Rabu, 28 Oktober 2015

Menulis Impian


 بسم الله الرحمن الرحيم                                                       
                      Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba sedikit berbagi  mengenai menulis target hidup. Sebenarnya topik ini sudah banyak dibahas di berbagai tulisan ataupun buku, contohnya di salah satu buku favorit saya "Tuhan Inilah Proposal Hidupku" karya Kakek Jamil Azzaini. Buku yang begitu menginspirasi yang mampu memberikan arahan dalam hidup. Saya rasa sahabat pembaca juga sudah banyak yang tau  jadi saya tak akan membahas panjang lebar mengenai teknisnya. Bagi yang memang belum pernah tau bisa hunting buku yang saya rekomendasikan tadi, sangat menginspirasi lho( bantu promosi :D ). Di sini saya mencoba sedikit membagi kisah saya pribadi mengenai bagaimana menulis target dapat membantu diri kita sendiri untuk mewujudkannya
.
          Setiap orang punya impian. Itu pasti. Tetapi tak semua orang punya impian yang tertulis. Apa sih perlunya menuliskan impian dan mengapa hal tersebut dianggap mampu untuk mewujudkan impian kita dengan lebih mudah? Menurut saya seperti ini, ketika kita menuliskan impian kita, apalagi dengan membacanya berulang kali untuk dievaluasi, maka secara tak langsung impian itu akan masuk dalam ranah alam bawah sadar kita yang kemudian akan membuat kita entah disadari atau tidak mulai mendekati si impian untuk diwujudkan ( baca juga buku rekomendasi : Quantum Ikhlas karya  Erbe Sentanu).  Ketika kita tak menuliskannya, bisa jadi di lain waktu karena keterbatasan  kita kemudian kita lupa dan kemudian menyesali keadaan ketika semuanya sudah terlambat dan tak ada waktu lagi untuk mewujudkannya. Say goodbye to dream. Tak mau itu terjadi kan

          Saya mengetahui pentingnya menulis impian ketika saya duduk di bangku SD. Saya sangat ingat ketika menjelang EBTANAS pada masa itu (zaman apaa tuhh :p)  kami para siswa dipanggil secara bergiliran ke ruang kepala sekolah. Waktunya saya masuk dan kepala sekolah saya pada masa itu, Bu Suci, memberikan potongan kertas kecil sekitar 10 cm x 10 cm untuk ditulis. Kemudian, beliau memberikan Al Qur'an dan menyuruh saya menulis sebuah ayat yaitu

         (Al-Baqarah):186 - Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

          Di bawah  tulisan ayat tersebut kemudian beliau menyuruh saya menuliskan nilai yang diinginkan untuk masing - masing mata pelajaran dan juga jumlah danem yang ingin dicapai ( kalau zaman sekarang orang menyebutnya total hasil UN). Kemudian Bu Suci menyuruh saya menyimpan kertas tersebut sampai masa ujian selesai.

          Jujur saja kemudian saya tak ingat lagi mengenai kertas keinginan tersebut sampai pada pengumuman kelulusan keluar dan Alhamdulillah ketika dilihat hasilnya sungguh mencengangkan.. tanpa disadari nilai yang ada mendekati apa yang saya telah tuliskan. Total danem yang didapat pun persis sama hanya beda koma. Allahu Akbar.

        Itulah salah satu pengalaman pertama saya tentang menulis impian. Kemudian  sejak kejadian tersebut saya jadi terbiasa untuk menuliskan apa yang saya ingin capai ( Terima kasih Bu Guru :) ) Sampai akhirnya saya bisa masuk di jurusan yang diinginkan, lulus  sesuai keinginan dan berbagai target lain yang Alhamdulillah tercapai. Saya percaya menulis impian punya andil dalam memudahkan pencapaian keinginan kita, selain dengan usaha keras dan doa juga tentunya. Try this!!!  Sekian. Semoga menginspirasi ^_^

BACA JUGA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar