Depdiknas
(2001) menyebutkan bahwa peran dan fungsi matematika terutama sebagai sarana
mengembangkan kemampuan bernalar dalam memecahkan masalah baik pada bidang
matematika maupun dalam bidang lainnya. Oleh karena itu, tujuan umum pendidikan
matematika ditekankan agar siswa memiliki:
1. Kemampuan
yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah
matematika, pelajaran lain ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan
nyata
2. Kemampuan
menggunakan matematika sebagai alat komunikasi
3. Kemampuan
menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialihgunakan pada
setiap keadaan seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis,
bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan
menyelesaikan suatu masalah.
Pengertian
dari matematika adalah suatu alat untuk menerangkan tentang penjumlahan dan
merupakan pola dasar segala bidang ilmu pengetahuan. Matematika ( dari bahasa
Yunani secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan
dan ruang ; tak lebih resmi, seorang mungkin mengatakan adalah penelitian dan
angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang
menegaskan struktur abstrak menggunakan filosofi matematika. Struktur spesifik
yang diselidiki oleh matematikawan sering mempunyai berasal dari imlu
pengetahuan alam, sangat umum di fisika., tetapi mathematikus juga menegaskan
dan menyelidiki struktur untuk sebab hanya dalam saja sampai ilmu pasti, krena
struktur mungkin menyediakan, untuk kejadian, generalisasi pemersatu bagi
beberapa sub bidang, atau alat membantu untuk perhitungan biasa. Akhirnya,
banyak matematikawan belajar bidang dilakukan mereka untuk sebab yang hanya
estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai seni daripada sebagai ilmu praktis
atau terapan ( Michiel Hazewinkel, 2000)
Secara
umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut, di antaranya (
Sumardyono, 2004 ):
1.
Matematika
sebagai alat ( tool ). Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalam
mencari solusi pelbagai masalah dalam kehidupan sehari – hari.
2.
Matematika
sebagai pola piker deduktif. Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola piker deduktif, artinya suatu
teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila
telah dibuktikan secara deduktif ( umum ). Matematika adalah sebagai ilmu dasar
segala bidang ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting untuk kita
ketahui.
Melalui
penggunaan penalaran logika dan bstraksi, matematika berkembang dari
pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun
dan pergerakan benda – benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan
manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam
Matematika Yunani ( Sumardyono, 2004 )
Kini, matematika
digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai, termasuk ilmu
alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu social seperti ekonomi, dan psikologi.
Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi [enerapan pengetahuan
matematika ke bidang – bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan –
temuan matematika baru, dan kadang – kadang mengarah pada pengembangan disiplin
– disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan.
Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni atau matematika
untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam
pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika
murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian ( Sumardyono, 2004 ).
Berdasarkan pernyataan
di atas jelas bahwa Matematika dalam jajaran ilmu pengetahuan memiliki peranan
sekaligus sebagai bekal bagi para peserta didik dalam menuju kedewasaannya.
Artinya dalam kehidupan sehari – hari kemampuan manjadi standar untuk
menentukan kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungannya selaras dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi ( IPTEK ) yang semakin pesat s
eperti sekarang ini. Jadi, Matematika adalah ilmu yang tidak dapat didefinisikan, melainkan dapat dibuktikan keakuratannya ( Sumardyono, 2004 ).
eperti sekarang ini. Jadi, Matematika adalah ilmu yang tidak dapat didefinisikan, melainkan dapat dibuktikan keakuratannya ( Sumardyono, 2004 ).
Fungsi Matematika
Fungsi,
dalam istilah matematika adalah pemetaan setiap anggota sebuah himpunan (
dinamakn sebagai domain ) kepada anggota himpunan yang lain ( dinamakan sebagai
kodomain ). Istilah ini berbeda pengertiannya dengan kata yang sama yang
dipakai sehari – hari, seperti “ alatnya berfungsi dengan baik. “ Konsep fungsi
adalah salah satu konsep dasar dari matematika dan setiap ilmu kuantitatif.
Istilah “ Fungsi “, “ pemetaan “, “ peta “, “ transformasi “, dan “ operator “
biasanya dipakai secara sinonim ( Dirjen Dikdasmen, 2006 ).
Jadi
dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mampu menguasai matematika akan memiliki
kecakapan hidup dalam berinteraksi dengan lingkungan. Matematika perlu
diajarkan sejak pendidikan dasar, dengan harapan siswa telah mengenal arti dan
fungsi Matematika terkait dengan kehidupan sehari – hari ( Dirjen Dikdasmen,
2006 ).
Tujuan
Matematika
Tujuan matematika adalah untuk
mempermudah di dalam member pelajaran matematika, sehingga anak dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran matematika.Tujuan umum
diberikan Matematika di jenjang pendidikan dasar adalah ( Dirjen Dikdasmen,
2006):
1.
Mempersiapkan
siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui
bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan
efektif.
2.
Menyiapkan
siswa agar dapat menggunakan Matematika dan pol piker Matematika dalam
kehidupan sehari – hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Tujuan di atas
dianggap peneliti tercapai jika siswa memiliki kemampuan :
1.
Membaca
dan menulis lambing bilangan
2.
Membaca
dan menulis nama bilangan
3.
Melakukan
pengerjaan hitung dasar ( +, -,x dan : ) dengan benar
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika
Untuk
memperoleh hasil belajar matematika yang optimal, tidak hanya tergantung dari
media ataupun metode yang digunakan. Ada factor lain yang turut
mempengaruhinya. Secara singkat, factor – factor tersebut antara lain (
Sumardyono, 2004 ) :
1.
Peserta
didik yang meliputi kemauan, minat, kesiapan dan intelegensi.
2. Pengajar
atau guru yang meliputi : pengalaman, kepribadian, dan kemampuannya terhadap
matematika
3.
Sarana
dan prasarana yang meliputi : ruang kelas, kelengkapan alat bantu belajar dan
sumber – sumber lainnya
4.
Penilaian,
yaitu salah satu alat atau cara yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
siswa.
Terkait dengan
penelitian ini, factor – factor guru terasa lebih mendominasi. Berdasarkan
pengalaman, inovasi dalam pengembangan media yang digunakan merupakan upaya
guru agar pembelajaran dapat memperoleh hasil yang optimal bagi peserta didik.
sumber :
laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Materi Bangun Datar Melalui Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia Siswa Kelas 3A SDN Parung 04 Bogor oleh Yusi Rizki Gustiesa
BACA JUGA :
Matematika
- Susahnya Matematika K13
- Minimal Saldo di Bank Supaya Tidak Berkurang
- Perbandingan Angsuran antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
- Resensi Buku “ Trik – Trik Berhitung “
- 5 Kampus dengan Jurusan Matematika Terbaik di Indonesia
- Pembelajaran Geometri
- Pendidikan Matematika Realistik Indonesia ( PMRI )
- 7 Jurusan yang Lulusannya Bergaji Besar
- kendali logika fuzzy pada mesin cuci
- Me and mathematics
Tidak ada komentar:
Posting Komentar