Senin, 17 Juni 2013

Masa Itu




Masa – masa itu aku selalu ingin bersembunyi di dalam lemari. Mengapa lemari? Entah aku tak tahu pula alasan yang tepat, mungkin karena tempatku berdiam saat itu tepat di depan sebuah meja belajar dengan lemari kecil tempat menyimpan buku di bawahnya. Hanya itu tempat diriku merasa aman menurutku. Tempat dimana aku tak dapat ditemukan oleh siapapun juga. Tempat di mana aku dapat bersembunyi dari suara – suara tak berdasar yang menghantuiku dan menusuk – nusuk jantungku. Bahkan di masa itu, sendiri rasanya lebih melegakan daripada harus beramai – ramai bersama orang lain. Puluhan orang atau ratusan ribu orang yang berdiam disana tak mampu membuatku merasa terhibur. Malah membuatku semakin terpuruk.  Saat itulah aku merasa aku begitu lemah, dengan alasan yang tak mudah diterima oleh akal. Aku begitu lemah karenaku … ya karenaku… bukan karena sesuatu apapun di dunia ini. Karena aku yang membuat lemah, karena aku yang membuatku terpuruk, karena aku yang membuatku stress, dan karena aku pula yang membuaatku frustasi. Jangan Tanya mengapa aku berani – beraninya melakukan hal itu kepada diriku sendiri. Bahkan sebenarnya aku pun tak mau hal tersebut terjadi padaku, tetapi aku selalu berhasil mengelabuiku, mengelabui hatiku, mengelabui segala pikiran, logika dan akalku. Aku yang itu sungguh aku pun begitu membencinya bukan hanya orang lain. Mereka pasti tak percaya tetapi itulah kenyataan yang terjadi. Seperti tak terkontrol, hal itu tentunya begitu merugikanku, tetapi aku sendiri tak berhasil mencegahku. Ada satu lagi tempat yang juga kuandalkan selain lemari tempatku bersembunyi. Sebuah ruangan dengan cermin disekelilingnya. Di situlah beberapa kali dalam tiap jamnya aku berdiri, memandangi diriku sendiri dari tiap sudutnya, menatap kosong, tanpa sedikitpun senyum yang ada di depanku. Hanya pikiran yang melayang – laying entah kemana aku pun tak tahu, berusaha mencoba mencari lubang untuk jalan keluar, untuk melepaskan semuanya, untuk merasa bebas, untuk melarikan diri dari semua masalah itu. Tetapi kenyataannya semuanya hanya ada di dalam pikiranku saja. Semua hanya imajinasi indah yang semu ada di pikiran, berharap pula ada mesin waktu yang mengembalikanku ke masa lain di mana aku berada di tempat yang tak seharusnya aku berada. Tetapi semuanya hanya ilusi, kenyataannya saat itu aku berada di tempat itu, berusaha mencari jalan keluar yang entah hanya diriku sendiri yang tahu. Sayangnya aku pun tak tahu. Bagaikan berada dalam penjara menandai kenyataan tiap harinya menanti adanya penolong yang membawaku keluar. Hmm sungguh masa itu … dimana aku belajar banyak hal, mengenai diriku sendiri, belajar mengenal diriku sendiri, belajar mengetahui kekurangan sendiri, yang sayangnya semakin membuatku membenci diri sendiri. Tetapi itu dulu … di masa itu ….masa yang akan kuingat selalu … tetapi aku berharap tidak ….

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar