Belitong Ekspress, Kamis 17 Oktober 2013
Setiap manusia
itu dilahirkan unik, selalu ada perbedaan mendasar antara yang satu dan yang
lainnya. Walaupun anak kembar identik sekalipun, pasti ada sesuatu yang
berbeda, baik kebiasaannya, cara berpikirnya ataupun keinginannya. Hal tersebut
memang sudah menjadi semacam kodrat yang digariskan Tuhan kepada kita.
Perbedaan – perbedaan sejatinya ada untuk
saling melengkapi antara yang satu dan yang lainnya. Begitu pula ketika kita
berbicara mengenai kemampuan atau kelebihan dan juga kelemahan yang berbeda
pula antara satu dan yang lainnya. Kenyataan itulah yang seharusnya lebih
dipahami masyarakat karena rasanya tak adil untuk membandingkan antara orang
yang satu dan yang lainnya, karena memang perbedaan itu pastinya ada. Setiap
insan yang dilahirkan di dunia ini pasti memiliki kemampuan tersendiri, kelebihan yang membuatnya berbeda dengan
orang lain. Kecerdasan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada setiap
umat-Nya. Hal itu pastilah ada, tidak mungkin tidak, selebihnya tugas manusia
untuk menggalinya. Menurut salah satu teori psikologi yang dimunculkan oleh
Howard Gardner, ada sembilan macam kecerdasana yang dimiliki oleh manusia,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan verbal,
kecerdasan matematis, kecerdasan linguistic, kecerdasan musical, kecerdasan
naturalis, kecerdasan kinestetik dan kecerdasan eksistensial. Semua kecerdasan
tersebut sudah pasti dimiliki oleh setiap orang, hanya porsinya saja yang
berbeda. Ada yang kecerdasan musicalnya menonjol tetapi kecerdasan naturalisnya
rendah, ada pula yang sebaliknya. Itulah yang membuat semua orang begitu
berbeda. Menganggap seorang anak itu bodoh karena dia tak pandai matematika
misalnya itu adalah sesuatu yang belum tentu benar, karena bisa jadi anak
tersebut memiliki kecerdasan di bidang lain yang menonjol. Kemampuan itu bisa
disebut sebagai bakat. Bakat itu layaknya harta karun terpendam. Bisa jadi
ditemukan atau tidak tergantung diri pribadi dan lingkungannya yang
mempengaruhi. Ketika bakat itu telah ditemukan dan diasah sedemikian rupa
sehingga menjadi mata pisau yang tajam maka kemampuannya akan menjadi begitu
luar biasa, menonjol daripada orang – orang pada umumnya. Tetapi sebesar apapun
bakat yan dimiliki kalau saja harta karun itu masih terpendam, segala sesuatu
itu hanya akan menjadi sia – sia, tak ada manfaat apapun yang bisa diambil oleh
dirinya sendiri dan juga sesama.
Berbicara mengenai anak memang
menjadi topic yang menarik bagi kalangan orang tua dan pendidik pada umumnya. Menghubungkan
dengan anak – anak yang begitu berbeda satu sama lain, begitu berbeda bakat –
bakat yang dimiliki seharusnya dapat memberikn kesadaran bahwa tak adil
menyamaratakan anak tersebut menjadi satu tujuan. Sebenarnya hal itulah yang
perlu lebih diperhatikan oleh sistem pendidikan di Negara kita. Bagaimana bisa
anakk - anak dengan berbagai macam kemampuan yang berbeda diperlakukan sama,
dicekoki ilmu yang sama dan diharapkan menjadi manusia yang sama pula, yaitu
menjadi manusia cerdas versi “kata orang”.
Hal itu menjadi begitu tak adil, baguslah kalau memang anak – anak yang
sejalan dan benar – benar memiliki bakat untuk kategori cerdas versi “ kata
orang “ Kalau dia memiliki bakat terpendam yang lain, itulah yang harus lebih
diperhatikan. Begitu kuno rasanya ketika kita mengaitkan versi cerdas dengan
memandang kecerdasan dari satu sisi saja, karena sebenarnya begitu banyak hal lain yang
juga lebih diperlukan dalam hidup. Itulah sebenarnya tugas orang tua dan juga
tugas pendidik kita, untuk menemukan kunci terbesar dalam anak – anak generasi
penerus bangsa, kunci yang dapat membuka semua kemampuan dan potensi tersebut
untuk menjadi genarasi yang unggul dan menjadi ahli di bidangnya masing –
masing. Melihat bakat seorang anak bisa dinilai dari kemampuannya yang menonjol
dibandingkan teman – temannya, apakah dia lebih cepat berkata – kata, lebih
cepat bergaul di masyarakat atau memiliki kemampuan logika yang lebih baik
dibandingkan yang lainnya. Bisa jadi itu adalah kunci yang dicari – cari selama
ini. Setelah menemukan bakat yang dimilikinya maka para orang tua atau guru
dapat lebih bisa mengarahkan karena sudah tahu arah dan tujuan. Pemberian motivasi
dan dukungan secara moril juga sangat diperlukan untuk perkembangan kemampuan
seorang anak.
Berbicara mengenai bakat, tak
dapat lepas pula dengan yang dinamakan minat. Minat dapat berarti keinginan,
kesukaan atau kecintaannya terhadap sesuatu hal yang lebih sehingga selalu
bersemangat untuk melakukan hal tersebut. Tak berbeda dengan bakat, minat
seseorang pun selalu berbeda – beda. Keinginan orang yang satu dan yang lain
tentunya tak sama. Kesukaan seseorang terhadap sesuatu hal membuat orang
tersebut rela menghabiskan waktunya dengan hal tersebut, tak peduli seberapa
besar manfaat yang diperolehnya setelah melakukan kegemarannya tersebut. Menyadari
hal tersebut, sebagai orang tua yang baik tentunya kita tak bisa memaksakan
kehendak kita kepada anak – anak kita dengan jalan pikiran sebagai orang tua.
Apalagi memaksa keinginan anak supaya dapat sejalan dengan keinginan orang tua
yang terpendam puluhan tahun lalu yang tak kesampaian. Padahal belum tentu si
anak memiliki keinginan yang sama seperti itu.
BAnyak kasus menceritakan bahwa begitu banyak anak yang ketika
memutuskan mengambil jurusan saat kuliah dipaksa oleh keinginan orang tua.
Harus menjadi dokter, harus menjadi guru, harus menjadi ini harus menjadi itu
yang akibatnya membuat si anak frustasi karena sebenarnya keinginannya tak
sejalan dengan keinginan orang tuanya. Selanjutnya mereka hanya dapat mengutuki
dirinya sendiri dan orangtuanya, menyalahkan orangl lain, dan menjalankan
studinya dengan asal – asalan karena tidak dengan niat tulus ikhlas berdasarkan
keinginannya. Salah jurusan, hanya itulah kalimat yang ada di otaknya. Hal
tersebut tidaklah baik walaupun disadari
sepenuhnya bahwa orang tua hanya menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Kita
ingin anak kita sukses, kita ingin anak kita berhasil. Tetapi apakah definisi
sukses itu sama presepsinya dengan definisi sukses anak – anak kita, pernahkah
para orang tua menanyakan hal itu? Sukses itu bukan hanya sekedar menjadi
dokter ataupun guru, banyak hal yang bisa dianggap menjadi factor kesuksesan
seseorang. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan berkembangnya zaman, para
orang tua seharusnya memiliki pemikiran yang lebih terbuka mengenai hal itu.
Mengacu pada
minat dan kesukaan anak – anak kita perlu diperhatikan lebih lanjut. Apakah
minat tersebut hanyalah sekedar keisengan belaka yang diperolehnya dari
lingkungan ataukah dia benar – benar memiliki keinginan dari dasar hati yang
terdalam. Hal itu perlu ditindaklanjuti oleh orang tua dan pendidik dengan
tentu saja mendukungnya pula karena siapa tahu di situlah kunci terbesarnya
ditemukan. Ketika diibaratkan bakat sebagai kunci dan minat sebagai lubang
kunci , maka di situlah para orang tua mulai bisa mencocokkannya, mencari yang
paling tepat. Menemukan dimana letak kesamaannya, apakah ada bakat dan minat
yang saling berhubungan satu sama lain. Di situlah para orang tua dan pendidik
seharusnya berperan. Ketika mereka dapat
menemukan kunci yang tepat dan berhasil membukanya tanda – tanda keberhasilan
sudah terlihat. Di situlah letak
kemampuan anak, kesenangan anak, kecintaan anak dan peran para orang tua
harus mengarahkan dan mengembangkan segala minat bakat putra – putrinya menjadi
orang – orang yang ahli di bidangnya masing – masing. Itulah yang dinamakan
definisi sukses sesungguhnya, ketika anak berhasil menempatkan dirinya pada
sesuatu hal yang memang diinginkan dan dikuasainya dan menjadi unggul karena
itu, tentunya sebagai orang tua kita pun merasa bangga karena bukan hanya
mereka yang sukses, tetapi kita juga menjadi orang tua yang sukses pula
mendidik anak – anak kita.
BACA JUGA :
Ceritaku
- Obat Herbal Mujarab
- Assalamu'alaikum
- Cerita Hujan
- Rejeki Penjual Jas Hujan
- Pengalaman Mengikuti Seleksi Beasiswa LPDP
- Awardee LPDP PK 40 - Kemilau Nusantara-
- Susahnya Matematika K13
- Menulis Impian
- Fenomena Jurusan Kedokteran
- Perbedaan Gejala Maag dan Masuk Angin
- Pengalaman Ikut Workshop STIFIN
- Dampak Permainan Playstation bagi Anak
- Faktor Pembentuk Akhlak
- Profesi PNS Idaman Masyarakat
- Resensi Buku “ Trik – Trik Berhitung “
- Resensi Buku “ Belajar Menuang Ide dalam Puisi – Cerita – Drama “
- Resensi Buku “ We Are Good Mothers “ 100% Jadi Ibu bagi Wanita Pekerja
- Guru 12 Purnama
- Esok Kiamat ??!!
- Masalah Psikologis Anak
- Selamat Hari Guru
- Siswaku Indigo !!!
- Yuk Berdonasi di Kolong Ilmu
- Makna dari Kisah Abu Thalib
- Matematika, Siapa Takut ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar