Sempat berkecimpung di dunia pendidikan membuat banyak pengalaman dan ilmu baru yang saya dapatkan. Khususnya mengajar Matematika tingkat SMA yang cukup membuat otak berpikir keras, bukan hanya berpikir mengenai sulitnya soal - soal yang ada tetapi lebih daripada itu, bagaimana cara memberikan pemahaman pada siswa. Tak mudah membuat mereka mengerti, apalagi mindset buruk dari awal yang mengatakan bahwa matematika itu susah, momok, tak penting dan sebagainya. Betapa itu menjadi beban tersendiri bagi pengajar.
Apalagi ketika saya pertama kali membaca silabus matematika Kurikulum 2013. Saya hanya dapat menggeleng - gelengkan kepala dan bertanya dalam hati, ini serius materi - materi yang diajarkan seperti ini tingkatannya. Entahlah, mungkin saya saja yang menganggap materi yang diberikan terlalu tinggi untuk anak - anak SMA. Pada kurikulum baru ini Matematika sendiri dibagi menjadi 2 yaitu matematika wajib yang dipelajari seluruh siswa IPA dan IPS dan matematika peminatan yang dipelajari khusus oleh siswa IPA. Selain itu, ada beberapa materi - materi baru, misalnya saja uji hipotesis dan distribusi binomial untuk kelas XI yang saya sendiri baru mendapatkannya di masa kuliah. Ada pula materi induksi matematika, jumlahan riemann dan matematika keuangan sebagai materi baru di kelas XII yang semuanya adalah materi yang saya dapatkan saat kuliah. Bahkan untuk matematika keuangan saja, saya semasa s1 belum pernah mengambil mata kuliah tersebut karena termasuk kuliah perminatan. Sekolah kok susah ya, curhat mereka.
Saya entah mengapa merasa heran, mungkin saya yang belum tau motif dan tujuan diberikannya materi - materi baru tingkat universitas sehingga dalam pikiran saya materi - materi tersebut terlalu tinggi dan tak perlu diberikan untuk anak SMA , kecuali bagi mereka yang memang benar - benar berniat mengambil jurusan matematika nantinya, bisa jadi itu bermanfaat ke depannya. Sangat disayangkan kalau para siswa harus terbebani dengan banyaknya hal yang harus dipelajari namun tak ada satupun ilmu yang terserap dan tersisa. Semua nampak percuma. Ilmu - ilmu dasar saja yang diajarkan kemudian biarlah mereka yang mengembangkan ilmunya sendiri sesuai dengan minatnya bisa menjadi alternatif lebih baik yang dapat dipertimbangkan. Entahlah..tetapi untuk pelajaran matematika sendiri jujur saja saya lebih sreg menggunakan silabus KTSP daripada Kurikulum 2013. It's just my opinion. Cmiiw.
BACA JUGA :
- Obat Herbal Mujarab
- Assalamu'alaikum
- Cerita Hujan
- Rejeki Penjual Jas Hujan
- Pengalaman Mengikuti Seleksi Beasiswa LPDP
- Awardee LPDP PK 40 - Kemilau Nusantara-
- Susahnya Matematika K13
- Menulis Impian
- Fenomena Jurusan Kedokteran
- Perbedaan Gejala Maag dan Masuk Angin
- Pengalaman Ikut Workshop STIFIN
- Dampak Permainan Playstation bagi Anak
- Faktor Pembentuk Akhlak
- Profesi PNS Idaman Masyarakat
- Resensi Buku “ Trik – Trik Berhitung “
- Resensi Buku “ Belajar Menuang Ide dalam Puisi – Cerita – Drama “
- Resensi Buku “ We Are Good Mothers “ 100% Jadi Ibu bagi Wanita Pekerja
- Guru 12 Purnama
- Esok Kiamat ??!!
- Masalah Psikologis Anak
- Selamat Hari Guru
- Siswaku Indigo !!!
- Yuk Berdonasi di Kolong Ilmu
- Makna dari Kisah Abu Thalib
- Matematika, Siapa Takut ?
- Susahnya Matematika K13
- Minimal Saldo di Bank Supaya Tidak Berkurang
- Perbandingan Angsuran antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
- Resensi Buku “ Trik – Trik Berhitung “
- 5 Kampus dengan Jurusan Matematika Terbaik di Indonesia
- Pembelajaran Geometri
- Pendidikan Matematika Realistik Indonesia ( PMRI )
- Matematika dalam Pendidikan
- 7 Jurusan yang Lulusannya Bergaji Besar
- kendali logika fuzzy pada mesin cuci
- Me and mathematics
iya nih apalagi ditambah guru killer
BalasHapusKenapa Matematika identiknya dengan guru killer ya? :D
BalasHapus