Selasa, 16 April 2013

Pembelajaran Geometri

Pembelajaran geometri secara informal bertujuan agar siswa memiliki kepekaan ruangan. Kepekaan ini diharapkan semakin berkembang dengan diberikannya kegiatan yang mendukung siswa sehingga ketrampilan yang dibutuhkan dapat menunjang kepekaan tersebut. Berikut adalah beberapa alasan mengapa belajar geometri sangat penting bagi siswa (Angie Siti Anggari, 2007 ) :
1.      Geometri ditemui di mana – mana, baik di system perputaran bumi, pembentukan bebatuan, kehidupan alam, rumah, mobil, atau apapun yang diciptakan manusia.
2.      Pembelajaran geometri dapat membantu meningkatkan ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah, dimana memecahkan masalah adalah hal yang sangat penting dalam matematika.
3.      Geometri memegang peranan penting dalam matematika karena berhubungan dengan materi lainnya : misalnya pengukuran
4.      Geometri dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari, baik dalam pekerjaan di perkantoran, bisnis maupun pekerjaan di rumah.
 
“ Children have real understanding only of that which they invent themselves, and each time we try to teach them something too quickly, we keep them from reinveting it themselves. “ ( Jean Piaget )
Apa yang disampaikan oleh Jean Piaget di atas memberikan penjelasan kepada kita semua bahwa anak memahami apa yang dipelajarinya apabila mereka mengalaminya sendiri yaitu  memiliki kesempatan untuk mencoba dan bereksplorasi sehingga menemukan sendiri  jawaban dari apa yang belum dipahaminya. Setiap anak akan mengalami kesulitan apabila mendapatkan materi yang terlalu banyak dalam waktu yang bersamaan, atau memberikan mereka hal yang baru namun belum saatnya diberikan.
Pierre van Hiele bersama istrinya, Dina van Hiele Geldof, melakukan penelitian dan menemukan fakta bahwa setiap anak mengalami proses belajar yang melalui tahapan tahapan berikut :
1.   Visualisasi
Pada tahap ini, anak baru mampu menyebutkan bentuk tanpa dibebani oleh berapa sudut atau sisi yang dimiliki oleh suatu bentuk
2.   Analisa
Siswa mulai mengidentifikasi apa yang dimiliki oleh suatu bentuk dan belajar kosa kata baru sehubungan dengan bentuk tersebut, namun masih belum mengkoneksikan antara beberapa bentuk yang berbeda.
3.      Deduksi Informal
Pada tahapan ini, siswa sudah mampu melihat hubungan antara bentuk – bentuk yang berbeda. Mereka sudah mampu mengambil kesimpulan tentang bentuk tersebut dengan melihat apa yang menjadi cirri khasnya, misalnya : sudutnya atau sisinya.
4.      Deduksi
Pada tahap ini, tahapan pembuktian sangat penting. /biasanya tahapan ini diberikan kepada siswa di SMA. Banyak definisi – definisi yang dihasilkan.
5.      Rigor
Tahapan ini merupakan tahapan tertinggi yang biasanya dilalui oleh para mahasiswa.

sumber :
laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Materi Bangun Datar  Melalui Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Siswa Kelas 3A SDN Parung 04 Bogor oleh Yusi Rizki Gustiesa

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar