Selasa, 10 November 2015

Assalamu'alaikum

          Assalamu'alaikum. Sebuah kalimat yang tak asing dalam pendengaran kita, setiap hari kita menggunakannya untuk membuka pembicaraan, menyapa orang lain ataupun untuk bertamu. Assalamu'alaikum bukanlah sekedar kalimat basa - basi pembuka, namun maknanya bisa lebih dari itu "Semoga diberikan keselamatan atasmu". Kalimat itu adalah sebaris doa indah yang ditujukan pada diri sendiri, orang lain ataupun sesama ciptaan Allah yang lain.

          Untuk yang saya sebutkan terakhir adalah kasus yang jarang sekali ditemui, menyapa (baca: mendoakan) sesama ciptaan Allah yang lain tidak hanya manusia, misalnya saja hewan dan tumbuhan. Saya kemudian teringat beberapa tahun silam ketika masih berada di asrama SGI, para sahabat seperjuangan seringkali memberi salam untuk "semua",  tumbuhan yang dilewati bahkan terkadang hewan - hewan yang ditemui.

          "Assalamu'alaikum pohon jambu"

          "Assalamu'alaikun pohon mangga"

          " Assalamu'alaikum bunga dan rumput - rumput"

          Dan yang tak kalah ketinggalan "Assalamu'alaikum kucing"

          Kedengarannya aneh ya, nampak seperti orang yang tidak waras. Tetapi menurut saya itu adalah kebiasaan yang Subhanallah sekali, begitu inspiratif. Menyapa sesama ciptaan Allah dengan doa kebaikan, walaupun mereka tak bisa menjawab menggunakan bahasa manusia, saya yakini pasti mereka mampu memahami. Mereka akan menjawab dengan bahasa mereka sendiri. Bukankah setiap makhluk ciptaan Allah selalu bertasbih memuji Allah, baik itu hewan, tumbuhan ataupun yang lain. Hanya karena keterbatasan kita saja sehingga kita tak mampu mengerti. Siapa tahu kan ketika kita memberi salam kepada bunga mawar, pohon rambutan atau kucing - kucing di jalanan mereka berbalik mendoakan kita dan membuat amal kita bertambah karenanya ( dengan bahasanya sendiri tentunya ). Who knows? Yuk..sama - sama belajar menyapa alam sekeliling kita #LearningFromLife

Senin, 09 November 2015

Cerita Hujan

Masih tentang hujan. Hujan memang tema yang menarik untuk dibahas, karena hujan selalu dapat bercerita, itu pun jika kamu mampu mendengarkannya :). Satu hal yang bisa menjadi pelajaran, beberapa hari ini ada ketaksengajaan tak baik yang terkadang saya lakukan, yaitu munculnya kata - kata, "Yahh..hujan.." Baik itu dari lisan maupun hati yang berbicara. Istighfar pun menjadi keharusan yang dapat dilakukan, turut bersama penyesalan. Yaa.. kegiatan di luar dan tak adanya jas hujan saat itu membuat saya terus terang selalu merasa panik ketika mendung tiba. Di satu sisi saya bahagia karena butiran - butiran air akan segera mendinginkan kota yang akhir - akhir ini luar biasa panas. Di sisi lain egoisme pribadi turut berkata, bagaimana saya dapat keluar atau bagaimana saya dapat pulang. Itulah. Padahal diri cukup tau bahwa merutuki hujan itu tak diperbolehkan. Tetapi kadang diri tak sadar untuk mengeluhkan keadaan. " Bukankah hujan adalah berkah? Berkah bagi saudara - saudara kita di Riau, berkah bagi pedagang jas hujan, berkah bagi penjual jasa ojek payung, berkah bagi para petani dan berkah bagi kita semua. Tak ada kehidupan tanpa adanya hujan yang diturunkan-Nya di bumi ini. Karena itu sangatlah tak bijaksana untuk mengeluhkan hujan sebab selalu ada berkah di setiap butiran air yang turun. Mari belajar..untuk selalu menyambut positif kala hujan turun, tanpa protes, tanpa keluhan dan tanpa kesedihan. Satu hal yang harus diingat, salah satu waktu yang diijabah Allah ketika berdoa yaitu doa di kala hujan. Yaa.. sambutan yang paling indah adalah dengan doa. Jadi mumpung musim hujan, mari banyak - banyak berdoa. Semoga Allah perkenankan." Nasihat Hati. #LeraningFromLife

Rejeki Penjual Jas Hujan

          Alhamdulillah..beberapa hari ini hujan telah menyapa riang Kota Yogyakarta. Di siang hari yang biasanya  kulit tersengat panas matahari dan peluh bercucuran di setiap senti tubuh, kini berkah langit mulai mengguyur, menyapu ramah kota budaya ini. Mendung. Adem. Angin, tak lupa turut menemani suasana yang memang sangat mendukung untuk hanya beristirahat di rumah saja ( baca : kos ). Sayangnya, sebagai orang yang punya hobi keluyuran dan menjelajah kesana kemari, ternyata amunisi untuk kegiatan "mbolang" masih belum lengkap. Di musim hujan yang mulai tiba ternyata saya tidak punya jas hujan. Walhasil dari kemarin pulang bepergian selalu sukses basah kuyup. Hmm.. ini darurat. Harus segera hunting jas hujan sepertinya.

          Saya tidak tahu harus mencari kemana. Hari ini setelah pulang dari warnet, dengan tubuh setengah basah saya menyempatkan diri mampir ke Kopma UGM. Di pinggir lemari minuman ternyata ada beberapa jas hujan yang digantung. Setelah dilihat - lihat dan dipilih - pilih ternyata tidak ada yang sesuai harapan. Akhirnya saya keluar dengan tangan kosong.

           Tiba - tiba saya gagal fokus. Saya berpikiran untuk membeli sepatu karet karena sepatu yang biasa dipakai masih basah akibat hujan kemarin. Dari kejadian itu tiba - tiba kebutuhan bertambah, saya butuh sepatu  karet. Saya ingat ada penjual sepatu itu di pinggir jalan depan kampus UNY dan saya langsung berangkat ke TKP. Di tengah jalan hujan turun semakin deras dan tiba - tiba saya menyesal, harusnya saya cari jas hujan dulu yang lebih penting. Yaa..sudahlah, sudah setengah jalan, perjalanan pun dilanjutkan. Sampai di lokasi ternyata Pak Penjual menggantung beberapa jas hujan di depan  tenda dagangannya. Wah..alhamdulillah bisa sekalian beli juga. Dipilih...dipilih...ditawar...ditawar..yah sayang sekali, saya bukan orang yang pintar menawar, dapat harga yang lumayan tinggi menurut saya. Tetapi yaa sudahlah..lagian hujan sudah turun semakin deras dan saya butuh itu. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli jas hujan dan tidak jadi membeli sepatu karena uang yang saya bawa pas - pasan.

          Sebelum pulang saya menyempatkan diri ke Mirota Kampus untuk cari payung, karena benda itu juga penting di musim hujan begini. Di lantai 3 Mirota sudah banyak orang dengan pikiran yang sama dengan saya, mereka tampak sibuk memilih - milih payung yang ada. Tersisa sedikit pilihan, yaa sudahlah tak apa - apa. Di samping boks yang berisi payung, saya sempat melirik di sampingnya ada berbagai macam jas hujan yang  dijual. Yaelah..jauh - jauh cari ternyata di mirota yang dekat kos juga ada. Karena penasaran, saya coba cek harganya. Dan...ternyata...dengan model yang sama harganya bisa setengah kali lebih murah harga yang saya beli tadi. Perasaan menyesal langsung menyelimuti diri. Hixs....hixs...

          Astaghfirullahal'adziim. Tak boleh menyesal ya. Setelah dipikir - pikir, mungkin itu memang rejekinya Bapak Penjual tadi. Ikhlaskan saja, niatkan untuk kebaikan memberi, hati ini menceramahi. Ada saja ya jalan Alkah untuk memberi rizki hambaNya. Kenapa tiba - tiba saya membeli di tempat itu, tempat yang lebih jauh, tak ada yang tau. Kalau itu dibilang kebetulan, juga pastinya tidak tepat, semua pasti sudah dituliskan olehNya..jauh sebelum kita ada. Karena itu jangan pernah ragu atas rejeki yang belum datang, karena Allah punya berbagai jalan untuk mendatangkannya, seperti rejeki Pak Penjual hari ini. Yakini saja. Insya Allah. #LearningFromLife

Rabu, 04 November 2015

Pengalaman Mengikuti Seleksi Beasiswa LPDP

          Banyak orang yang menanyakan kepada saya mengenai pengalaman mengikuti seleksi beasiswa LPDP, karena itu saya memutuskan untuk menuliskannya. Siapa yang tak kenal dengan beasiswa LPDP?Beasiswa yang  dikelola oleh Kementrian Keuangan melalui dana abadi pendidikan ini merupakan salah satu beasiswa favorit yang diincar oleh banyak orang saat ini. Dalam setahun ada 4 periode pendaftaran yang memberikan kesempatan cukup besar untuk mendaftar di waktu kapan saja yang kita inginkan. Saya pribadi sudah cukup lama tau mengenai beasiswa ini, tetapi baru punya kesempatan mendaftar di tahun 2015 ini, tepatnya pada periode ke-2 bulan April. Untuk seleksi awal, yang perlu dipersiapkan yaitu berkas - berkas   administrasi. Utamanya pada sertifikat TOEFL / IELTS yang banyak menjadi kendala saya dan bisa jadi sebagian besar calon pendaftar yang lain yang mensyaratkan skor TOEFL ITP 500 untuk tujuan dalam negeri dan 550 untuk tujuan luar negeri. Persiapkan sedini mungkin. Jika ada rencana ingin mencari beasiswa, ada baiknya segera belajar bahasa Inggris baik melalui kursus ataupun belajar otodidak . Syarat - syarat lainnya tak terlalu susah, seperti ijazah, transkrip, foto dan berkas - berkas lain yang harus diupload ketika mendaftar secara online dan juga yang tak ketinggalan yaitu esai yang harus dibuat. Pada saat saya mendaftar, ada 2 esai yang harus dibuat yaitu " Peranku bagi Indonesia " dan " Sukses Terbesar dalam Hidupku " selain dengan rencana studi tentunya. Tetapi untuk periode berikutnya nampaknya tema yang diberikan berbeda. Hati - hati dalam membuat esai dan mengisi formulir pendaftaran, karena dari situlah nanti banyak pertanyaan akan muncul pada saat wawancara jika telah lolos seleksi administrasi. Isilah data dengan  sebenar - benarnya dan kita harus mengerti betul apa yang kita telah tuliskan. Jangan sampai nantinya saat wawancara kita "dibantai" oleh apa yang kita tulis sendiri.
               Selagi syarat  sudah lengkap dan kita telah mengisi data dengan benar, dapat dipastikan kita lolos seleksi administrasi yang kemudian akan membawa kita pada tahapan seleksi berikutnya yaitu LGD ( Leader Group Discussion ) dan juga wawancara. Untuk periode saat ini sepertinya ada tambahan seleksi yaitu essay on the spot. Tetapi karena saya tidak mengalaminya langsung, jadi mohon maaf kalau saya tidak dapat menuliskannya di sini. Tetapi untuk tahapan seleksi yang lain kurang lebih sama. Dengan banyaknya peserta yang mendaftar, saya rasa LPDP mampu mengatur dengan baik sehingga antara peserta satu dengan yang lain memiliki jadwal masing - masing yang berbeda sehinggga tak perlu untuk menunggu atau mengantri lama. Ada yang kebagian LGD dan wawancara dalam satu hari, ada pula yang dapat keduanya di hari berbeda. Untuk urutannya pun beragam antara yang satu dengan yang lain. Ada yang LGD dulu baru wawancaraaa, ada juga yang sebaliknya. Tergantung rejeki masing - masing orang rupanya.

             Waktu itu saya mendapat kesempatan untuk LGD dan wawancara dengan hari yang berbeda. Persiapan yang dapat dilakukan, untuk saya pribadi, saya senang belajar dari pengalaman orang lain. Banyak browsing mengenai pengalaman orang lain yang pernah mengikuti seleksi sebelumnya ataupun dengan mengikuti perkembangan grup facebook dari para pencari beasiswa LPDP. Sangat mencerahkan, paling tidak ada yang bisa kita persiapkan untuk berperang. Saya mendapatkan hari yang berbeda untuk LGD dan wawancara. Hari pertama saya mengikuti LGD dengan tim yang telah dibagi acak oleh pihak LPDP. Di sini menurut saya ada faktor luck juga yang berperan, kalau kita mendapat kelompok yang kompak, semua akan berjalan lancar, bisa juga sebaliknya yang terjadi, karena nantinya kita akan bertemu dengan orang - orang baru yang belum kita kenal sebelumnya dan tentu saja karakter masing - masing pun kita belum tahu.  Tetapi yang jelas sebagai persiapan, berdasarkan informasi saya peroleh dari mana saja dan juga dari pengalaman saya sendiri, saya dapat memberikan sedikit saran bahwa dalam LGD kita tidak boleh mendominasi ataupun terlalu pasif. Biasa saja. Supaya kompak, paling tidak dalam satu kelompok semua anggota harus berbicara. Bagi yang telah berbicara, hindari ego ataupun keinginan untuk ingin terus - terusan bicara dan menguasai forum, ada baiknya beri kesempatan yang lain untuk berbicara. Ketika semua selesai berbicara barulah berbicara lagi jika ada yang ingin disampaikan. Hmm...terkadang bagi yang tak terbiasa agak susah untuk menahan diri untuk tidak terus menguasai forum. Dalam kelompok saya yang sebagian besar Alhamdulillah lolos ...masing - maisng hanya bicara sebanyak dua kali saja, secara merata. Artinya satu - satu bicara bergiliran, yang sudah bicara diam dan persilakan yang lain untuk bicara. Mengenai apa yang dibicarakan tak perlu terlalu muluk - muluk atau harus bagaimana...nilai plus kalau misalkan kita punya ide yang berbeda. Namun kalau toh kita benar - benar blank tak tahu harus bicara apa, jalan lainnya dapat memberikan pernyataan setuju atau tak setuju dengan pendapat teman yang telah mengutarakan pendapatnya terlebih dahulu, sambil mengemukakan alasan pribadi dan beberapa tambahan tentunya.Waktu yang diberikan sekitar 20 - 30 menit dan dipantau oleh dua orang psikolog. Tetap tenang, kuasai diri dan jangan lupa manajemen waktu harus diperhatikan.
                Keesokan harinya saya mengikuti seleksi wawancara. Rasanya seperti disidang, bertempat di aula terbuka dengan dua orang profesor dan seorang psikolog yang siap menghujani kita dengan pertanyaan - pertanyaan yang entah apa. Saran saya, jauh - jauh hari sebelumnya kumpulkan pertanyaan dari berbagai macam sumber ( googling saja, sudah banyak yang memposting mengenai hal tersebut kok ). Kemudian coba jawab pertanyaan tersebut dengan jawabanmu sendiri sehingga ketika hari-H kita wawancara kita ada gambaran, tidak benar - benar blank dan pastikan tahu harus bicara apa.Waktu itu saya hanya ditanya oleh dua orang pewawancara, karena bapak yang satu lagi adalah alumni universitas yang sama dengan saya sehingga beliau tak ikut bertanya. Dua orang, psikolog dan profesor tersebut mencecari saya dengan berbagai pertanyaan, terutama dari yang telah saya tulis, baik di formulir pendaftaran, di esai dan rencana studi. Ya itulah yang ditanyakan. Tetapi ada juga sih yang di luar dari itu. Siap - siap saja, apapun pertanyaannya menjawablah dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Menurut pengalaman, ada yang ditanya menggunakan bahasa inggris, ada yang bahasa Indonesia ada juga yang campur - campur. Untuk saya sendiri, Alhamdulillah pewawancara bertanya menggunakan bahasa Indonesia sepenunya, hanya sedikit di tengah - tengah ketika bertanya mengenai rencana studi menggunakan bahasa Inggris. Itu pun saya menjawabnya agak asal - asalan karena memang saya tak terlalu bisa bahasa Inggris. Hehe...Jadi ada baiknya persiapkan diri siapa tahu nantinya ditanya menggunakan bahasa Inggris, terutama bagi yang ingin melanjutkan ke luar negeri.
           Sebagai catatan di sini, yaitu yang pertama seperti yang saya telah jelaskan sebelumnya, kuasai apa yang kamu tuliskan melalui formulir pendaftaran ataupun esai dan coba dikira - kira sendiri pertanyaan - pertanyaan apa saja yang bisa jadi muncul berdasarkan apa yang telah dituliskan, kedua kuasai rencana studi yang ingin kamu ambil secara detail, ketiga yang terpenting pastikan kontribusi yang telah, sedang dan akan kamu lakukan melalui ilmumu ataupun kegiatan organisasimu untuk Indonesia. Bagian yang ketiga ini harus yang konkrit ya, jangan yang umum misalnya ingin membangun Indonesia atau berbakti kepada nusa dan bangsa. Bagaimana cara berbakti kepada nusa dan bangsa, wujudnya bagaimana, terangkan dengan spesifik. Sampai di sini saja ya cerita dari saya. Kuncinya adalah berusaha sebenar - benarnya dan berdoa sebanyak - banyaknya. Good Luck !!!!