Senin, 17 Juni 2013

Pendidikan Untuk Apa?



Setiap tahunnya orang berbondong – bondong mendaftarkan anaknya  masuk ke dalam lembaga pendidikan bernama sekolah, tentunya bukan tanpa alasan. Pemerintah memang mengharuskan program wajib belajar tersebut yang diharuskan bagi seluruh warga Negara yang  memenuhi syarat. Tak sedikit pula orang yang pontang – panting dengan idealisme tinggi berjuang memasuki universitas yang diinginkannya, menghadapi puluhan ribu orang dengan pemikiran dan keinginan yang sama. Tetapi sayangnya tidak semua orang memiliki kesadaran semacam itu. Sewaktu masih kecil mungkin kita masih belum mengerti tentang apa pentingnya pendidikan, untuk apa kita harus rela bangun pagi – pagi untuk pergi ke tempat yang dinamakan sekolah itu. Yang kita tahu hanyalah karena kita sudah 6 tahun dan sudah waktunya masuk sekolah dasar, jadi kita hanya mengikuti alur masyarakat pada umumnya dan yang pasti mengikuti kata orang tua. Begitu pula ketika memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu tingkat menengah, dengan usia yang sudah beranjak hampir remaja, perlahan – lahan kita sudah menjadi sedikit mengerti tetapi masih belum paham benar mengenai pentingnya arti program yang diwajibkan pemerintah tersebut. Alasan seperti   mencapai cita – cita setinggi langit merupakan idealisme anak – anak yang dengan lancar diucapkannya tanpa mereka sendiri  mengerti akan esensinya. 

Di tingkat selanjutnya yaitu di tingkat atas, anak – anak yang sedang dalam masa peralihan antara fase remaja dan dewasa seringkali memiliki emosi yang fluktuatif. Penuh dengan pemikiran – pemikiran kritis yang logis dan penuh rasa ingin tahu, di sinilah mereka mulai mencari jati dirinya masing – masing, mencari tahu bagaimana kehidupan yang dilaluinya harus dijani dan yang pasti sudah menimbang – nimbang arti pentingnya pendidikan bagi yang paham. Mereka sudah mulai mencoba mengambil keputusan sendiri perihal masa depannya, apa yang akan dilakukannya setelah ini ? Akan terus melanjutkan pendidikan, bekerja ataukah menikah.  Bagi yang ingin melanjutkan pendidikan tentunya memiliki berbagai macam motivasi yang berbeda, faktornya bisa jadi dari dalam ataupun dari luar. Bisa jadi mereka benar – benar ingin atau bisa juga karena tuntutan masyarakat atau orang tua. Sebagian besar masyarakat memiliki tujuan yang sama dalam  mengenyam pendidikan yaitu untuk mendapatkan pekerjaan. Bagaimana tidak, setelah mendapat surat kelulusan atau ijasah kemudian yang menjadi presepsi  masyarakat ialah mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang demi kebutuhan hidup sehari – hari tentunya. Hal itu merupakan realita yang tak dapat dipungkiri.  Kemudian bagaimana dengan  yang sudah memiliki uang, anak dari keturunan orang kaya raya misalnya. Apakah tak seharusnya mereka menuntut ilmu di sekolah karena toh mereka memiliki tujuan yang akan dicari. Hal itulah yang mesti digarisbawahi. Sekolah hanya untuk mendapatkan uang. Kata “ hanya “ disini dapat mempersempit pikiran masyarakat karena lebih dari itu, bukan sekedar uang yang akan dicari, walaupun kenyataannya uang juga salah satu factor yang memotivasi seseorang untuk melanjutkan pendidikannya. Kebanyakan orang kemudian lupa, setelah berhasil mendapatkan uang yang cukup kemudian dia berhenti sampai di situ saja. Mereka hanya berjalan di tempat tanpa memiliki kemauan untuk meningkatkan kualitas dirinya dengan pendidikan. Padahal dia dapat memperoleh yang lebih dari yang didapatkannya sekarang ketika dia sadar akan arti pentingnya pendidikan.
Motivasi lain juga turut mendasari mengapa seseorang mau melanjutkan pendidikannya. Berharap  gelar  pendidikan yang diperolehnya membantu supaya lebih dapat diakui oleh masyarakat. Begitu bangganya ketika kita mendapat gelar sarjana, tetapi apakah itu semua cukup menggambarkan kemampuan kita sebenarnya. Tunggu dulu, bisa jadi tidak jika kita tidak sungguh – sungguh dalam melakukannya. Ketika kita puas hanya dengan mendapatkan selembar kertas bertuliskan ijasah itu bisa jadi kita menjalani prosesnya dengan asal – asalan. Asal mendapat ijasah, entah bagaimana yang dilaluinya, berapa nilai yang didapatkannya itu semua tidak penting. Asal lulus saja itu kata mereka. Atau bisa jadi asal mendapatkan nilai bagus dengan segala macam bentuk ketidakjujuran yang dilakukannya. Hal itu tentunya juga bukan merupakan sesuatu yang baik karena bisa jadi kertas bertitelkan enam huruf itu sama sekali tidak menggambarkan apa – apa tentang diri kita. Itu sama halnya dengan membohongi diri sendiri dan juga orang lain. 
Motivasi lain bagi sebagian orang yaitu pengaruh dari luar, orang tua yang menghendaki anaknya maju, ataupun tuntutan dari masyarakat yang rata – rata memiliki gelar pendidikan tinggi tentunya bisa menjadi motivasi tersendiri bagi dirinya. Hal tersebut sebenarnya tidaklah buruk tetapi baiknya diimbangi dengan kesadaran dari dalam diri pribadi untuk mendapatkan pendidikan tanpa tuntutan dari manapun. Idealnya,  lembaga pendidikan seperti sekolah atau kampus merupkan tempat untuk mencari ilmu untuk mengembangkan potensi terbaik diri kita tak hanya sebagai sarana meningkatkan kualitas diri tetapi juga untuk bermanfaat bagi masyarakat. Pernyataan tersebut memang benar halnya dan diakui oleh masyarakat. Tetapi apakah memang benar – benar untuk mencari ilmu ? Hal tersebut  menjadi pertanyaan tersendiri bagi masyarakat. Ilmu memang suatu hal yang sangat abstrak yang kita sendiri tak dapat melihat bentuk dan rupanya, hanya dapat dirasakan manfaatnya. Salah satunya contohnya adalah perkembangan teknologi yang kian hari kian maju seiring denga berkembangnya ilmu pengetahuan. Ditemukannya computer, laptop, handphone dan teknologi canggih lainnya begitu besar dirasakan manfaatnya oleh setiap manusia. Dulu bahkan kita tidak akan pernah menyangka bahwa handphone akan menjadi semacam barang primer bagi masyarakat, dan kenyataannya saat ini hal itu terjadi. Ilmulah yang membuatnya ada, dengan ilmu segala sesuatu yang dulunya tak mungkin menjadi mungkin. Contoh lainnya yaitu dengan ditemukannya pesawat terbang yang membuat jarak bukan lagi sesuatu yang prioritas dan memberatkan. Perjalanan puluhan ribu kilometer dapat ditempuh dalam waktu yang singkat sejak ditemukannya transportasi udara tersebut. Kenyataan – kenyataan tersebut tersebut menggambarkan betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan.
Sejenak mari kita renungkan kembali berbagai macam motivasi yang mendasari pemikiran – peemikiran masyarakat tersebut dan menghubungkannya dengan manfaat yang kita peroleh. Tak ada yang salah sebenarnya ketika motivasi yang kita dapatkan berasal dari keinginan mendapatkan harta, mempertinggi jabatan ataupun dengan alasan yang paling sederhana, karena masyarakat juga seperti itu. Tak dapat dipungkiri bahwa mendapatkan uang atau pekerjaan, mendapatkan gelar pendidikan yang diakui masyarakat bagaimanapun motivasinya dari dalam atau dari luar merupakan indikasi yang akan didapatkan setelah kita mempunyai pendidikan yang lebih tinggi. Tetapi yang salah hanyalah ketika kita menjadikannya sebagai factor utama motivasi kita untuk berusaha mengenyam pendidikan lanjut. Mencari ilmu untuk pengembangan kemampuan diri itulah motivasi terbaik kita. Ilmu itu modal investasi diri kita, dengan ilmu kita dapat mengarahkan diri kita ke arah yang lebih baik. Kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan kita dan memberikan kontribusi yang nyata bukan hanya demi meningkatkan kualitas diri kita tetapi juga bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar kita. Mempunyai banyak  harta saja tak cukup. Bisa jadi semuanya akan habis percuma karena tidak dapat dikelola dengan baik. Dengan ilmu lah kita dapat mengetahui cara – caranya.  Mengenai mendapatkan pekerjaan, uang, kedudukan yang layak di masyarakat itu hanyalah sekedar akibat yang diperoleh setelah kita memiliki ilmu. Ketika kita berniat diri untuk mencari ilmu maka banyak hal yang akan kita peroleh, tak hanya harta, jabatan ataupun kepercayaan masyarakat, tetapi kita akan mendapatkan yang lebih daripada itu, kita akan merasakan kualitas diri kita bertambah, memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar dan yang terpenting adalah  menjadi lebih baik di hadapan- Nya.

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar