Ekspress Belitong, Kamis 24 Oktober 2013
Matematika
bukanlah ilmu baru dalam kehidupan. Ilmu ini sudah ada ribuan tahun yang lalu
setelah ditemukan oleh para pendahulu untuk menyelesaikan berbagai masalah
dalam kehidupan. Baik disadari ataupun tidak, ilmu berhitung ini sangatlah
dekat dengan kehidupan manusia pada umumnya. Di segala aspek kehidupan, sebagian besar masalah
membutuhkan matematika dalam penyelesaiannya. Bidang ekonomi, sosial, teknologi
semua tak dapat lepas dengan bidang ilmu ini. Tak heran jika ada yang
berpendapat bahwa matematika adalah ratunya ilmu. Dengan alasan itulah,
pelajaran ini menjadi pelajaran inti di sekolah dan dipelajari mulai dari tingkatan dasar sampai dengan
tingkatan atas. Sayangnya, di lembaga pendidikan, contohnya sekolah, matematika
bukan menjadi pelajaran yang haus dipelajari mengingat besarnya manfaat yang
didapatkan, malahan sebagian besar siswa membencinya. Apa mata pelajaran yang
paling sulit? Matematika. Apa mata pelajaran yang paling tidak disukai? Matematika. Hal tersebut menjadi
pertanyaan tersendiri yang sukar untuk dijelaskan alasannya. Selalu matematika menjadi pelajaran yang
identik dengan kesulitan luar biasa, ratusan rumus yang harus dihafal dan
begitu sukar dipahami oleh akal pikiran. Tak heran mata pelajaran matematika
seringkali menjadi pelajaran dengan nilai terendah dibandingkan dengan yang
lainnya. Ada beberapa faktor yang bisa dijadikan penyebab pikiran – pikiran
negatif sebagian siswa tersebut.
Pertama adalah mindset atau pola pikir yang
salah sejak awal. Bisa jadi karena pengaruh lingkungan yang menganggap
matematika sebagai momok pelajaran yang membuat siswa belum – belum merasa ciut
ataupun berpikiran negatif sebelum mencoba Pikiran dan perasaan negative itu tentunya
akan mempengaruhi dan membuat siswa benar – benar tidak bisa dalam
mempelajarinya. Menyerah sebelum kalah, bisa diumpamakan seperti itu. Pola pikir yang salah tersebut bisa juga
diakibatkan pengalaman masa lalu yang buruk, pernah mendapat nilai yang jeblok
kemudian menjadi alasan seumur hidup bahwa matematika itu susah, hal semacam
itu rasanya tidak adil. Ketidakbisaan itu hal yang biasa, apalagi di awal –
awal pembelajaran, diperlukan ketekunan, kerajinan dan usaha pantang menyerah
untuk dapat bangkit menaklukan pelajaran yang dikatakan momok tersebut. Toh
ilmu itu ada untuk membantu kita dalam kehidupan bukannya malah mempersulit
kita. Faktor yang kedua yaitu pemahaman yang kurang. Hal yang paling lucu yaitu
ketika orang menyatakan dirinya membenci matematika dengan alasan bahwa terlalu
banyak rumus yang harus dihafal. Mereka menganggap bahwa matematika hanyalah sekumpulan rumus – rumus
yang dimasukkan ke dalam kepala kemudian digunakan untuk mengerjakan soal dan
setelah itu selesai. Padahal matematika
pada dasarnya adalah pemahaman konsep dan penggunaan logika. Adanya pemahaman
yang kuat terhadap konsep akan membuat semuanya begitu mudah. Rumus – rumus pun
tak perlu dihafal. Hanya dibutuhkan pemahaman bagaimana konsepnya berjalan.
Walaupun siswa bisa menghapal rumus
tanpa paham akan konsep yang dipelajari, akan membuat siswa hanya dapat
mengerjakan sebagian kecil soal yang berhubungan, selebihnya ketika diberikan
permasalahan yang berbeda, mereka akan bingung menyelesaikannya. Itulah alasan
mengapa diperlukan pemahaman yang kuat mengenai konsep – konsep yang ada. Faktor yang ketiga yaitu kurangnya motivasi
baik dari dalam maupun dari luar. Yang dimaksud dari dalam yaitu motivasi siswa
itu sendiri untuk belajar. Bisa jadi karena dia malas, mudah putus asa, kurang
tekun, kurang teliti, kurang memahami yang diajarkan ataupun menganggap sepele
matematika karena menganggap pelajaran ini tak ada gunanya. Motivasi dari luar
datang dari penggaruh lingkungan sekitar, orang tua, guru, teman ataupun yang
lainnya yang seharusnya bisa lebih mendukung siswa untuk lebih memahami
pelajaran ini, bukannya malah melemahkan mentalnya. Apalagi guru matematika selama ini selalu
digambarkan sebagai sosok seseorang yang killer, mengerikan, serius dan begitu
pelit terhadap nilai yang diberikan. Tugas guru kemudian adalah berusaha
memotivasi siswa untuk lebih mencintai pelajaran ini bukan malah menakut –
nakuti ataupun melemahkan mentalnya.
Bidang
ilmu ini sebenarnya menyenangkan bagi
yang paham, malah menjadi semacam permainan dengan teka – teki permasalahan yang menarik
untuk dapat diselesaikan, modalnya hanya logika yang berjalan sebagaimana
konsep yang berlaku. Banyak manfaat yang sebenrnya dapat didapatkan dengan
mempelajari matematika, tidak sekedar hanya dapat mengerjakan soal – soal ujian
saja tetapi juga meningkatnya kemampuan
berlogika dan bernalar dengan baik, berpikir rasional, sistematis untuk menyelesaikan
segala permasalahan dalam kehidupan sehari – hari. Kemampuan berhitung
sederhana misalnya diperlukan semua orang untuk dapat melakukan proses jual
beli atau berdagang, sederhananya kita memerlukan ilmu ini untuk menghitung
uang. Selain itu masih banyak lagi, dalan pembuatan benda – benda teknologi
maju seperti pesawat, kereta api, ataupun kendaraan lainnya harus diujicoba
secara matematis menggunakan ilmu ini. Itulah
mengapa matematika merupakan ilmu yang begitu bermanfaat dan begitu
dekat dengan kehidupaan. Pun dalam kehidupan sehari – hari materi ini begitu
banyak dan luas manfaatnya. Matematika merupakan dasar ditemukannya berbagai
macam teknologi yang mendukung kwmajuan suatu Negara di era globalisasi. Di
dalam matematika terapan, matematika bisa dikaitkan dalam berbagi macam bidang
lain dalam kehidupan, misalnya bidang ekonomi, keuangan, informasi teknologi,
biologi dan lain – lain. Berbagai macam
profesi pun menanti ketika kita bisa menguasai ilmu ini, tak hanya sebagai tenaga pengajar seperti guru ataupun
dosen, kita bisa mempunyai profesi lain misal bekerja di perusahaan keuangan,
asuransi, riset, teknologi, statistika, computer, analis data dan masih banyak
lagi. Perlu disadari bahwa kemajuan pendidikan matematika di suatu negara juga
selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi negara tersebut.
Karena itu, para pendidik kita seyogyanya berusaha untuk menumbuhkan siswa
kecintaan pada matematika yang secara tidak langsung menunjang kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi negara kita.
BACA JUGA :
Ceritaku
- Obat Herbal Mujarab
- Assalamu'alaikum
- Cerita Hujan
- Rejeki Penjual Jas Hujan
- Pengalaman Mengikuti Seleksi Beasiswa LPDP
- Awardee LPDP PK 40 - Kemilau Nusantara-
- Susahnya Matematika K13
- Menulis Impian
- Fenomena Jurusan Kedokteran
- Perbedaan Gejala Maag dan Masuk Angin
- Pengalaman Ikut Workshop STIFIN
- Dampak Permainan Playstation bagi Anak
- Faktor Pembentuk Akhlak
- Profesi PNS Idaman Masyarakat
- Resensi Buku “ Trik – Trik Berhitung “
- Resensi Buku “ Belajar Menuang Ide dalam Puisi – Cerita – Drama “
- Resensi Buku “ We Are Good Mothers “ 100% Jadi Ibu bagi Wanita Pekerja
- Guru 12 Purnama
- Esok Kiamat ??!!
- Masalah Psikologis Anak
- Selamat Hari Guru
- Siswaku Indigo !!!
- Yuk Berdonasi di Kolong Ilmu
- Makna dari Kisah Abu Thalib
- Matematika, Siapa Takut ?
aku paling takut sma mata pelajaran ini pas sekolah heheh
BalasHapussebagian orang memang bilang seperti itu. Hanya mindset yang harus dibenahi..bahwa di balik kesukarannya ternyata matematika itu asik lho :D
BalasHapus