Begitu banyak cerita yang dapat
dibagi ketika kita mengajar. Setiap hari ada saja cerita. Baik suka maupun
duka, rasa haru, bahagia, sedih, kesal, semua berkumpul menjadi satu. Tetapi
hal tersebut yang membuat hidup lebih berwarna. Itulah alasan mengapa aku suka
mengajar. Mengajar anak – anak khususnya,
membuat kita terkadang tersenyum melihat kepolosan mereka ataupun gemas melihat
mereka yang tak dapat diam, begitu
senang bermain berlarian kesana kemari tanpa kenal lelah. Mereka yang lugu dan
polos, hanya bermain, bermain dan bermain yang mereka senang lakukan, terutama
anak kelas bawah atau kelas 1, 2 dan 3. Seperti pada hari ini, hari ini waktuku
mengajar kelas 3 di sekolah. Jam mengajarku pun tiba, aku segera memasuki ruangan kelas 3 untuk memulai
pelajaran. Tetapi ada yang mengherankan ketika aku masuk ke dalam kelas. Aku melihat
beberapa dari mereka berkerumun, yang lain duduk terdiam, sebagian siswa
menangis, terutama siswa perempuan. Sisanya menunjukkan raut wajah
kekhawatiran. Aku bingung, apa sebenarnya yang terjadi pada mereka. “ Ada apa
ini ? Mengapa kalian menangis ?” tanyaku
pada mereka. Mereka hanya terisak, wajah mereka memerah dan penuh dengan air
mata. Ada apa sebenarnya, pikirku. “ Ada yang bisa jelaskan?” tanyaku. Seorang
siswa berkata padaku sambil menangis, “ Esok kate kiamat Bu…hiks…” kata mereka.
Kiamat ??!!! . “ Siapa yang bilang esok kiamat ?” tanyaku lagi. “ Biak –
biak Bu nok nyebut tek, “ kata mereka dalam bahasa Belitung yang kurang
lebih artinya, anak – anak yang bilang. Ohh…aku baru mengerti ternyata ada kabar
burung besok akan terjadi kiamat sehingga mereka semua menangis. “ Ada
meteor Bu yang mau jatuh ke sini, “
seorang anak menjelaskan padaku, padahal aku saja tak yakin anak itu mengerti
apa itu meteor. “ Ibu….kalau besok kiamat bagaimana Bu…huhuu…” kata anak – anak
yang lain. Kelas sudah mulai ribut, menangis . “ Bu... kalau kiamat kita jadi
gak bisa bertemu orang tua kita kan Bu. “. “ Terus kami bagaimana, Bu.” Mereka
mulai ribut sendiri membahas masalah kiamat. “ Sudah … sudah …” aku beruaha menenangkan
mereka. Aku tak tahu dari mana mereka mendengar kabar seperti itu yang jelas
ini harus diluruskan “ Sekarang semua kembali ke tempat duduknya masing –
masing. “ Perlu banyak waktu untuk membuat mereka duduk tenang. Memang kelas
ini begitu luar biasa, cukup menghabiskan suara untuk mengatur mereka yang
membuatku gemas dibuatnya. “ Sudah…semua diam. Dengar ibu ya..” kataku pada
mereka “ Tidak ada siapapun di dunia ini yang tahu kapan kiamat datang. Baik
itu Pak Kyai, Pak Ustadz, Pak Presiden semua tak ada yang tahu. Apalagi kita.
Manusia tak ada yang tahu kapan kiamat itu terjadi, yang tahu hanya Allah. “
Mereka terdiam mendengar penjelasanku. “ Hanya Allah yang tahu kapan kiamat
datang, bisa jadi kiamat datang besok, minggu depan, tahun depan…atau mungkin
satu jam pagi, satu menit lagi. “ tambahku. “ Ibu jangan takut – takuti kami Bu, “ celetuk
seorang anak yang mulai khawatir akan segera datang Hari Akhir tersebut. “ Ibu tidak menakut – nakuti kalian,
ibu hanya memberi tahu bahwa kiamat pasti terjadi entah kapan datangnya.
Sekarang tugas kita sebagai manusia adalah selalu berbuat yang terbaik sebagai
bekal persiapan ketika kiamat datang supaya kita bisa masuk surga. Maka dari
itu kita harus rajin ibadah. Rajin shalat, rajin mengaji. Hayo…sehari shalat
wajib ada berapa waktu? “ “ Limaaaaaaaaa” jawab mereka serempak. “ Siapa yang
di kelas ini shalatnya masih bolong – bolong ngaku ?” tanyaku. Beberapa anak
mengacungkan tangan dengan khawatir. “ Nah itu dia…shalat itu wajib
dilaksanakan jadi tidak boleh bolong. Mulai sekarang rajin – rajinlah shalat ya, sehari 5 waktu, biar bisa masuk surga.”
Mereka mengangguk. “ Selain itu kita harus rajin mengaji. Siapa yan di kelas
ini mengaji setiap hari ? “ tanyaku. Sebagian besar mengacungkan tangan. “ Bagus…Pintar
semua. Kita harus rajin mengaji juga supaya bisa masuk surga. Selain itu ada lagi
yang dapat membuat kita masuk surga. Apa itu ? “ “ Berbuat baik Bu, “ jawab
seorang siswa. “ Betul sekali. Kita harus berbuat baik setiap waktu, karena
kebaikan kita akan dicatat sebagai pahala yang akan membawa kita ke surga.
Salah satu cara berbuat kebaikan yaitu dengan cara menuruti apa kata orang tua dan guru. Kita
tak boleh ya membantah perintah orang tua dan guru karena itu tidak baik. Kalau
ada guru menerangkan harus mendengarkan itu tandanya kita hormat dengan guru
kita. “ Mereka mengangguk – anggukkan kepalanya. “ Selain itu kita harus
menyanyangi teman kita, jangan suka mengganggu dan berkelahi dengan kawan,
tidak jadi deh masuk surganya gara- gara berkelahi. “ Aku menasehati mereka
karena kelas ini memang kelas yang agak susah diatur dan sering sekali
berkelahi satu sama lain. “ Ibu…maafkan kami ya, “ mereka kemudian maju
menyalamiku dan memelukku masih dengan air mata yang membasahi wajah mereka. “
Maaf kalau kami banyak salah . “ Kemudian mereka berkeliling kelas menyalami
teman – teman mereka untuk saling bermaafan. Aku tersenyum melihat tingkah laku
mereka. Sungguh .. lucu sekali anak – anak itu. Begitu polos dan lugu. Hari ini
aku bersyukur, kelas 3 lebih dapat dikendalikan dari biasanya, dan semoga
begitu pun seterusnya. ^__^
BACA JUGA :
Ceritaku
- Obat Herbal Mujarab
- Assalamu'alaikum
- Cerita Hujan
- Rejeki Penjual Jas Hujan
- Pengalaman Mengikuti Seleksi Beasiswa LPDP
- Awardee LPDP PK 40 - Kemilau Nusantara-
- Susahnya Matematika K13
- Menulis Impian
- Fenomena Jurusan Kedokteran
- Perbedaan Gejala Maag dan Masuk Angin
- Pengalaman Ikut Workshop STIFIN
- Dampak Permainan Playstation bagi Anak
- Faktor Pembentuk Akhlak
- Profesi PNS Idaman Masyarakat
- Resensi Buku “ Trik – Trik Berhitung “
- Resensi Buku “ Belajar Menuang Ide dalam Puisi – Cerita – Drama “
- Resensi Buku “ We Are Good Mothers “ 100% Jadi Ibu bagi Wanita Pekerja
- Guru 12 Purnama
- Masalah Psikologis Anak
- Selamat Hari Guru
- Siswaku Indigo !!!
- Yuk Berdonasi di Kolong Ilmu
- Makna dari Kisah Abu Thalib
- Matematika, Siapa Takut ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar