Senin, 16 September 2013

Sahabat Sepanjang Masa



Persahabatan itu seperti seleksi alam, siapa yang cocok akan bertahan dan yang tidak berarti bukanlah orang yang tepat untuk menjadi sahabat. Itulah teori yang dahulu kala aku dan seorang sahabatku karang ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, setelah melakukan pengamatan waktu demi waktu, memperhatikan pengulangan - pengulangan peristiwa sepanjang hari. Ketika itu aku berpikir, apakah ada kemungkinan di dalam suatu kelas di sekolah tidak ada kelompok – kelompok kecil, yang biasa orang menyebutkannya dengan “geng” mewarnai siswa – siswi di kelas yang heterogen. Nyatanya selama aku sekolah mulai aku di bangku sekolah dasar sampai aku di perguruan tinggi pun aku selalu menemui kasus yang sama, ada beberapa kelompok – kelompok yang masing – masing anggotanya memiliki kedekatan berbeda dibanding yang lain.
Beberapa macam kelompok dapat menjadi cukup dikenal di sekolah. Ada yang mengistilahkan mereka “ geng terkenal “, yang berisi anak – anak terkenal semacam artis di sekolah. Biasanya anak – anak ini memiliki keinginan untuk selalu dikenal, mencoba terlihat menonjol di sekolah, baik dengan gayanya yang stylish, penampilan mereka yang cantik dan ganteng atau dengan kondisi keuangan yang berlebihan untuk standar anak sekolah biasa yang bisa dikatakan juga sebagai kalangan anak borjuis. Ada pula “ geng anak bandel “ yang tak pernah dapat seharipun membuat guru marah dengan selalu membuat onar di sekolah, melanggar aturan sekolah dengan hobi nongkrong bersama teman – temannya. Tak jarang pula mereka melakukan kejahatan tingkat rendah seperti minta uang dengan paksa ataupun menjahili teman – temannya sendiri. Kelompok berikutnya yang melengkapi warna – warni sekolah yaitu “ geng anak pintar “, berisi anak – anak dengan kecerdasan otak yang luar biasa, yang rankingnya tak pernah jauh – jauh dari peringkat atas di kelas.. Ada pula yang biasa disebut “ geng anak alim “, berisi anak – anak rohis dengan ketaatan yang besar kepada Tuhan-Nya. Anak – anak tersebut biasanya cukup tenang dan kalem. Sisa dari semua kelompok – kelompok itu yaitu kelompok yang dalam kategori biasa – biasa saja, anak – anak yang mungkin bahkan tidak terlalu dikenal oleh teman – teman yang lain karena mereka tidak pernah menonjol atau menonjolkan dirinya dalam lingkungan sekolah.
Hal yang seperti itu dari waktu ke waktu terus menerus selalu ada dan tak dapat diubah. Sebagai seseorang yang dulunya juga pernah merasakan bangku sekolah,  semua itu memang sudah layaknya terjadi. Tidak bermaksud memilih – milih teman sebenarnya, silaturahmi dengan siapapun pastinya harus tetap terjaga. Tetapi yang menjadi teman dekat, atau dengan kata lain “ sahabat “ itulah yang berbeda tergantung bagaimana sifat dan kepribadian kita. Menurut hasil pengamatan kami bahwa, setiap anak cenderung memiliki teman yang sejenis. Bukan sejenis dalam artian sempit, memiliki jenis kelamin sama, tetapi selalu ada kesamaan yang membuat mereka cocok satu sama lain. Apakah itu dalam hal cara berpikirnya, tingkah lakunya, ataupun hal – hal yang menjadi kegemarannya. Di awal – awal masa sekolah, mereka biasanya masih mencari – cari, berteman dengan si ini berteman dengan si itu, semua dicobanya. Tetapi selalu saja seiring berjalannya waktu, pada akhirnya mereka akan cenderung bertemu dengan segelintir orang saja dimana mereka akan merasa cocok dan pas untuk saling berbagi satu sama lain dan itulah yang akan menjadi sahabat atau teman dekat mereka dalam kurun waktu yang cukup lama. Itulah tanda mereka memiliki suatu kesamaan yang membuat mereka merasa memiliki ikatan batin yang tak akan dapat putus sampai kapanpun juga.
Seperti kata pepatah, Kalau kamu berteman dengan tukang sate maka kamu pun akan terkena asap sate. Begitupun kalau kamu berteman dengan penjual bunga maka keharuman bunga akan melekat pada tubuhmu. Artinya kalau kita ingin bercermin, merefleksikan diri kita seperti apa, lihatlah sahabat – sahabat kita. Kita kurang lebih sama seperti itu. Kalau kita merasa sahabat – sahabat kita adalah orang yang bermasalah dan orang yang tidak benar, bisa jadi seperti itulah diri kita. Sebaliknya kalau kita merasa kalau sahabat – sahabat kita  begit baik dan luar biasa, bisa jadi kita juga orang yang baik dan luar biasa. Hal tersebut merupakan alat pendeteksi diri kita yang cukup mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun juga yang menyadarinya. Karena menilai diri sendiri seobyektif mungkin itu tak cukup mudah untuk dilakukan semua orang.
Secara umum, yang dapat kita ambil dari yang kita bahas sebelumna yaitu begitu besar pengaruh sahabat terhadap diri kita, hal tersebut memang benar halnya. Sahabat yang baik akan membawa diri kita kea rah yang lebih baik dan sahabat yang buruk pun akan membawa diri kita kea rah yang lebih buruk. Sebagai manusia biasa dengan tingkat keimanan yang berubah – ubah, dapat naik dan turun sesuai sitasi dan kondisi ada baiknya kita selalu mencari sahabat yang baik di sekitar kita. Manfaatnya adalah ketika kita berada dalam kesesatan, ketika tiba – tiba kita merasa dalam kondisi dengan tingkat keimanan rendah, akan ada yang mengingatkan kita, membantu kita dan menuntun kita ke arah yang baik dan benar. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, hal ini tak berarti kita memilih – milih teman, menjauhi orang – orang tertentu dan mendekati orang – orang tertentu. Berteman dengan siapa saja, tetapi yang menjadi teman terdekat kita pastikanlah mereka orang – orang baik yang akan membawa kita menuju ke arah perubahan yang lebih baik. Kecuali kalau kita merasa bahwa tingkat keimanan kita begitu kuat dan merasa tak masalah untuk berada di lingkungan yang buruk sedikitpun, untuk tak melebur ke dalamnya, itu menjadi tak masalah. Tetapi bagi yang merasa kelabilan masih mewarnai hidupnya, sebaiknya dihindari untuk berada di lingkungan semacam itu.
Sahabat itu adalah teman hidup. Ketika kita memiliki sahabat akan ada ruang di hati kita yang dapat diisi olehnya. Kecocokan jiwa serta kesamaan tujuan akan menghiasi kehidupan kita bersama dengannya. Kita dapat membagi, baik kesenangan ataupun kesusahan kita bersama dengannya. Dia dapat menghibur kita kala kita dirundung duka, saran – sarannya menjadi obat yang menyembuhkan luka di ruang hati kita. Kita menangis bersama, tertawa bersama, tak ada alasan yang dapat menggoyahkan pertalian kita walaupun sejauh apapun jarak dan waktu. Begitu besar pengaruhnya sahabat terhadap diri kita, bahkan terkadang sudah layaknya saudara sendiri. Di tempat yang jauh pun kita dapat merasakan segala macam suka dan duka yang terjadi padanya.
 Utamanya adalah pilihlah sahabat yang baik, yang dapat membawamu senantiasa dalam kebaikan, menjadikan hatimu tenang dan tentram dengan akhlaknya yang baik, tingkah lakunya yang sopan dan tutur katanya yang halus. Sahabat – sahabat yang mempunyai visi misi dan tujuan baik sehingga dapat memotivasi dan menginspirasi kita supaya dapat paling tidak sama baiknya dengannya, bahkan kalau bisa lebih baik darinya. Karena sahabat – sahabat itulah yang akan menentukan hidupmu, membantumu untuk berjalan lurus ke arah yang baik dan benar, sehingga suatu hari nanti di tempat nun jauh di sana, kita akan bertemu kembali, tetap sebagai sahabat abadi, dunia dan akhirat.

Spesial untuk para sahabatku
Di manapun kalian berada
Apapun yang kalian lakukan saat ini
Ingatlah bahwa aku selalu ada untukmu
Ingatlah bahwa aku selalu mengingatmu
Ingatlah bahwa harapanku untuk kembali bertemu denganmu
Karena kosongnya ruang hatiku telah terisi olehmu
Semoga kau pun selalu begitu
Tetap sama seperti  yang dulu
***

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar