Episode Sebait Sendu
Ketika kantuk melanda ; Pagi menjelang siang ; Rabu, 23 Oktober 2013
Pertanyaan
sederhana itu tiba – tiba muncul dan menorehkan sejuta tanya dalam kepalanya. Dahinya
berkerut pertanda sel – sel kelabunya mulai terhubung satu sama lain, menyusun satu demi satu kata – kata menjadi
barisan rangkaian kalimat terbaik yang
dapat diolahnya. “ Banyak” , katanya “ terlalu banyak hingga tak memungkinkan
untuk dapat terungkapkan. “ Maka terdiamlah mereka sejenak. “ Baiklah”, beliau
mengintimidasi kembali melalui pertanyaan yang dibuatnya, “ Jadi apakah dapat
disebutkan contohnya?” Lagi – lagi sebuah pertanyaan paling sederhana yang diungkapkan,
tetapi cukuplah hal tersebut menyita
pikiran alam sadarnya. Jebakan, ujarnya dalam hati. Haruslah dibuat jawaban
seindah dan serasional mungkin yang takkan menimbulkan pertanyaan baru. Apakah
akal sehatnya akan mampu menaklukan semuanya? Tunggu dulu, marilah lihat
kenyataan yang terjadi. Sungguh, apa yang disebut kecerdasan menurut orang lain
itu tak mampu menggambarkan banyak hal, atau mungkin fakta yang berbicara bahwa
sebenarnya dia tak secerdas yang dikatakan mereka. Baiklah, benar halnya bahwa
suka itu telah dijelaskannya dengan sempurna. Senyum beliau membuatnya sedikit
lega, sebagian perasaan kemenangan telah didapatkannya menjadi pertanda semua
akan baik – baik saja. Sayangnya, beberapa detik pun mampu mengubah segalanya. Sebaris
ucapan tak mungkin dapat ditariknya kembali. Duka itu… bukanlah itu yang ada di
hatinya. Nuraninya berteriak, itu bukan
duka sebenarnya, jawaban tersempurna yang pernah diucapkan oleh mulutnya namun
bukan oleh jiwanya. Sstt…diamlah, rasa aman yang sedang dibutuhkannya akan
diberikan oleh kesempurnaan jawabannya, logikanya pun membela. Sayangnya, ucapan
yang menurutnya paling realistis dan tersempurna
secara teoritis, pada akhirnya membunuhnya perlahan, melumpuhkan hati dan
pikirannya. SKAK MAT. Beliau berhasil menancapkan paku itu ke dalam
ulin yang begitu keras bahkan tanpa alat
sekalipun. Kemudian tamparan bertubi -
tubi itu datang membuatnya diam seribu
bahasa. Begitu mudah memang, karena ulin itu tak seperti kelihatannya, begitu
rapuh. Seakan tak terjadi apa – apa padahal dunia runtuh seketika di matanya. Tak
bergeming. Hanya senyuman palsu yang menemani suara jantungnya yang berdetak
semakin cepat. Apa yang terjadi dengan dadanya ? Sungguh, bekasnya mampu
mengeluarkan sampah – sampah tak berguna. Tak mungkin…sudah lama dia tak
mendengarnya, barisan huruf itu.
Kenyataannya barisan huruf itu selalu datang dan menghantuinya. Lagi – lagi barisan
huruf itu yang berhasil mengorek – orek semua
torehan yang hampir menguap. Tak adil
memang, karena kenyataannya pemilik barisan huruf itu sama sekali tak mengerti apa – apa. Dalam
kondisi seperti itu, menyalahkan pun bukanlah menjadi sesuatu yang bijaksana.
Tetapi, perlukah menyamakan kotak besar itu dengan kotak kecil yang jelas –
jelas ukuran dan isinya berbeda. Haruskah kotak kecil memaksakan diri,
menggelembungkan dirinya menjadi kotak besar kalaupun kenyataannya si kecil
tetaplah si kecil dan si besar tetaplah si besar ? Kemudian, kutukan – kutukan itu muncul kembali.
Kasihan dirinya, kutukan – kutukan itu diciptakannya dan kembali pada dirinya sendiri. Kini yang tersisa hanyalah ratapan, ratapan
tak berdaya dengan tatapan keinginan sebuah tempat beribu damai, semua terbaca
dari sinar matanya yang mulai meredup. Lantas, dimanakah lagi tempat seindah
surga itu akan dicari?
Allahumma inni a’udzubika minal
hammi wal hadzan, wa a’udzubika minal ajzi wa kasal, wa a’udzubika minal jubni
wal bukhl, wa a’udzubika min ghalabatiddaini waqahrirrijaal
BACA JUGA :
Ceritaku
- Obat Herbal Mujarab
- Assalamu'alaikum
- Cerita Hujan
- Rejeki Penjual Jas Hujan
- Pengalaman Mengikuti Seleksi Beasiswa LPDP
- Awardee LPDP PK 40 - Kemilau Nusantara-
- Susahnya Matematika K13
- Menulis Impian
- Fenomena Jurusan Kedokteran
- Perbedaan Gejala Maag dan Masuk Angin
- Pengalaman Ikut Workshop STIFIN
- Dampak Permainan Playstation bagi Anak
- Faktor Pembentuk Akhlak
- Profesi PNS Idaman Masyarakat
- Resensi Buku “ Trik – Trik Berhitung “
- Resensi Buku “ Belajar Menuang Ide dalam Puisi – Cerita – Drama “
- Resensi Buku “ We Are Good Mothers “ 100% Jadi Ibu bagi Wanita Pekerja
- Guru 12 Purnama
- Esok Kiamat ??!!
- Masalah Psikologis Anak
- Selamat Hari Guru
- Siswaku Indigo !!!
- Yuk Berdonasi di Kolong Ilmu
- Makna dari Kisah Abu Thalib
- Matematika, Siapa Takut ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar