukan pertanyaan pun aku sangat tidak paham mengenai hal tersebut. Sudahlah. Hanya biarkanlah air itu bermuara pada tempat yang tepat, sampai datang masanya air baru mengisinya.

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar