Pagi ini begitu cerah. Tetapi tak secerah hati
Pussy, seekor anak kucing betina berwarna coklat keemasan . Hari ini
perasaannya deg – degan tak karuan karena akan ada yang mengadopsinya hari ini.
Dia penasaran dan begitu was – was bagaimana majikan barunya nanti. Pussy
mondar – mandir tak karuan di kandang tak sabar menanti kedatangan majikan
barunya. Tak lama kemudian , sebuah mobil berhenti di depan Toko Peliharaan
tempat Pussy berada. “ Wah..ini dia .. akhirnya datang juga, “ kata Pussy. Kemudian
Pussy melihatnya, seorang anak perempuan bersama dengan ayah ibunya yang
memasuki toko itu. Pak Anton, si penjaga toko peliharaan, menyambut mereka
dengan keramahan. “ Selamat datang di toko kami, “ katanya sambil tersenyum
manis. “ Seperti yang sudah saya janjikan, sudah saya siapkan kucing yang akan
dibawa pulang. “ Hore…,” teriak anak perempuan itu kegirangan. Pak Anton
mengambil kandang Pussy dan memberikannya pada mereka. “ Kucing maniss…mulai
hari ini kamu akan tinggal di rumahku, “ katanya pada Pussy penuh keramahan.
Pussy tersenyum, sepertinya dia akan jadi majikan yang baik, ujarnya dalam hati.
Seketika hati Pussy begitu lega. “ Ayo Meila kita pulang, “ kata ayah anak
perempuan itu pada anaknya. Ohh…namanya Kak Meila, kata Pussy.
Keluarga
itu membawa Pussy pulang. Sesampainya di rumah mereka, Meila langsung membawa
Pussy ke taman dan melepaskannya dari kandangnya. “ Hari ini kamu main – main
ya di taman. Pasti sudah lama kamu tak berlari – lari, “ kata Meila seakan –
akan dia mengerti perasaan Pussy. Pussy begitu bahagia, memang sudah lama dia
tidak merasakan kebebasan. Di toko peliharaan, kerjaannya hanya tidur di dalam
kandang. Pussy berlari kesana kemari sambil melihat – lihat tempat tinggal barunya.
“
Selamat pagi bunga mawar, “ sapanya pada bunga mawar yang didepannya.
“
Selamat pagi .. siapa kamu? “ tanya bunga mawar.
“
Aku Pussy, kucing baru di rumah ini .”
“
Ohh…selamat datang Pussy…salam kenal yaa. Semoga betah tinggal di sini. “ kata
bunga mawar.
“
Iya pati betah, “ kata Pussy penuh keyakinan sambil tersenyum.
Tiba
– tiba Meila memanggilnya. Meila membawa seekor kucing abu – abu yang agak
besar dan mengenalkannya pada Pussy. “ Pussy … ini Cuprit. Nanti kalian main
bersama ya, “ kata Meila. Cuprit sudah tinggal bersama Meila sejak Meila
berumur 3 tahun. Pussy serta merta
tersenyum pada Cuprit. Tetapi Cuprit hanya menatapnya dingin penuh rasa curiga.
“ Aku tinggal dulu ya kalian, “ tambah Meila. Meonggg…
Selama
tinggal di sana, Cuprit berlaku tidak baik pada Pussy, padahal Pussy selalu
ramah kepadanya. Pussy sampai bingung bagaimana cara merebut hati Cuprit supaya
mau bermain dengannya.
“
Aku bingung mawar , “ curhatnya pada bunga mawar “ Kenapa Cuprit sepertinya tak
senang padaku?” “ Jangan sedih Pussy, “ hibur bunga Mawar “ Cuprit sebenarnya
baik kok. Mungkin dia butuh waktu saja untuk mengenalmu dan menerimamu sebagai
bagian dari keluarga ini. “ Pussy hanya mengangguk – angguk dengan wajah
murung.
Suatu
hari Cuprit marah besar pada Pussy karena Meila membawa Pussy ke rumah neneknya
sedangkan Cuprit tidak diajak. Dia merasa Meila tak adil dan melampiaskan
kemarahannya pada Pussy. Sampai – sampai Cuprit dengan sengaja menghabiskan
jatah makan untuk mereka berdua tanpa sepengetahuan majikannya. Malam harinya
Pussy begitu kelaparan. Dia berjalan mondar – mandir keliling rumah berharap
menemukan makanan yang bisa dimakan. Tiba – tiba dia mendengar suara rintihan
“
Meong … meong …”
“
Sepertinya suara Cuprit, “ katanya pada diri sendiri.
Ternyata
benar . Dia melihat Cuprit tergeletak di ruang belakang dengan wajah kesakitan.
“
Cupritt…kamu kenapa ???”tanyanya khawatir.. Cuprit hanya menggelengkan
kepalanya lemas . “ Kamu sakit ya? Sebentar ya aku panggilkan Kak Meila.
Seketika rasa lapar Pussy hilang, dia berlari ke kamar Meila dan menggigit
celana Meila untuk membangunkannya yang sedang tidur. Meila terbangun dan
terkaget melihat Pussy ada di dekatnya. “ Ada apa Pussy ? “ Tanya Meila.
Meongg…..Pussy mengeong sambil menggigit celana Meila dan menggiringnya ke
ruang belakang. Meila langsung tanggap. Dia berjalan menuju arah yang
ditunjukkan Pussy.
“
Ya..ampun Cuprit…” teriak Meila “ Kamu kenapa ?”. Cuprit hanya diam sambil
terbaring lemas. “ Kamu sakit ya, ayo ke dokter .“ Meila buru – buru
membangunkan orang tuanya dan menggendong Cuprit untuk dibawa ke rumah sakit
hewan. Ternyata kata dokter Cuprit keracunan makanan. Setelah diberi obat, Cuprit akhirnya
diperbolehkan untuk pulang. “ Untung saja kamu tak apa – apa Cuprit, “ kata
Meila sambil memeluk Cuprit “ Aku sudah sangat khawatir tadi. Kamu istirahat
dulu ya “ kata Meila meninggalkan Cuprit di tempat tidurnya.
Pussy
perlahan masuk mendekati tempat tidur Cuprit.
“
Cuprit bagaimana keadaannya? “ tanya Pussy.
“
Baik Pussy… terima kasih ya sudah menolong aku. Mungkin kalau tidak ada kamu,
penyakitku akan semakin parah. “ kata Cuprit. Baru kali ini dia ramah pada
Pussy.
“
Tidak apa – apa. Sesama teman kan harus saling menolong, “ ujar Pussy sambil
tersenyum.
“
Maafkan aku ya kalau aku punya banyak salah sama kamu. Sebenarnya aku hanya iri
padamu. Aku cemburu. Aku takut kalau perhatian kak Meila akan beralih padamu.
Tetapi sepertinya aku salah. Kamu teman yang baik, walaupun aku sudah banyak
menyakitimu, kamu tetap mau menolong aku. Sekali lagi terima kasih ya Pussy.“
“
Tidak apa – apa Cuprit. Aku mengerti. Lupakan kejadian yang telah lalu. Aku sudah
memaafkanmu dari dulu kok, “ kata Pussy bijak.
“
Terima kasih Pussy. Kamu baik sekali. “
Sejak
saat itu hubungan Pussy dan Cuprit membaik. Mereka menjadi sahabat yang selalu
bersama dan saling mendukung satu sama lain.
BACA JUGA :
Ceritaku
- Obat Herbal Mujarab
- Assalamu'alaikum
- Cerita Hujan
- Rejeki Penjual Jas Hujan
- Pengalaman Mengikuti Seleksi Beasiswa LPDP
- Awardee LPDP PK 40 - Kemilau Nusantara-
- Susahnya Matematika K13
- Menulis Impian
- Fenomena Jurusan Kedokteran
- Perbedaan Gejala Maag dan Masuk Angin
- Pengalaman Ikut Workshop STIFIN
- Dampak Permainan Playstation bagi Anak
- Faktor Pembentuk Akhlak
- Profesi PNS Idaman Masyarakat
- Resensi Buku “ Trik – Trik Berhitung “
- Resensi Buku “ Belajar Menuang Ide dalam Puisi – Cerita – Drama “
- Resensi Buku “ We Are Good Mothers “ 100% Jadi Ibu bagi Wanita Pekerja
- Guru 12 Purnama
- Esok Kiamat ??!!
- Masalah Psikologis Anak
- Selamat Hari Guru
- Siswaku Indigo !!!
- Yuk Berdonasi di Kolong Ilmu
- Makna dari Kisah Abu Thalib
- Matematika, Siapa Takut ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar