Ø Abandonment
Merupakan jebakan kehidupan yang
disebabkan oleh kurangnya rasa aman didalam keluarga sewaktu kecil. Kehilngan
orang yang dicintai, baik iitu karena meninggal, pergi dari rumah, atau sering
tidak ada dirumah adalah beberapa situasi yang menyebabkan seseorang merasa
ditinggalkan atau dibuang. Seseorang dengan jebakan abandonment cenderung
mempunyai kehidupan yang penuh dengan peristiwa dibuang karena orang tersebut
merasa memang layak untuk ditinggal dan dibuang. Perasaan tidak aman dan tidak
berharga selalu melingkupi seseorang dengan jebakan abandonment ini. Perilaku
yang sering muncul saat dewasa adalah selalu mencari teman, selalu berusaha
menunjukkan sikap baik pada orang lain meski orang lain itu telah bertindak
buruk pada dirinya, dan yang paling tidak bagus adalah selalu memposisikan
dirinya pada posisi dibuang, tidak penting, atau tidak berarti. Seseorang
dengan jebakan abandonment parah justru bias semakin cinta ketika pasangan
hidupnya melakukan petualangan cinta. Dia selalu memaafkan orang yang
meninggalkan dirinya.
Ø Mitrust
and Abuse
Merupakan jebakan kehidupan yang
juka berkaitan dengan rasa aman dalam berkeluarga. Terlalu seringnya dibohongi
atau dilecehkan semasa kecil menyebabkan seseorang tumbuh dengan rasa curiga,
was-was, dan ketakutan yang luar biasa. Dalam pikiran seseorang dengan jebakan
kehidupan jenis ini, orang lain selalu tidak bias dipercaya karena selalu ingin
menyakiti, menipu, atau mengambil keuntungan dari dirinya. Selalu berasumsi
buruk terhadap orang lain adalah cirri khas seseorang dengan jebakan kehidupan
jenis ini.
Ø Dependence
Adalah jebakan kehidupan yang
menyebabkan seseorang selalu merasa harus tergantung pada orang lain. Mengambil
keputusan dan bertindak mandiri adalah dua hal yang paling susah dia lakukan
dalam hidupnya. Selalu meminta pertimbangan orang lain atau bahkan mengikuti
saja apa yang orang lain putuskan atau pikirkan adalah cirri khas seseorang
dengan jebakan tipe ini. Selalu ragu-ragu, bingung, dan panic kalau harus
membuat keputusan adalah penampakan luar dari oang tersebut. Jebakan ini
umumnya terjadi karena dimasa kecil orang tersebut selalu di bawah “ketiak”
orang tua. Semua keputusan (bahkan untuk hal kecil seperti memilih warna baju)
selalu harus atas persetujuan oarng tua atau orang yang lebih tua. Orang tua
overprotective dan otoriter adalah penyebab utama jebakan kehidupan dependence
ini.
Ø Vulnerability
Atau rasa rapuh yang berlebihan akan
menyebabkan seseorang merasa hidup di dunia yang penuh dengan masalah, ancaman,
perang, bencana, dan penyakit. Seseorang dengan jebakan kehidupan semacam ini
selalu ragu untuk keluar dari zona kenyamanannya. Keluar rumah atau pergi
keluar kota bias sangat menakutkan, karena dia merasa seolah-olah seluruh dunia
akan menghancurkannya. Dia merasa seluruh pencopet akan mencopet uangnya atau
seluruh penyakit akan menyerang badanya. Sedikit rasa sakit pada bagian tubuh
tertentu bias menyebabkan orang ini tidak tidur semalaman (atau bahkan
berhari-hari) karena dia khawatir ini adalah tanda-tanda awal sebuah penyakit
besar. Dia juga bahkan selalu was-was akan kondisi keuangannya, akan gempa bumi
yang bias muncul setiap detiknya, ataupun akan munculnya seseorang yang sangat
jahat saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. Dunia adalah tempat yang penuh
masalah, jebakan, dan tidak aman. Begitulah kira-kira keyakinan yang bersarang
dalam diri seseorang dengan jebakan kehidupan vulnerability ini. Orang tua yang
overprotective adalah penyebab utama jebakan kehidupan ini.
Ø Emotional
Deprivation
Adalah jebakan kehidupan yang
diderita oleh orang-orang yang semasa kecilnya tidak mendapat kehangatan emosi
dan cinta secara cukup. Orang tua yang dingin dan miskin cinta adalah penyebab
utama munculnya jebakan emotional deprivation ini.jebakan ini berkaitan erat
dengan koneksi emosi dengan orang lain. Merasa tidak dipedulikan tauapun merasa
tidak satupun orang mengerti perasaannya adalah hal-hal yabg biasa ditemui pada
seseorang dengan jebakan tipe ini. Karena kebiasaaan tidak dipedulikan,
orangtersebut juga sering tidak mempedulikan orang lain, membangun hubungan
dengan orang yang dingin dan cuek, atau sebaliknya berpetualang mencari “cinta”
dan kehangatan. Seseorang yang sering berganti-ganti pasangan, berganti-ganti
teman dekat, dan bahkan berganti-ganti pekerjaan bias diduga membawa jebakan
kehidupan jenis ini dalam dirinya. Aku tidak penting, aku tidak layak untuk
dicintai, dan aku tidak berharga adalah tiga keyakinan utama seseorang dengan
jebakan tipe ini.
Ø Social
Exclusion
Adalah kondisi dimana seseorang
selalu merasa asing atau justru mengasingkan dirinya didalam pergaulan
sosialnya. Dia merasa tidak diterima oleh kelompoknya karena merasa ada yang
aneh atau berbeda dalam dirinya. Hal aneh atau berbeda itu bisa dalam bentuk
keanehan fisiknya, cara bicaranya, perilaku berpikirnya, ataupun “kasta”nya.
Jebakan kehidupan jenis ini umumnya disebabkan oleh ejekan atau penilaian buruk
oleh orang lain, ataupun perlakuan yang menyakitkan oleh orang tua atau orang
disekelilingnya. Berbagai perlakuan tersebut menyebabkan seseorang mengasingkan
dirinya, tertutup, dan enggan membangun hubungan dengan orang lain. Keyakinan
yang sering berkembang dalam pikirannya adalah aku buruk, aku aneh, aku tidak
selevel, atau aku berbeda.
Ø Defectiveness
Muncul dalam bentuk harga diri yang
rendah dan selalu merasa inferior disbanding orang lain. Serangan kritik yang
bertubi-tubi saat masih kecil, perasaan tidak berharga, dan tidak dicintai
adalah pangkal munculnya jebakan kehidupan defectiveness ini. Kesukaan untuk
menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu apakah ada orang yang menghargai dirinya,
dan selalu merasa aka nada penolakan dari orang lain, adalah cirri-ciri
penampakan luar dari adanya jebakan tipe ini dalam diri seseorang. Aku tidak
berharga, aku tidak layak dicintai, dan
aku pantas ditolak adalah sebagian dari keyakinan seseorang dengan jebakan tipe
ini.
Ø Failure
Adalah jebakan kehidupan dimana
seseorang selalu merasa salah dan gagal dalam setiap aspek kehidupannya. Rasa
percaya diri yang rendah adalah penampakan luar dari seseorang dengan jebakan
kehidupan tipe ini. Tidak mampu mendapatkan nilai terbaik, tidak mampu
melakukan sesutau yang baru, atau ragu-ragu dalam melakukan tindakan, adalah
hal-hal yang bisa kita amati pada orang dengan dengan jebakan failure ini. Bagi
orang tersebut, semua yang akan dilakukan atau bahkan telah dilakukan selalu
merupakan sekumpulan kegagalan. Dan tidak bisa menghargai keberhasilan karena
memang sejak sejak kecil selalu di cemooh, dianggap bodoh, dianggap tidak
mampu, tidak terampil, ataupun malas. Saat dewasa, seseorang dengan jebakan ini
selalu melebih-lebihkan kegagalannya dan malah bertidak aneh dengan melakukan
upaya (meski sering tidak disadarinya) supaya apa yang dilakukannya itu gagal.
Aku tidak mampu, aku selalu salah, aku adalah korban keadaan, aku tidak punya
bakat, otakku tumpul, dan aku tidak bisa belajar, adalah sebagian keyakinan
yang dimiliki seseorang dengan jebakan kehidupan tipe ini.
Ø Subjugation
Adalah jebakan yang menyebabkan
seseorang selalu patuh dan menyenangkan orang lain. Jebakan yang disebabkan
pengalaman masa kecil yang terlalu ditekan orang tua ini sangan melemahkan. Perasaan
bersalah kalau mendahulukan kepentingan diri sendiri, membiarkan orang lain
mengontrol kehidupannya, takut akan dihukum atau ditinggalkan jika tidak patuh,
adalah penampakan luar dari seseorang dengan jebakan kehidupan tipe ini. Akibat
jebakan ini, seseorang akan cenderung membina kehidupan (entah menikah atau
bekerja) dengan orang yang suka mengontrol atau otoriter, dan selalu patuh pada
apapun yang diperintah oleh orang tersebut. Bagi orang tersebut melawan atau
berbeda pendapat adalah tabu dan tidak layak. Keyakinan utama yang ada pada
orang dengan jebakan subjugation adalah orang lain lebih tau daripada aku,
orang lain lebih benar, aku hanya terima kalau orang lain memandangku baik,
perasaanku tidak penting, buahpikiranku tidak penting, pengorbanan adalah
mulia, memikirkan diri sendiri adalah jahat dan buruk.
Ø Unrelenting
Standards
Sering menimpa orang yang sewaktu
kecilnyaterlalu ditekan untuk menjadi yang terbaik dan menjadi nomor satu
dengan mengorbankan kebahagiaan dan kesenangan sebagai anak-anak. Orang tua
yang memberikan standar tinggi (biasanya adalah standar dirinya) kepada anaknya
menuntut anaknya untuk selalu memenuhi standar tersebut adalah penyebab
munculnya jebakan tipe ini. Orang ini cenderung menekan dirinya secara
berlebihan demi karir, uang, nama baik, kecantikan, dan keteraturan dengan
mengorbankan kesehatan, kebahagiaan, kesenangan dan hubungan baik dengan
orang-orang disekelilingnya. Dalam kamus kehidupan orang ini gagal adalah aib,
dan hanya ketika menjadi yang paling baik dia bisa merasa diterima dan diakui.
Yang menarik, orang tersebut tidak pernah merasa mencapai apa yang
dikerjakannya. Didalam dirinya seakan-akan hanya ada satu petunjuk kehidupan : “Hidup
adalah perjuangan, tidak ada cinta, tidak ada kebahagiaan.” Dengan jebakan ini
seseorang akan menjadi overachiever. Hidupnya akan terasa hampa karena “diatas
sana ternyata sepi dan tidak ada siapa-siapa”.
Ø Entitlement
Adalah jebakan kehidupan yang
membuat seseorang merasa selalu berhak atas apapun yang dia inginkan. Dia
selalu menginginkannya dengan cepat tanpa memedulikan situsasi dan kondisi di
sekitarnya. Orang ini merasa berada diatas orang lain: bertutur kata,
bertindak, dan menginginkan sesuatu dengan spontan tanpa peduli pada pendapat,
pertimbangan, dan perasaan orang lain. Orang ini merasa dialah kaisar dari
kehidupan ini dan merasa berhak untuk mendapatkan apapun yang diinginkan. Kemarahn
yang meledak-ledak dan perilaku kasar pada orang lain sering ditunjukkan
sebagai upaya untuk menunjukkan kekesalan karena apa yang dia inginkan tidak
segera dipenuhi. Jebakan in berpangkal pada sikap orang tua (atau orang-orang
dekat) yang terlalu memanjakkan. Seorang dengan jebakan entitlement mempunyai
masalah besar dengan disiplin diri, aturan main social, dan perasaan serta
pemikiran orang lain. Keyakinan yang umumnya berada dalam dirinya adalah : Aku
berhak atas apapun yang aku mau, aku adalah orang yang khusus, orang lain harus
patuh padaku, aku tau apa yang aku inginkan, orang lain tidak bisa dipercaya,
aku harus dimengerti, aku merasa diterima saat orang lain patuh padaku, dan aku
hanya berharga saat orang tunduk pada kemauanku.
Apakah anda menjadi salah satu orang yang terjebak dari jebakan - jebakan tersebut??
BACA JUGA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar